Rusia bakal menghadapi Mesir yang kembali ke ajang Piala Dunia setelah menghilang selama 28 tahun. Mesir bukanlah Arab Saudi yang digilas 5-0 oleh Rusia pada laga perdana Grup A. Kali ini, skuad ”Sbornaya” harus menghentikan pesta kemenangan itu dan menyambut ”Sang Raja Mesir” di Saint Petersburg, Rabu (20/6/2018) pukul 01.00 WIB.
Saint Petersburg, Kompas Optimisme Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 sempat berkobar setelah menang atas Arab Saudi, Kamis pekan lalu. Berkat kemenangan telak itu, mereka kini memuncaki klasemen Grup A dengan tabungan lima gol tanpa kebobolan. Harapan mereka untuk melaju ke babak berikutnya masih terbuka lebar.
Rusia sudah membayangkan bisa kembali mengulang sukses pada 1966 ketika menembus babak semifinal. Terakhir, pada Piala Dunia 1970, mereka melangkah hingga perempat final. Dengan keuntungan sebagai tuan rumah yang memiliki banyak pendukung, kali ini Rusia semakin percaya diri.
Namun, di Saint Petersburg, mereka akan menghadapi tim yang memiliki satu pemain yang sedang menjadi idola bagi banyak orang, yaitu Mohamed Salah. Pemain Liverpool yang dijuluki ”Raja Mesir” itu kemungkinan akan dimainkan saat melawan Rusia. Pada saat dikalahkan Uruguay 0-1, Pelatih Mesir Hector Cuper tidak memainkan Salah karena alasan kebugaran.
Salah, sebagai bintang yang sangat dinantikan di Piala Dunia 2018, mengalami dislokasi tulang bahu saat tampil di final Liga Champions musim 2017-2018. Meski sempat diragukan bakal bisa tampil di Rusia, ia tetap masuk skuad dan laga kontra Rusia diprediksi bakal menjadi debutnya di Piala Dunia.
”Kami sangat paham siapa Mo Salah. Memang Mesir kalah (dari Uruguay) tanpa Salah. Namun, jika ia tampil besok, kami sangat siap. Kami siap menghadapi siapa pun,” kata Pelatih Rusia Stanislav Cherchesov dalam jumpa pers di Stadion Saint Petersburg, Senin (18/6/2018). Cherchesov menegaskan bahwa Rusia punya misi sendiri di Piala Dunia dan mereka tidak mau terganggu oleh satu pemain lawan.
Pelatih yang dulu pernah bermain sebagai kiper klub Spartak Moskwa itu mengatakan, Mesir adalah sebuah tim dan bukan Salah semata. Mesir masih punya banyak pemain lain yang patut diwaspadai, seperti bek Ahmed Hegazi (West Bromwich Albion), bek Ahmed Fathi (Al Ahly), dan gelandang Mohamed Elneny (Arsenal).
Hegazi dan Fathi menunjukkan kemampuannya saat melawan Uruguay. Mereka bisa membuat Luis Suarez dan Edinson Cavani frustrasi. Mereka membangun pertahanan yang solid dan sulit ditembus. Satu titik lemah yang bisa dieksploitasi oleh Rusia adalah antisipasi bola-bola mati Mesir yang kurang bagus.
”Kami besok akan bermain melawan 11 orang, tidak hanya melawan Salah. Namun, kami juga sudah paham bagaimana menghentikan laju Salah,” kata Cherchesov.
Meski demikian, lanjut Cherchesov, itu bukan berarti Rusia membutuhkan pemain seperti Sergio Ramos, bek Spanyol dan Real Madrid, yang bisa membuat Salah cedera pada final Liga Champions lalu.
Strategi berbeda
Cherchesov mengatakan, timnya akan menggunakan strategi yang berbeda saat menghadapi Mesir. Keluwesan mengatur strategi sangat dibutuhkan untuk menjalani turnamen sebesar Piala Dunia ini. Rusia pun sudah mempelajari Mesir, dan Cherchesov mengakui persiapan mereka sudah sangat matang.
”Kami tidak hanya melihat Mesir saat melawan Uruguay, tetapi juga laga-laga terakhir mereka,” kata Cherchesov.
Pelatih yang memimpin tim nasional Rusia sejak 2016 itu pun kembali mengandalkan gelandangnya, Alexander Golovin, yang tampil memukau pada laga pertama. Melawan Arab Saudi, Golovin mencetak satu gol dan membuat dua asis.
Namun, Rusia juga kehilangan Alan Dzagoev yang mengalami cedera hamstring pada laga perdana. Cherchesov merasa ini adalah kerugian besar dan baru bisa menentukan pengganti Dzagoev ketika menjelang laga.
Sementara Mesir harus memburu poin dari Rusia dan selanjutnya Arab Saudi untuk mengamankan kans melaju ke babak berikutnya. Untuk itu, bagi Cuper, Salah menjadi kunci dalam laga nanti.
”Salah memang penting, tetapi anda juga harus memiliki tim yang penting,” kata Cuper seusai laga kontra Uruguay.
Salah disimpan saat melawan Uruguay supaya dia benar-benar siap menghadapi Rusia. Apalagi, ketika melihat penampilan Rusia pada laga perdana, Cuper tidak mau mengambil risiko yang terlalu besar.
Peluang Mesir memetik poin penuh di laga melawan Rusia relatif terbuka. Jika melihat performa mereka saat melawan Uruguay, mereka berbahaya saat melakukan serangan balik yang dimulai dari Elneny dan tusukan Trezeguet melalui sayap.
Kekurangan Mesir di laga perdana mereka itu adalah mesin gol. Penyelesaian akhir yang lemah di laga Uruguay bisa diselesaikan Mo Salah ”Sang Raja Mesir”.
Di St Petersburg, keberadaan Salah di lapangan akan membangkitkan kepercayaan diri rekan-rekannya untuk berjuang memenangi dua laga tersisa, melawan Rusia dan Arab Saudi. Sang Raja Mesir telah menuntun Mesir melalui jalan panjang berliku menuju Rusia. Kini, tiba momen krusial bagi mereka, apakah akan melangkah lebih jauh atau terhenti lebih awal.
Kekalahan dari Rusia bisa dipastikan menjadi bencana bagi Mesir. Kekalahan memaksa mereka angkat koper lebih awal. Itu bukan yang diimpikan oleh Mo Salah dan jutaan penduduk Mesir. Ini laga yang akan sangat ketat karena Rusia juga menargetkan tiga poin di laga ini untuk mengamankan tiket ke babak 16 besar. Jika target Rusia meleset, laga terakhir mereka melawan Uruguay bisa berujung petaka, yaitu memperpanjang catatan tak pernah lolos grup setelah Uni Soviet bubar.