SAMARA, RABU Australia akan menyusul Mesir meninggalkan Piala Dunia 2018 jika kalah dari Denmark pada penyisihan Grup C, Kamis (21/6/2018) pukul 19.00 WIB di Samara Arena. Tim asuhan Pelatih Bert van Marwijk itu dituntut menang jika ingin menjaga peluang menembus fase gugur di turnamen itu. Beban untuk menang harus diraih karena di laga perdana tim berjuluk ”Soccceroos” itu telah kalah 1-2 dari Perancis.
Saat perlu poin kemenangan, lawan yang akan dihadapi Mile Jedinak dan kawan-kawan ini cukup berat. Tim ”Dinamit” Denmark punya tabungan 3 poin setelah menang 1-0 atas Peru pada laga perdana.
Mengalahkan Australia akan memberi satu tempat bagi Denmark di babak 16 besar. Melihat hal tersebut, Marwijk tak punya pilihan, kecuali untuk menang. Peluang masih ada untuk mengatasi tim yang diasuh oleh Pelatih Age Hareide ini.
Marwijk bisa menarik memori dari pertemuannya dengan Hareide pada 15 Oktober 2008. Saat itu, Marwijk yang melatih Belanda menang 1-0 atas Norwegia yang ditangani Hareide. Laga itu bagian dari kualifikasi Piala Dunia 2010 zona Eropa.
Pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Marwijk bersama Belanda menang 2-0 atas Denmark yang dilatih Marten Olsen di penyisihan Grup E. Di turnamen itu, Marwijk membawa Belanda ke final, tapi akhirnya kalah 0-1 dari Spanyol.
Dengan Denmark yang belum kalah di lima laga terakhir bersama Hareide, Marwijik tetap punya kopi resep untuk menang. Namun, bahan ramuannya ialah pemain Australia, dan bukan Belanda.
Toh, Marwijk dinilai punya kartu joker untuk membuat keajaiban. Peluang menang itu adalah duet penyerang tertua Tim Cahill (38) dan penyerang termuda, Daniel Arzani (19). Cahill tak dimainkan melawan Perancis, sedangkan Arzani diturunkan sebagai cadangan.
”Pemain yang tidak bisa diduga penampilannya di sini adalah Daniel Arzani,” kata Mark Bosnich, kiper Australia 1993-2000.
Arzani yang baru tiga kali membela Australia dan mencetak satu gol akan jadi unsur kejutan yang sulit diantisipasi lawan. ”Dia (Arzani) yang paling mendekati Harry Kewell, pemain yang saat mendapat bola mampu melewati lawan dan berbuat sesuatu,” kata Bosnich.
Adapun Stan Lazaridis, punggawa Australia di Piala Dunia 2006, menambahkan, Cahill sangat berpengalaman dan dibutuhkan untuk laga krusial. ”Sejauh ini, Timmy (Cahill) yang bisa mengeluarkan tim dari kondisi kritis,” ujarnya.
Marwijk belum mau membocorkan skuad inti melawan Denmark. Namun, opsi menurunkan Cahill, Arzani, atau keduanya turut ditimbang. Ia juga masih percaya Australia punya peluang lolos dengan mengalahkan Denmark. ”Ini belum jalan akhir,” katanya.
Ambisi
Denmark berambisi menyamai prestasi mereka saat juara Piala Eropa 1992 sebagai tim pengganti Yugoslavia. Namun, mereka tahu diri, Piala Dunia lebih sulit dimenangi. Kejutan jelas tak cukup meski Meksiko sudah melakukannya dengan mengalahkan juara bertahan Jerman 1-0 di Grup F.
”Kejutan tak akan mampu mengantar kami menjadi juara,” kata gelandang Christian Eriksen. Ia menilai timnya belum dalam kondisi terbaik melawan Peru yang bermain rapi dan agresif. Penampilan gemilang kiper Kasper Schmeichel turut membantu Denmark terhindar dari kekalahan.
”Di Piala Dunia tak banyak peluang. Tak harus bermain sepak bola menawan karena kemenangan lebih dibutuhkan,” ujar Eriksen. (AFP/REUTERS/BRO)