Keluwesan skuad ”Sbornaya” dalam menghadapi setiap lawan pada Piala Dunia 2018 menjadi kunci bagi tim asuhan Pelatih Stanislav Cherchesov ini bisa mengulang kejayaan era Uni Soviet.
SAINT PETERSBURG, KOMPAS Rusia hampir pasti lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2018 setelah mengalahkan Mesir 3-1 di Stadion Saint Petersburg, Rabu (20/6/2018) dini hari WIB. Setelah menjalani dua laga, Rusia menjadi tim yang paling banyak mengemas gol, yakni delapan. Usai menggilas Arab Saudi 5-0, mereka mencetak tiga gol ke gawang Mesir.
Skuad Sbornaya maupun warga Rusia sendiri terkejut karena mereka tidak pernah menang dalam tujuh laga terakhir sebelum Piala Dunia. Mereka baru bisa menembak tepat ke gawang lawan dalam dua laga terakhir sebelum melawan Arab Saudi.
Mereka kini berubah menjadi tim paling agresif dan melancarkan total 97 serangan ke pertahanan Arab Saudi maupun Mesir. Jika mereka tampil konsisten, mereka bisa kembali melangkah ke fase gugur untuk pertama kalinya setelah 1986, saat masih menjadi Uni Soviet.
Peran Cherchesov sangat besar di balik perubahan penampilan Rusia. Mantan penjaga gawang Spartak Moskwa ini mampu mengevaluasi diri, memperbaiki kesalahan, dan memberikan kepercayaan diri kepada pemain.
Sehari sebelum menghadapi Mesir, Cherchesov dalam jumpa pers mengatakan, ia selalu mempelajari setiap tim yang akan dihadapinya. Strategi yang diterapkan akan selalu berbeda untuk setiap lawan. Ia pun tidak merasa khawatir meski Mesir sudah sesumbar akan menurunkan bintang mereka, Mohamed Salah. ”Saya sudah tahu bagaimana menghentikan dia (Salah),” katanya waktu itu.
Ucapannya itu terbukti ketika Mesir kesulitan menembus pertahanan Rusia di Stadion Saint Petersburg. Salah, sang ”Raja Mesir”, juga mendapat pengawalan ketat sehingga tidak berbahaya seperti saat ia tampil bersama Liverpool. Ia baru bisa menggoyang jala gawang Rusia pada menit ke-73, itu pun dari titik penalti.
Eksploitasi kelemahan
Sebaliknya, Cherchesov sangat cerdik mengeksploitasi kelemahan Mesir. Ia sengaja memainkan Artem Dzyuba sebagai striker, bukan Fedor Smolov yang tampil melawan Arab Saudi. Cherchesov tahu, Mesir lemah dalam mengantisipasi bola-bola atas sehingga Dzyuba yang punya tinggi 196 sentimeter dirasa paling cocok.
Sepanjang laga, Mesir memang kewalahan saat mempertahankan bola. Umpan-umpan mereka dapat dengan mudah dipotong para pemain Rusia. Sbornaya juga lebih unggul ketika beradu fisik. Gol bunuh diri bek Mesir, Ahmed Fathi, pun menjadi pintu bagi Rusia untuk lebih menggila.
Penampilan gemilang Rusia juga terjadi berkat peran pemainnya, Denis Cheryshev. Walaupun ia baru bermain selama 33 menit di dalam tim asuhan Cherchesov sebelum Piala Dunia, Cheryshev kini tampil menjadi pahlawan Rusia.
Pemain yang bergabung di klub Villarreal, Spanyol, itu mulai bersinar pada laga perdana melawan Arab Saudi ketika ia mencetak dua gol setelah masuk menggantikan Alan Dzagoev yang cedera. Mendapat kepercayaan penuh untuk tampil melawan Mesir, Cheryshev kembali mencetak satu gol. Total ia telah mengemas tiga gol dan menguntit bintang Portugal, Cristiano Ronaldo, dalam daftar pencetak gol terbanyak.
”Saya tidak menyangka bisa menjadi man of the match dua kali (melawan Arab Saudi dan Mesir). Yang terpenting adalah apa yang saya lakukan membantu tim untuk menang,” kata Cheryshev, yang ditemui di area mixzone seusai melawan Mesir.
Berbeda dengan pemain Rusia yang bergembira, para pemain Mesir tampak murung. Mereka tidak mau berkomentar saat ditanya para wartawan. Mereka hanya mau berpelukan dengan wartawan asal Mesir yang memberikan semangat. Kekalahan dari Rusia memang menjadi pukulan keras bagi Mesir. Mereka harus angkat kaki Rusia meski sudah bermimpi melaju jauh karena memiliki Salah.
Gembira
Di luar lapangan, kemenangan kedua Sbornaya ini disambut puluhan ribu pendukung mereka yang berpesta di Moskwa. ”Ro-ssi-ya, Ro-ssi-ya,” teriak para fans Rusia setelah meninggalkan area FIFA Fans Zone, tempat berkumpulnya para suporter, di kawasan Sparrow Hills, Kota Moskwa. Teriakan itu terdengar hingga stasiun bawah tanah.
”Sungguh luar biasa. Kami nyaris tidak percaya. Anda tahu sendiri, Mesir punya Salah, tetapi kami bisa mengatasi mereka,” kata Kate Ekaterina (23), fans Rusia yang hadir di FIFA Fans Zone.