Yulvianus Harjono & Herpin Dewanto dari Moskwa, Rusia
·4 menit baca
Tuan rumah Rusia akan memulai langkah beratnya di Piala Dunia 2018 menghadapi Arab Saudi pada laga pembuka, Kamis (14/6/2018), di Stadion Luzhniki, Moskwa. ”Sbornaya”, julukan timnas Rusia, memikul beban berat menjaga tradisi positif laga pembuka Piala Dunia dan mengusir pesimisme rakyat Rusia.
MOSKWA, KOMPAS - Secara tradisi, tuan rumah Piala Dunia hampir selalu menuai hasil positif pada laga pembuka Piala Dunia. Dalam sembilan edisi terakhir, tuan rumah tidak pernah kalah dari lawan-lawannya. Enam laga pembuka berakhir dengan kemenangan bagi tuan rumah, seperti dilakukan timnas Brasil, empat tahun lalu.
”Kenapa kami akan memenangi laga esok? Karena kami sangat menginginkannya,” ujar Pelatih Rusia Stanislav Cherchesov yang tampil percaya diri pada jumpa pers di Stadion Luzhniki, Rabu (13/6/2018).
Cherchesov sempat berada dalam tekanan menyusul serentetan hasil buruk Sbornaya di laga internasional. Mereka tidak pernah menang di tujuh laga terakhir, bahkan sempat menelan tiga kekalahan beruntun sebelum menahan imbang Turki 1-1 pada laga uji coba pekan lalu. Oleh publik Rusia, Sbornaya dianggap kurang matang karena tampil di Piala Dunia Rusia secara otomatis tanpa melewati proses berat, yaitu kualifikasi.
Tak ayal, sebagian warga Rusia merasa skeptis timnas mereka bisa berbuat banyak, apalagi lolos dari penyisihan Grup A yang diisi dua tim lain yang lebih difavoritkan, yaitu Mesir dan Uruguay. Sejumlah warga asli Rusia, seperti Anzor (10), lebih mendukung tim lain, seperti Jerman. ”Mereka (Jerman) lebih banyak punya pemain hebat,” ujarnya ditemui terpisah di Vatutinki.
Cherchesov membenarkan adanya skeptisisme itu. Baginya, penilaian negatif itu menjadi cambuk bagi timnya untuk tampil lebih baik.
”Kami berharap opini publik tentang tim ini berubah lebih baik setelah laga perdana. Kami ingin mengubahnya lewat kerja keras dan penampilan di lapangan,” ujar mantan kiper pada era Uni Soviet ini.
Untuk itu, Rusia tidak akan segan mengambil inisiatif serangan saat menghadapi Arab Saudi di Luzhniki malam nanti. Sbornaya, seperti dikatakan striker Artem Dzyuba, Selasa (12/6/2018), akan didukung puluhan ribu warga Rusia di Stadion Luzhniki. Rusia ingin menghapus stigma buruk sekaligus mengejar kemenangan pertamanya di Piala Dunia setelah 2002, yaitu di Korea Selatan-Jepang.
”Tidak ada pilihan lain, kami harus menang di laga ini. Kami ingin memberikan hal yang membanggakan bagi rakyat ini. Namun, kami harus tetap mewaspadai tim lawan. Mereka tentunya juga ingin mengejar kemenangan, tidak diam bertahan,” ujar Dzyuba di markas latihan timnas Rusia di Novogorsk.
Dzyuba menambahkan, timnya wajib menang di laga perdana jika ingin memuluskan ambisi lolos dari penyisihan grup. Bagi Rusia, lolos ke babak 16 besar adalah target minimal yang harus dikejar demi membuat rakyat negara itu bangga.
Rusia telah cukup lama menanti ke fase itu. Kali terakhir mereka lolos ke putaran kedua atau fase 16 besar adalah pada Piala Dunia Meksiko 1986. Saat itu, negara Federasi Rusia belum berdiri dan masih diwakili Uni Soviet.
Kestabilan psikologi
Untuk memenuhi ambisi itu, Sbornaya ditempa di wilayah yang sunyi, yaitu Pusat Olimpiade Rusia di Novogorsk. Di sana, mereka bisa berkonsentrasi dalam latihan. Dzuyaba mengatakan, timnya juga sudah mempelajari kekuatan dan kelemahan tim Arab Saudi lewat rekaman video selama ditempa di kawasan di barat laut Moskwa itu.
”Dengan tampil di rumah sendiri, saya berharap tidak lagi gugup seperti empat tahun lalu (di Brasil). Kami butuh ketenangan dan kestabilan psikologi. Kini, saya merasa lebih baik ketimbang empat tahun lalu,” ujar Aleksandr Samedov, gelandang senior Rusia, yang merasakan manfaat berlatih di Novogorsk.
Sementara itu, Arab Saudi bakal menghadapi Rusia dengan kepercayaan diri tinggi. Laga uji coba melawan Jerman, pekan lalu, menjadi modal mereka. Saat itu, meski kalah 1-2, Arab Saudi bisa merepotkan juara dunia bertahan.
”Kami memperlihatkan permainan level tinggi saat itu. Kami berharap bisa mengulanginya pada laga Kamis ini. Kami sangat senang bisa menjadi bagian dari pembuka ajang terpenting di dunia ini,” ujar Osama Hawsawi, kapten tim Arab Saudi.