Hampir tak ada yang mustahil bagi Cristiano Ronaldo. Demikian cerminan pada laga Portugal dan Spanyol di Stadion Olympic Fisht, Sochi, Rusia, Jumat (15/6/2018). Para pemain Portugal yang frustrasi saat tertinggal satu gol pada pengujung pertandingan menggantungkan nasib pada sang penyelamat: Ronaldo.
Juru selamat itu membuat doa mereka terkabul. Ronaldo menggenapkan hattrick dengan mencetak gol ketiganya pada menit ke-88. Pagar betis di depan gawang Spanyol tak mampu menahan tembakan melengkung yang dilancarkan pemain depan klub Real Madrid itu.
Para pemain ”La Furia Roja” pun tertunduk lemas setelah gagal memetik tiga poin. Ronaldo menyelamatkan Portugal terjerumus ke dasar Grup B. Sebelumnya, Ronaldo juga mencetak gol pada menit ke-4 dan menit ke-44. Sementara gol Spanyol terjadi menit ke-24, 55, dan 58.
Bagi Ronaldo yang pernah lima kali meraih penghargaan Ballon d’Or atau pemain terbaik itu, pencapaian saat melawan tim unggulan Spanyol tersebut memiliki arti penting.
Hasil dramatis dengan susul-menyusul gol membuat pertandingan itu pun layak dianggap salah satu laga paling spektakuler Piala Dunia 2018 sejauh ini. Di sisi lain, laga itu juga menunjukkan keperkasaan sekaligus ketergantungan ”Selecao” kepada pribadi Ronaldo.
Kepiawaian Ronaldo diperoleh tak semudah membalik tangan. Ronaldo berlatih jauh lebih keras dari rekan-rekannya. Frekuensi latihan Ronaldo lima kali per minggu dengan banyak sekali berlari, push up, angkat beban, dan sit up, disertai diet ketat secara disiplin.
Ronaldo juga berlatih menendang bola dengan berbagai cara. Kaki dan kepala Ronaldo sama berbahayanya bagi lawan. Tak heran, Ronaldo mampu mencetak gol meski situasinya genting seperti yang dilakukan pada pengujung pertandingan melawan Spanyol.
Ketergantungan terhadap Ronaldo disiratkan pemain penyerang Portugal, Andre Silva. Menurut dia, para pemain ”Selecao” bakal kesulitan jika bermain tanpa Ronaldo.
”Sekarang, Ronaldo bersama kami. Tentu, kami berharap Ronaldo terus bersama Portugal. Tak perlu berspekulasi soal itu,” ujarnya.
Dependensi rekan-rekannya terhadap Ronaldo juga ditunjukkan pada Piala Eropa 2016. Saat itu, Ronaldo mengalami cedera sehingga permainan Portugal menjadi timpang. Meski menjadi juara, Portugal tak bermain sesuai harapan. Lawan ”Selecao” saat itu, Perancis, ditaklukkan hanya dengan skor 1-0. Itu pun gol terjadi pada perpanjangan waktu atau menit ke-109 yang dicetak pemain depan Eder.
Ketatnya latihan Ronaldo bahkan membuat pemain Perancis, Patrice Evra, kapok bertandang ke rumahnya. Evra, mantan rekan Ronaldo saat di klub Inggris, Manchester United, mengatakan, dia pernah datang seusai latihan. Saat dijamu makan, ternyata yang tersaji hanya sayuran dan daging ayam dengan rasa tawar. Minuman yang tersedia hanya air putih. ”Kami mulai makan. Saya pikir, makanan lain akan dihidangkan. Saya salah. Ronaldo selesai makan, berdiri, lalu mengajak latihan lagi,” katanya.
Ronaldo bahkan tak memberikan kesempatan Evra untuk menyelesaikan makannya. ”Dia tak mau berhenti bermain. Ronaldo adalah mesin. Saran saya, kalau Ronaldo mengundang, jangan datang,” ujarnya.
Pada Rabu (20/6/2018) ini, pukul 19.00 WIB, Portugal bakal menghadapi Maroko di Stadion Luzhniki, Moskwa. Keberadaan Ronaldo pun bakal kembali menjadi tumpuan timnya untuk memenangi laga. (AFP/BAY)