Tim nasional sepak bola Rusia menjungkirbalikkan logika dan pesimisme di Piala Dunia 2018. Sebagai tim terbuncit dan sempat disebut generasi terburuk sepanjang sejarah Rusia, tim ”Sbornaya” justru melesat dan menjadi tim pertama yang hampir pasti lolos ke babak 16 besar. Rahasia kegemilangan mereka tersimpan di Novogorsk, kawasan para atlet elite Rusia ditempa.
Novogorsk adalah sebuah kota kecil berbukit-bukit yang berada di Distrik Khimki, Region Moskwa. Wilayah perkampungan modern yang berada 30 kilometer dari pusat kota Moskwa ini bak kawasan militer dengan ”garnisun” yang berjajar di sepanjang jalan naik turun. Pusat Latihan Novogorsk yang menjadi tempat latihan timnas sepak bola Rusia hanyalah salah satu dari garnisun itu.
Persis di seberang pusat latihan itu berjajar sejumlah gedung megah yang merupakan Akademi Pertahanan Sipil Federasi Rusia, tempat di mana anak-anak muda Rusia ditempa untuk menunaikan wajib militer dan mengangkat senjata. Petugas pengamanan hingga warga sipil berseragam tidak segan mendatangi dan menegur pejalan kaki yang kedapatan berteriak atau merokok di pinggir jalan meskipun itu jauh dari areal fasilitas latihan.
Berbeda dengan markas-markas latihan tim peserta Piala Dunia lainnya, pengamanan dan pengawasan di kawasan Pusat Latihan Novogorsk luar biasa ketat. Pengunjung tidak bisa masuk begitu saja. Mereka harus memiliki surat izin atau akreditasi khusus dari pihak terkait. Dalam hal ini, Kompas menggunakan akreditasi jurnalis yang dikeluarkan FIFA untuk Piala Dunia 2018.
Saat memasuki kompleks latihan, seluruh barang bawaan diperiksa menggunakan alat detektor logam dan diendus anjing terlatih yang didampingi tentara Federasi Rusia. Itu semua untuk memastikan tidak ada sabotase yang bisa mengganggu aktivitas latihan. Pengambilan foto oleh jurnalis hanya diperbolehkan di areal tertentu dengan waktu yang dibatasi.
Banyaknya larangan dan aturan yang diberlakukan di kawasan itu lebih karena Pusat Latihan Novogorsk merupakan perkampungan atlet Olimpiade yang ide pendiriannya telah muncul sebelum runtuhnya Uni Soviet di 1991. Kompleks latihan itu memiliki sarana latihan terpadu dan tercanggih untuk 18 cabang olahraga, salah satunya sepak bola. Di pusat latihan ini pula, para pesenam tersohor dunia, seperti Yana Kudryavtseva, juara dunia tiga kali senam ritmik asal Rusia, ditempa.
Selain lapangan berlatih outdoor maupun indoor, markas latihan timnas Rusia itu juga dilengkapi fasilitas pusat kebugaran, kolam renang, kantin yang menyerupai restoran, dan fasilitas rehabilitasi seperti ruang sauna dan kolam panas. Di kompleks ini juga berdiri wisma atlet yang fasilitasnya menyerupai hotel bintang empat.
Lebih tenang
Artem Dzyuba, penyerang timnas Rusia, merasa nyaman di pusat latihan Novogorsk itu. Di situ tim merasa jauh lebih tenang karena tidak ada lagi jurnalis setempat yang membombardir dengan kritik dan pertanyaan sinis.
Dalam ruangan pertemuan yang dilengkapi fasilitas multimedia canggih di gedung utama kawasan itu, Pelatih Rusia Stanislav Cherchesov kerap menggelar pertemuan di malam hari dengan staf pelatih dan para pemain untuk melihat rekaman video tim-tim calon lawan dari ”intelijen” mereka. Ya, Rusia sungguh serius menjalani Piala Dunia ini.
”Ini (Piala Dunia) adalah kesempatan mereka (Sbornaya) untuk mematahkan berbagai pesimisme dan keraguan publik Rusia. Mereka tidaklah ingin kalah dari para atlet Olimpiade (Rusia) yang mengharumkan negara ini,” ujar Maxim, staf penerjemah di Federasi Sepak Bola Rusia yang rutin mengikuti aktivitas Sbornaya menjelang dan selama Piala Dunia ini.
Sebelum Piala Dunia digelar, timnas Rusia dipandang sebelah mata. Tim berperingkat ke-70 dunia itu tidak pernah menang di tujuh laga uji coba. Moscow Times, media berbahasa Inggris berpengaruh di Rusia, bahkan sempat memvonis Sbornaya bakal tersingkir dini di fase grup, seperti halnya terjadi pada 1994, 2002, dan 2014.
”Menua dan tanpa pengalaman. Ini generasi terburuk timnas Rusia,” tulis Moscow Times jelang pembukaan Piala Dunia.
Namun, berkat suasana kondusif di Novogorsk dan tekad membara, Sbornaya sejauh ini telah mematahkan keraguan. Mereka menang telak 5-0 atas Arab Saudi, serta menang 3-1 atas Mesir. Mereka hampir pasti menjadi tim pertama yang lolos ke babak 16 besar.
”Kami ingin menunjukkan kepada semua orang, kami bisa bermain sepak bola. Kami ingin negara ini bangga dengan tim ini. Kami ingin memperlihatkan ke dunia, Rusia adalah negeri sepak bola, bukan hanya hoki, basket, atau voli,” ujar Dzyuba.