Laga Sengit Nan Emosional
Partai lanjutan Grup E Piala Dunia 2018 antara Swiss dan Serbia terbungkus cerita emosional. Kedua tim pun sengit mengintip peluang demi mengamankan tiket 16 besar.
KALININGRAD, KAMIS Pertarungan sengit nan emosional menanti pada laga kedua Grup E Piala Dunia 2018 antara Serbia melawan Swiss di Stadion Kaliningrad, Kaliningrad, Rusia, Sabtu (23/6/2018) dini hari WIB. Kedua tim tidak hanya berebut kesempatan untuk mengamankan tiket ke babak 16 besar, tetapi ada tiga pemain Swiss yang siap melampiaskan ”amarah” kepada Serbia.
Ketiganya adalah Valon Behrami, Granit Xhaka, dan Xherdan Shaqiri. Mereka adalah para pemain keturunan Kosovo yang orangtuanya terpaksa mengungsi ke Swiss karena konflik Kosovo melawan Serbia pada tahun 1990.
Kala itu, Behrami berusia lima tahun saat serangan Serbia memaksa orangtuanya menyingkir dari Kosovo. Adapun Shaqiri dan Xhaka baru berumur satu tahun dan dua tahun saat orangtua mereka masing-masing pindah ke Swiss.
Kini, mereka berpeluang melampiaskan ”dendam” masa lalu ke Serbia yang sempat membuat orangtua mereka menderita tersebut. Namun, pelampiasan dendam dengan cara elegan, yakni pertarungan secara adil di lapangan hijau.
Ketiga pemain itu belum berkomentar terkait pertandingan kontra Serbia tersebut. Namun, saat undian pembagian grup pada Desember 2017, Shaqiri berujar ”Hmm, saya suka hasil undian ini.”
”Amarah” ketiga gelandang utama itu sangat diperlukan
skuad berjuluk ”Rossocrociati” tersebut untuk merebut kemenangan dari Serbia sekaligus membuka peluang lolos ke babak 16 besar.
Dengan formasi 4-2-3-1, Behrami dan Xhaka akan menjadi gelandang bertahan yang bertugas menangkis serangan Serbia dan mengawali serangan bagi Swiss.
Behrami dan Xhaka bermain sangat lugas saat Swiss menahan imbang Brasil dengan skor 1-1 pada laga awal Grup E. Kedisiplinan mereka membuat bintang tim ”Samba”, Neymar, sulit mendapat pasokan bola dan ruang tembak yang bebas.
Di sisi lain, Shaqiri menjadi sayap kanan andalan Swiss yang sangat cepat dan cerdik dalam memberi umpan atau mencetak gol. Gol Swiss ke gawang Brasil yang dicetak Steven Zuber adalah hasil asis Shaqiri.
Swiss sudah mengumpulkan satu poin dari hasil menahan imbang Brasil. Hasil mengejutkan atas tim favorit juara itu memberikan suntikan kepercayaan diri yang tinggi untuk menghadapi Serbia.
Jika mampu merebut tiga poin dengan mengalahkan Serbia, langkah Swiss ke perdelapan final bakal lebih ringan karena mereka akan menghadapi Kosta Rika pada laga terakhir.
Pertahanan yang rapat dan serangan cepat akan kembali diperagakan Swiss untuk menghadapi Serbia. Dengan kerja sama antarlini yang rapi, Serbia bakal kesulitan untuk menekan pertahanan Swiss.
Sebaliknya, Swiss akan lebih mudah menusuk ke pertahanan Serbia yang terbuka dan memiliki beberapa celah. Jika Serbia tidak berhati-hati, serangan cepat Swiss akan sangat mematikan.
”Tim kami menunjukkan kerja sama yang sangat baik
saat melawan Brasil. Sangat penting memiliki kerja sama seperti ini saat melawan Serbia,” kata Stephan Lichsteiner, kapten Swiss.
Percaya diri
Dari kubu Serbia, kepercayaan diri yang tinggi usai menang 1-0 atas Kosta Rika membuat mereka menargetkan kemenangan atas Swiss. Hanya tambahan tiga poin yang akan mengamankan jalan mereka ke perdelapan final.
Serbia sudah 20 tahun tidak lolos ke babak 16 besar dan laga melawan Swiss dapat mengakhiri dahaga pencapaian itu. Jika hanya seri, apalagi kalah, Serbia bisa gagal ke 16 besar karena lawan terakhirnya adalah Brasil.
Brasil diyakini akan bermain mati-matian pada dua laga sisa mereka melawan Kosta Rika dan Serbia setelah hanya meraih satu poin dari laga awal.
”Sangat penting kami mendapat tiga poin dari Kosta Rika. Namun, ini belum selesai. Melawan Swiss akan menjadi laga tersulit. Saya tidak ingin berhitung sekarang. Jika kami imbang, ini akan menyulitkan kami. Tentu, kami ingin menang,” kata Aleksandar Kolarov, kapten Serbia.
Untuk menghadapi Swiss, Serbia akan kembali bermain menyerang dengan formasi 4-2-3-1, dengan Aleksandar Mitrovic sebagai ujung tombak. Mitrovic gagal membobol gawang Kosta Rika, tetapi Pelatih Serbia Mladen Krstajic tetap akan memercayainya.
”Saya dan semua orang tahu kualitasnya. Dia kurang beruntung untuk membobol gawang Kosta Rika, tetapi kami akan tetap memainkannya pada dua laga mendatang,” ujar pelatih berusia 44 tahun itu.
Lini kedua
Mitrovic akan didukung oleh gelandang serang Sergej Milinkovic-Savic yang baru berusia 23 tahun. Savic mampu bermain agresif saat Mitrovic dikepung dan dapat menjadi solusi dari lini kedua.
Meskipun Swiss mampu menahan imbang Brasil, Serbia tetap yakin dapat mengalahkan lawannya itu dan merebut tiga poin. Krstajic yakin timnya sudah mengetahui semua kelebihan dan kelemahan Swiss.
”Kami sudah menganalisis tiga lawan kami (di fase grup). Kami tahu semua tentang Swiss. Kini kami akan memperhatikan beberapa detail saat mereka melawan Brasil untuk meyakinkan kami tidak melewati satu detail pun,” kata Krstajic.
(REUTERS/AFP/AP/ECA)