Pertaruhan Perancis
Perancis harus menang atau imbang saat melawan Denmark guna menghindari Kroasia pada 16 besar. Hal itu menyulitkan Perancis untuk melakukan rotasi pemain besar-besaran.
MOSKWA, SENIN Perancis menatap babak 16 besar dengan penuh percaya diri karena sudah pasti lolos dari Grup C Piala Dunia 2018. Namun, Perancis tidak dapat bersantai menghadapi Denmark pada laga terakhir yang digelar pada Selasa (26/6/2018) pukul 21.00 WIB karena harus berjuang mempertahankan posisi juara grup.
Dengan menjadi juara grup, Perancis dapat menghindari Kroasia, yang kemungkinan besar menjadi juara Grup D, di perdelapan final. Perancis memilih berhadapan dengan Nigeria, Eslandia, atau Argentina daripada menghadapi Kroasia yang sedang dalam kondisi puncak.
”Kroasia akan menjadi juara Grup D. Jadi, di atas semuanya, kami harus menghindari posisi kedua guna menghindari Kroasia. Nigeria, Eslandia, dan Argentina adalah tim-tim yang bagus. Namun, kami memilih menghindari Kroasia,” kata Corentin Tolisso, gelandang Perancis, Senin (25/6/2018).
Gelandang Perancis, Paul Pogba, menyatakan hal serupa. Menurut dia, jika Perancis ingin maju lebih jauh di Piala Dunia, mereka harus menghindari Kroasia di perdelapan final.
Untuk memastikan langkah guna menghindari Kroasia, Perancis harus menang atau setidaknya imbang melawan Denmark pada laga di Stadion Luzhniki, Moskwa, itu. Kewajiban itu membuat Pelatih Perancis Didier Deschamps kemungkinan tidak melakukan rotasi pemain besar- besaran.
Rotasi besar akan berpengaruh pada kekompakan tim. Jika sampai kalah, Perancis bakal turun ke posisi kedua dan berpotensi bertemu Kroasia.
Beberapa pemain kemungkinan diganti untuk mencegah terjadi cedera dan menjaga kebugaran. Namun, sejumlah pemain di posisi kunci akan dipertahankan. Perancis diperkirakan memainkan formasi 4-2-3-1 untuk memperkuat pertahanan dan sekaligus memudahkan serangan melalui sayap dan melakukan serangan balik.
Perancis pun menyiapkan diri menghadapi gempuran Denmark, yang juga harus merebut kemenangan atau setidaknya imbang, untuk memastikan tiket babak 16 besar. Paul Pogba dan N’Golo Kante akan memainkan peran ganda untuk mengorganisasi pertahanan sebelum mendekati kotak penalti dan sekaligus mendistribusikan bola untuk melancarkan serangan.
Tekad Pogba
Pogba bertekad memberikan yang terbaik jika dimainkan sejak awal laga. Pogba menanamkan dalam pikirannya, Piala Dunia ini adalah yang terakhir baginya sehingga dia harus memberikan yang terbaik bagi Perancis.
”Ini mungkin Piala Dunia terakhir saya. Saya realistis, kami tidak tahu apakah saya akan dipanggil lagi, mungkin akan ada pemain yang lebih baik ketimbang saya. Saya berharap saya akan bermain lebih banyak di turnamen ini,” kata Pogba.
Di lini serang, Olivier Giroud kembali dipasang sebagai ujung tombak dan didukung Antoine Griezmann di belakangnya. Griezmann, yang baru mencetak satu gol dalam dua laga, diharapkan lebih tajam seperti saat menjadi pencetak gol terbanyak pada Piala Eropa 2016.
”Saya pikir dia akan menjadi lebih kuat. Saat ini seperti Piala Eropa. Dia mulai dengan lambat dan mengakhirinya dengan hebat. Saya tidak khawatir dengan dia,” kata Giroud.
Jika Denmark bermain terbuka, Perancis justru akan lebih mudah menyerang dan mencetak gol. Kombinasi serangan dari kedua sayap dan tusukan dari tengah dapat dijalankan dengan lebih mudah.
Namun, para pemain Perancis harus lebih berani menggiring bola sampai ke kotak penalti atau melepas umpan terobosan ke depan gawang untuk memperbesar peluang mencetak gol. Pada dua laga perdana, para pemain Perancis sering terlihat ragu-ragu untuk memulai pertarungan di kotak penalti lawan sehingga gol yang tercipta terbatas.
Di kubu Denmark, pelatih Age Hareide menganggap Perancis tidak memiliki sesuatu yang istimewa pada Piala Dunia kali ini. Hal itu membuatnya yakin timnya dapat mengatasi Perancis dan lolos ke 16 besar.
”Mereka bermain bagus pada laga persahabatan, tetapi tidak bermain bagus sampai sejauh ini di Piala Dunia. Perancis dianggap sebagai tim favorit dan telah memiliki enam poin, tetapi mereka tidak bisa menghabisi lawan-lawan mereka. Mereka didorong sampai ke batas untuk dapat mencetak poin,” kata Hareide kepada media Denmark, Bold.dk.
Untuk menghadapi Perancis, Denmark diperkirakan memainkan formasi 4-2-3-1. Pertahanan tetap menjadi fokus Denmark, tetapi tim ”dinamit” itu bakal bermain lebih agresif untuk mencetak gol lebih dulu.
Serangan sayap
Serangan Denmark bakal digerakkan dari kedua sayap melalui Martin Braithwaite dan Pione Sisto. Christian Eriksen dan Nicolai Jorgensen akan bertugas untuk menjebol gawang Perancis di kotak penalti.
Pelatih Hareide juga dapat memainkan Andreas Cornelius untuk menggantikan Jorgensen jika ingin menggedor pertahanan Perancis dengan lebih keras. Cornelius, yang dimainkan sebagai penyerang pengganti pada laga melawan Australia, membuktikan dirinya sangat berani bertarung di kotak penalti dan beberapa kali menciptakan peluang meskipun belum gol.
Hareide juga dapat menyusun jebakan serangan balik untuk mencetak gol ke gawang Perancis. Perancis sering berusaha mengurung pertahanan lawan dan garis pertahanannya terlalu jauh dari gawang. Namun, penguasaan bola secara individu kurang sempurna sehingga dapat dimanfaatkan Denmark untuk mencuri bola dan melakukan serangan balik yang cepat.
Harus menang
Pada laga lain, Australia akan menghadapi Peru di Stadion Fisht Olympic, Sochi. Pada laga itu, Australia harus menang dengan skor 2-0 atau lebih jika ingin lolos ke babak 16 besar.
Kemenangan saja tidak otomatis membuat Australia lolos. Denmark juga harus kalah dari Perancis agar langkah Australia menjadi mulus. Jika Denmark imbang atau menang, kemenangan Australia tidak akan berguna. ”Kami harus bermain, menciptakan banyak peluang, dan mencetak gol,” kata Bert van Marwijk, Pelatih Australia.
Pada dua laga terakhir, Australia mencetak dua gol, tetapi semuanya melalui titik penalti. Australia belum dapat mencetak gol dari permainan terbuka.
Australia diperkirakan kembali memainkan formasi 4-4-1-1 untuk menghadapi Peru. Australia akan berusaha mengambil inisiatif serangan sejak awal laga agar dapat mencetak gol.
Andrew Nabbout dan Tom Rogic akan diandalkan di lini depan. Namun, Van Marwijk dapat juga memainkan Tim Cahill pada babak kedua untuk memberikan dorongan di lini depan agar dapat menghasilkan gol.
Dari kubu Peru, laga terakhir tidak akan disia-siakan meskipun mereka sudah tidak berpeluang ke 16 besar. Kemenangan atas Australia akan menjadi obat penawar kecewa. Peru pun berencana bermain menyerang dan mencetak gol perdana pada turnamen ini.
”Laga terakhir sangat penting bagi kami. Kami menghadapinya dengan sangat serius. Kami ingin mengakhiri langkah dengan cara positif bagi para pendukung di sini (Rusia) dan di tanah air,” kata Ricardo Gareca, Pelatih Peru. (AP/AFP/REUTERS/ECA)