Bek tim nasional Brasil, Thiago Silva, mengeluh menjelang laga kontra Kosta Rika di Saint Petersburg, Rusia, Kamis (21/6/2018). Ia mengatakan, timnya kesulitan untuk tidur di malam hari. Alasannya, sinar matahari betah sekali menyinari kota terbesar kedua di Rusia setelah Moskwa itu.
Rombongan Tim ”Samba” tiba di Saint Petersburg pada Rabu (20/6/2018) sekitar pukul 23.30 waktu setempat. Saat itu sudah gelap. Namun, ketika waktu menunjukkan pukul 01.30, Kamis keesokan harinya, sinar matahari sudah mulai terlihat.
”Situasi ini berat bagi kami yang tidak terbiasa. Kami harus berusaha keras untuk tidur,” kata Silva dalam jumpa pers, Kamis.
Staf pelatih pun meminta para pemain untuk mematikan semua gawai mereka. Jika tidak, mereka akan semakin sulit tidur karena tergoda untuk berkomunikasi dengan keluarga atau sahabat melalui telepon genggam. Dini hari itu, mereka memaksakan diri untuk tidur.
Fenomena yang disebut ”Malam Putih” atau dalam bahasa Rusia ”Beliye Nochi” yang mengganggu tidur tim Samba itu merupakan peristiwa alam yang terjadi di Saint Petersburg setiap musim panas sekitar akhir Mei hingga awal Juli. Jika tidak mendung, kota akan tetap terang hampir sepanjang hari.
Malam putih ini terjadi karena letak Saint Petersburg yang berada di 59 derajat Lintang Utara bumi sehingga pada musim panas, daerah di belahan bumi utara lebih banyak mendapat sinar matahari. Tidak hanya di Saint Petersburg, di negara-negara belahan utara lainnya, seperti Swedia, Norwegia, dan Finlandia, juga mengalami fenomena ini.
Namun, istilah ”Malam Putih” lebih populer di Saint Petersburg karena fenomena alam ini dimanfaatkan untuk menarik banyak wisatawan. Pada momen itu, mereka juga menggelar berbagai acara, salah satunya Festival Scarlet Sails di Sungai Neva. Festival ini digelar untuk merayakan kelulusan para pelajar di sekolah-sekolah di Saint Petersburg. Acara ini terinspirasi dari novel Scarlet Sails karya sastrawan Rusia, Alexander Grin.
Daya tarik utama festival ini adalah atraksi sebuah kapal dengan layar berwarna merah menyala yang melintasi Sungai Neva. Kapal layar ini sebagai simbol kehidupan para pelajar setelah lulus sekolah. Mereka meninggalkan sekolah dan mengarungi kehidupan yang keras, bak sebuah kapal mengarungi laut yang ganas.
Puncak festival ini baru digelar Sabtu (23/6/2018). Namun, atraksi kapal layar itu sudah bisa dinikmati pada Kamis (21/6/2018) selepas pukul 23.00 malam ketika langit lebih gelap karena mendung. Dengan diiringi alunan musik dan permainan cahaya lampu, kapal itu berputar-putar di Sungai Neva yang menjadi batas bangunan-bangunan ternama di Saint Petersburg, seperti Museum Hermitage (museum seni terbesar di Rusia) dan Benteng Peter dan Paul.
Para wisatawan pun berjejal di pinggiran sungai untuk mengabadikan momen tersebut. ”Indah sekali. Tidak rugi kami memutuskan untuk mampir ke sini (Saint Petersburg),” kata warga Tunisia, Fakhreddine Boussoufi.
Tim nasional Tunisia tidak berlaga di Saint Petersburg selama Piala Dunia 2018, tetapi Fakhreddine dan rekannya, Habib Mezghani, memutuskan untuk mampir ke Saint Petersburg.
Melihat jembatan
Kalaupun tidak ada atraksi kapal berlayar merah itu, Sungai Neva tetap selalu ramai selama malam putih. Banyak wisatawan datang untuk melihat Palace Brigde, jembatan yang membelah Sungai Neva. Atraksi utamanya adalah melihat jembatan itu terangkat di bagian tengahnya agar kapal besar di sungai itu
bisa lewat. Setiap hari jembatan itu diangkat pukul 01.15-05.00.
Pada Jumat (22/6/2018) pukul 01.00, wisatawan yang ada di pinggir sungai sudah menyiapkan kamera atau telepon genggam untuk mengabadikan momen terangkatnya jembatan itu. Padahal, pemandangan seperti itu sebetulnya biasa terjadi di beberapa negara lain yang memiliki jalur transportasi sungai yang bisa dilewati kapal-kapal besar. Namun, bisa berfoto dengan latar belakang Palace Bridge yang terangkat pada malam yang terang menjadi daya tarik tersendiri.
Tidak lama setelah Palace Bridge terangkat, orang-orang bergegas pulang. Kapal-kapal boat yang disewakan untuk para turis pun ikut menghilang. Pukul 02.00, langit sudah mulai semakin terang dan serasa tidak ada malam hari di Kota kelahiran Presiden Rusia Vladimir Putin ini.
Wajar jika Thiago Silva atau siapa pun yang tinggal di daerah tropis akan kaget ketika sampai di Saint Petersburg pada musim panas. Namun, sepertinya Silva dan rekan-rekannya tetap bisa beristirahat. Buktinya, mereka bisa mengalahkan Kosta Rika, 2-0 di Stadion Saint Petersburg, Jumat sore.