Eslandia seolah ”bayi ajaib” di Piala Dunia 2018 dengan menahan Argentina 1-1 meski kemudian kalah 0-2 dari Nigeria. Pada laga pamungkas Grup D, Eslandia memerlukan keberuntungan saat menghadapi Kroasia.
ROSTOV-ON-DON, SENIN Dongeng keajaiban Eslandia pernah membuat dunia terpana ketika skuad itu mampu menembus dan melaju hingga perempat final Piala Eropa 2016 di Perancis. Ketakjuban diulang kembali dengan menembus putaran final Piala Dunia Rusia 2018. Kini, mereka membutuhkan lagi semua keajaiban itu untuk menghadapi laga pamungkas menghadapi tim kuat Kroasia.
Keajaiban Eslandia pada Piala Dunia 2018 dimulai saat tim dari negeri pulau di Atlantik Utara ini menahan Argentina, 1-1, pada laga perdana penyisihan Grup D. Namun, pada pertandingan selanjutnya, tim dari negeri berpopulasi 334.000 jiwa itu takluk 0-2 dari Nigeria.
Kekalahan itu membuat posisi mereka menjadi genting. Jika ingin lolos ke fase gugur, mereka wajib menang pada laga ketiga lawan Kroasia. Laga itu digelar di Rostov Arena, Rostov-on-Don, Rusia, Rabu (27/6/2018) pukul 01.00 WIB.
Kemenangan atas Kroasia pun belum menjamin nasib mereka karena masih bergantung hasil laga Argentina-Nigeria yang berlangsung pada waktu bersamaan.
Harapan Eslandia pupus jika menang kurang dari dua gol atas Kroasia, sementara Nigeria menang atau seri dengan Argentina. Masalahnya, Kroasia, yang meski sudah pasti masuk perdelapan final, bukan tim yang sudi main mata untuk mengalah atau imbang.
Pada turnamen sepak bola terakbar itu, Kroasia mengamuk dengan menghancurkan Nigeria 2-0 dan Argentina 3-0. Inilah satu-satunya tim yang belum kebobolan di Rusia. Bahkan, untuk urusan keajaiban, Eslandia harus belajar dari tim lawan berjuluk ”Vatreni” ini.
Pada Piala Eropa 1996 di Inggris, Kroasia menjadi tim debutan yang sanggup masuk perempat final. Pada Piala Dunia 1998 di Perancis, lagi-lagi sebagai debutan, tim ini merebut juara ketiga. Mungkinkah Eslandia menyamai catatan Kroasia di Piala Dunia?
Sekali menang
”Kami perlu keajaiban juga keberuntungan,” kata Pelatih Eslandia Heimir Hallgrimsson tentang laga lawan Kroasia.
Catatan pertemuan pun tak berpihak. Eslandia yang dijuluki ”Strakarnir Okkar” itu sudah enam kali bentrok dengan Kroasia. Eslandia kalah empat kali dan seri satu kali pada lima laga awal. Jumpa terakhir pada kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa, Eslandia menang 1-0. Pertemuan terakhir itulah yang bisa dijadikan optimisme bagi Eslandia untuk menang atas Kroasia.
Jika ingin mengulang memori tersebut, Hallgrimsson perlu kembali menurunkan tiga veteran laga itu; Sverrir Ingason, Ragnar Sigurdsson, dan Bjorn Sigurdarson. Namun, pada Piala Dunia 2018, hanya Sigurdsson yang turun sebagai starter dan belum tergantikan pada dua laga. Ingason dan Sigurdarson baru turun di laga kedua yang berakhir kekalahan dari Nigeria.
”Melawan Kroasia akan berat, tetapi nasib kami ditentukan di sana. Kami akan berusaha amat keras,” kata Alfred Finnobogason, penyerang dan sementara sebagai pencetak gol satu-satunya bagi Eslandia.
Kapten Aron Gunnarsson meminta rekan-rekannya tak gentar dengan Kroasia. Lawan bisa dikalahkan dan terbukti saat kualifikasi.
Hallgrimsson kemungkinan besar kembali ke formasi 4-5-1 ketika menahan Argentina. Ia ceroboh jika kembali memakai 4-4-2 yang tak efektif dan kalah jurus saat kontra Nigeria. Hallgrimsson juga bisa memainkan kembali sayap serang Johann Gudmundsson yang sudah bugar. Dia merupakan salah satu kunci keberhasilan menahan Argentina, tetapi absen kontra Nigeria sehingga serangan tim menurun.
Ingin sempurna
Pelatih Kroasia Zlatko Dalic menolak bermain aman untuk hasil seri, apalagi mengalah. Itu akan membuat tim merasa di atas angin dan jemawa. Jika itu terjadi, perjalanan tim di fase gugur bisa cepat gagal.
”Kami tak bisa dan jangan sekali-kali meremehkan. Di sini, apa pun bisa terjadi. Kami harus tetap waspada, bermain sepenuh hati, tetapi kaki tetap menyentuh bumi,” kata Dalic.
Jika ingin mengalahkan Eslandia dan membalas kekalahan terkini, Kroasia harus terus bermain rapi, menguasai bola, dan operan akurat. Motor serangan lawan, seperti John Obi Mikel (Nigeria) dan Lionel Messi (Argentina), yang bisa mereka lumpuhkan, harus diulangi lagi kontra Eslandia.
Dalic kemungkinan memakai formasi 4-3-3 untuk mempertahankan agresivitas. pada laga ketiga, Dalic boleh jadi menyimpan sang kapten, Luka Modric, yang menjadi inspirasi permainan untuk mencegah dia cedera. Peran pengatur serangan akan diserahkan kepada Mateo Kovacic. (AFP/REUTERS/BRO)