Ujian Nyata Bagi Rusia Dan Uruguay
Rusia akan membuktikan diri sebagai tuan rumah yang tidak bisa dianggap remeh dengan mengalahkan Uruguay di laga terakhir Grup A Piala Dunia 2018. Ini tantangan besar ”Sbornaya”.
SAMARA, MINGGU Laga Rusia melawan Uruguay di partai pamungkas Grup A Piala Dunia 2018 akan menjadi ujian sesungguhnya bagi tim tuan rumah ataupun raksasa Amerika Latin. Di dua laga awal, Rusia tampil meyakinkan lewat kemenangan telak 5-0 atas Arab Saudi dan 3-1 atas Mesir sehingga telah memastikan tiket ke babak 16 besar. Setali tiga uang, Uruguay juga tampil apik dengan menundukkan Mesir 1-0 dan Arab Saudi 1-0 sehingga sudah pasti pula ke fase gugur.
Kendati demikian, dua lawan yang telah dihadapi masing-masing tim itu dianggap bukan ujian nyata. Kapasitas kedua tim baru akan teruji ketika keduanya saling berhadapan di Samara Arena, Senin (25/6/2018). Rusia akan mendapatkan perlawanan dari Uruguay yang notabene salah satu raksasa sepak bola dunia. Sebaliknya, ”La Celeste” (Si Biru Langit) Uruguay akan berjibaku dengan Rusia yang didukung penuh suporter.
Rusia telah mendapatkan dua kemenangan di dua laga awal. Namun, dua kemenangan itu dinilai tidak menjadi representasi nyata kekuatan Rusia pada Piala Dunia ke-21 ini. Walaupun peringkat FIFA berada jauh di bawah Arab Saudi dan Mesir, materi pemain Rusia cenderung lebih baik dibanding dua tim itu.
Sebagian besar pemain Rusia terbiasa berkompetisi di kejuaraan elite Eropa bersama klub-klub terbaik di Benua Biru. Adapun pemain Arab Saudi dan Mesir hanya sebagian kecil yang ditempa oleh kompetisi elite, terutama di Eropa. Untuk itu, wajar Rusia bisa meraih dua kemenangan tersebut.
Kubu Rusia pun menyadari hal tersebut. Karena itu, jelang menghadapi Uruguay, tim ”Sbornaya” coba melakukan persiapan lebih matang. Pelatih dan pemain tim peringkat ke-70 dunia per 7 Juni itu coba menganalisis kelemahan calon lawan yang merupakan dua kali juara Piala Dunia.
”Setiap pemain harus melakukan pekerjaan mereka dengan baik di posisi mereka saat melawan Uruguay. Saat ini, saya sedang berpikir tentang bagaimana mencegah (Edinson) Cavani dan (Luis) Suarez. Mereka adalah dua striker yang menekan dengan fantastis dan mencetak sebagian besar gol Uruguay. Saya memeriksa bagaimana mereka bermain, bagaimana mereka terhubung bersama, dan keputusan apa yang mereka buat,” ujar bek Rusia, Sergey Ignashevich, dikutip FIFA, Sabtu (23/6/2018).
Ketika menghadapi Arab Saudi dan Mesir, Rusia mungkin bisa membuat beberapa kesalahan tanpa ada ancaman kebobolan. Apalagi, Arab Saudi dan Mesir kurang kreativitas di lini serang.
Namun, pada laga menghadapi Uruguay, Igor Akinfeev dan kawan-kawan tidak bisa melakukan sedikit pun kesalahan jika tidak ingin digebuk oleh Suarez dan kawan-kawan.
Lihatlah Mesir, sekali membuat kesalahan langsung dihajar bek Uruguay, Jose Gimenez, yang membuat gol tunggal untuk kemenangan. Demikian Arab Saudi, sekali lengah langsung dihukum Suarez yang menciptakan gol tunggal untuk kemenangan.
”Jika tidak ingin kalah, kami harus memastikan tidak membuat kesalahan sedikit pun saat melawan Uruguay,” kata Ignashevich.
Selama penyelenggaraan Piala Dunia 20 tahun terakhir, tuan rumah selalu bisa lolos meyakinkan dari fase grup. Perancis juara grup di Piala Dunia 1998, Korea Selatan dan Jepang masing-masing juara grup di Piala Dunia 2002, Jerman juara grup di Piala Dunia 2006, dan Brasil juara grup di Piala Dunia 2014.
Fakta sejarah yang positif itu bisa jadi turut menular ke kubu ”Negara Beruang Merah”. Di sisi lain, dua kemenangan di dua laga awal itu juga membuat para pemain Rusia kian percaya diri. ”Kepercayaan diri kami tumbuh dengan setiap kemenangan. Kami akan mencoba untuk mendapatkan poin terbanyak dalam grup,” ujar penyerang Rusia, Fedor Smolov.
Potensi dijegal
Walaupun sebagian besar tuan rumah bisa lolos dari grup, termasuk menjadi juara grup, tetap ada tuan rumah bernasib sial. Tuan rumah Piala Dunia 2010, yaitu Afrika Selatan, justru tidak lolos penyisihan grup. Uniknya, yang menggagalkan Afrika Selatan lolos dari penyisihan grup saat itu adalah Uruguay. Saat itu, Uruguay menghajar tuan rumah 3-0 di grup. Pada akhirnya, Uruguay meraih peringkat ketiga di Piala Dunia ke-19 itu.
Rusia patut waspada. Sebab, beberapa skuad Uruguay yang mampu menjegal Afrika Selatan itu masih ada saat ini, yakni kiper Fernando Muslera, bek Diego Godin, Martin Caceres, dan duet penyerang Luis Suarez-Edinson Cavani. Mereka pun masih menjadi tulang punggung tim.
Apalagi, Uruguay pun sangat ngotot untuk menjadi juara grup. Sebab, menjadi juara grup akan menghindarkan mereka dari lawan lebih berat di 16 besar. Juara Grup A akan menghadapi peringkat kedua Grup B.
”Kami ingin menyelesaikan fase grup sebagai peringkat pertama. Hal itu penting untuk meningkatkan harapan kami melangkah lebih jauh di kejuaraan ini,” ujar bek Uruguay, Maximiliano Pereira.
Isu doping
Penampilan apik Rusia selama fase grup tak lepas dari isu negatif. Dikutip dari Dailymail, FIFA dan otoritas negara Rusia dituding tak terbuka menunjukkan hasil tes doping skuad Rusia. Untuk itu, indikasi penggunaan doping pemain Rusia pun merebak.
Apalagi, seorang pemain Rusia yang akhirnya dicoret dari skuad, yakni Ruslan Kambolov, pernah dilaporkan positif doping. Di sisi lain, skuad Rusia pun menunjukkan daya jelajah permainan sangat tinggi yang dinilai di atas rata-rata pemain normal, antara lain mencapai 118 kilometer saat melawan Arab Saudi.
Namun, tudingan itu dibantah keras oleh para pemain Rusia. ”Setelah laga persahabatan dengan Turki, saya berhenti mengikuti media massa. Ya, kami mungkin adalah orang-orang terburuk di negara ini,” kata Smolov dengan sinis. (AFP/REUTERS/DRI)