ROSTOV-ON-DON, RABU Brasil punya segalanya untuk memenangi Piala Dunia 2018. Tim bertabur bintang klub ternama, penggenggam rekor juara lima kali, ditambah dua kali menjadi tuan rumah Piala Dunia. Namun, Swiss sebagai lawan pembuka Brasil di Grup E percaya diri dengan serangkaian awal yang baik.
Brasil akan menghadapi Swiss di Rostov Arena, Rostov-on-Don, Rusia, pada Senin (18/6/2018) pukul 01.00 WIB. Tak banyak sebenarnya yang bisa dicatat soal rivalitas Brasil dan Swiss. Tim beda benua tersebut sekali bertemu di Piala Dunia 1950. Saat itu, kedua tim bermain imbang 2-2 pada babak penyisihan Grup 1. Brasil melaju hingga final, sedangkan ”Die Nati” gagal melewati babak penyisihan. Namun, pada laga uji coba 14 Agustus 2013, Swiss memetik kemenangan 1-0 atas Brasil.
Swiss tak punya prestasi luar biasa, paling jauh hanya menembus perempat final Piala Dunia. Meski demikian, Swiss yang menempati peringkat keenam FIFA pantang gentar menghadapi raksasa sepak bola Brasil. Kiprah Swiss belakangan ini juga cukup cemerlang.
Pelatih Swiss Vladimir Petkovic percaya diri timnya bermain bagus. Seusai mendapat kepastian meraih slot bertanding di Piala Dunia, Swiss terus melewati babak kualifikasi dengan mulus hingga merebut tiket setelah mengungguli Irlandia Utara pada babak play off.
Bermain 10 kali pada babak kualifikasi dengan hasil nyaris sempurna, bisa menjadi modal Swiss menghadapi tim ”Samba”. Hanya satu kali Swiss kalah saat melawan kekuatan utama Eropa, Portugal.
Banyak pengamat menduga, Swiss bakal kelabakan dengan posisinya yang termasuk Grup E bersama Kosta Rika, Brasil, dan Serbia. Brasil dan Serbia dikhawatirkan menjadi lawan yang bisa menaklukkan Swiss hingga tim berseragam merah dan putih itu angkat koper hanya dalam beberapa hari.
Kosta Rika juga menjadi lawan yang perlu diperhitungkan dengan pencapaiannya menembus babak perempat final di Piala Dunia 2014. Namun, Swiss punya amunisi ampuh, yakni pengalaman mencukur Panama dengan skor 6-0 pada laga persahabatan di Lucerne, Swiss, pada Maret 2018.
Kemenangan itu menumbuhkan optimisme menghadapi Kosta Rika setelah Swiss mampu mengatasi permainan gaya negara Amerika Tengah tersebut. Swiss pun punya bekal pemain-pemain klub mentereng. Manuel Akanji, misalnya, menjadi benteng di lini belakang dengan modalnya sebagai bek Borussia Dortmund.
Akanji yang sedang naik daun bermain cemerlang saat melawan Irlandia Utara. Selain itu, Ricardo Rodriguez, bek Swiss yang membela klub AC Milan, membuktikan perannya yang juga mencetak gol bagi klubnya.
Sementara, perjalanan Brasil menuju Piala Dunia 2018 lebih berliku dengan catatan 12 kemenangan, lima seri, dan satu kekalahan pada babak kualifikasi. Kecemasan melanda Brasil kala tulang punggung timnya, Neymar, terancam tidak bisa bermain di Piala Dunia 2018.
Pemain termahal di dunia itu cedera pada akhir Februari 2018. Tulang metatarsal kelingking kaki kanan penyerang andal tersebut retak dan pergelangan kakinya terkilir. Meski sudah bisa bermain, gangguan akibat cedera tersebut masih membayangi Neymar.
”Kondisi Neymar sudah baik, tetapi dia harus mengalahkan ketakutannya. Jika pemain baru pulih dari cedera serius, ketakutan itu normal,” ujar kiper Brasil, Alisson.
Tidak bisa dimungkiri, Neymar masih menjadi pusat perhatian dunia saat dunia mengulas Brasil.
Brasil dan Swiss akan mencoba peruntungannya setelah laga terakhir lebih dari 50 tahun lalu. Brasil diunggulkan menjadi pemenang. Namun, bukan tidak mungkin Swiss memberikan kejutan. (AP/AFP/BAY)