Perancis tampil jauh dari harapan saat melawan Denmark pada laga terakhir Grup C yang berakhir 0-0. Perancis memang bisa menjadi juara grup, disusul Denmark, tetapi gaya permainan ”Les Bleus” seperti melangkah mundur dari laga sebelumnya saat melawan Peru. Rotasi pemain pelatih Didier Deschamps belum menghasilkan konsistensi permainan ”Les Bleus”.MOSKWA, SELASA Tim ”Ayam Jantan” Perancis memastikan diri menjadi juara Grup C Piala Dunia 2018 di Rusia menyusul hasil 0-0 dengan Denmark dalam laga pamungkas grup di Stadion Luzhniki, Moskwa, Rusia, Selasa (26/6/2018). Adapun Denmark memastikan diri menjadi pendamping di peringkat kedua. Australia dan Peru menuju kampung halaman masing-masing.
”Une nouvelle compétition,” tulis bek tengah Perancis, Raphael Varane, di akun Twitter-nya seusai laga. Ya, kompetisi baru yang merupakan persaingan sesungguhnya baru dimulai.
Perancis akan menghadapi tantangan lebih berat dengan melawan peringkat kedua Grup D di babak 16 besar, kemungkinan Nigeria atau Argentina yang bertemu Rabu dini hari tadi.
Sementara Denmark akan melawan juara Grup D. Jika tidak ada kejutan besar, Kroasia akan menjadi lawan Denmark di babak 16 besar. Dengan materi pemain yang berimbang, laga dua tim terbaik Grup C dan dua tim terbaik Grup D dipastikan ketat.
Kroasia, misalnya. Mereka memiliki pemain merata dari belakang hingga depan. Para pemainnya pun sangat kompak. Argentina merasakan kedahsyatannya. Pada laga kedua Grup D, tim ”Tango” dihajar 0-3.
Adapun Nigeria adalah skuad dengan rata-rata usia pemain termuda di Piala Dunia ini, yakni 25,43 tahun. Pemain muda itu mampu memainkan sepak bola cepat nan energik. Sementara itu, Argentina tetaplah Argentina. Sekalipun terengah-engah, mereka adalah salah satu kekuatan sepak bola dunia. Juara Piala Dunia 1978 dan 1986 adalah buktinya. Untuk itu, apabila bertemu mereka, laga tidak akan mudah.
Pada laga kemarin, Perancis dan Denmark bermain sengit. Kendati lebih diunggulkan, Perancis tidak mudah untuk menyerang Denmark. Adapun tim ”Dinamit” Denmark justru beberapa kali membahayakan gawang Perancis, terutama lewat gelandang sekaligus bintangnya, Christian Eriksen.
Namun, hingga peluit panjang wasit dibunyikan, kedua tim bermain tanpa gol. Ini laga tanpa gol pertama dalam perhelatan Piala Dunia ke-21 ini.
Pelatih Denmark Age Hareide mengatakan, hasil 0-0 melawan Perancis bukan hasil mengecewakan sebab Perancis adalah salah satu tim terbaik di Piala Dunia. Hasil tersebut pun membuat timnya bisa lolos ke 16 besar, lebih baik dari Piala Dunia 2010 yang hanya sampai penyisihan grup.
Menatap babak 16 besar yang kemungkinan melawan Kroasia, ia berujar, laga itu akan berat. Apalagi Kroasia adalah tim yang memiliki organisasi permainan yang baik. Para pemainnya kompak dan disiplin. ”Namun, sekarang, kami akan fokus mengembalikan kebugaran para pemain lebih dulu,” ujar Hareide di FIFA.
Laga lain di Grup C, Peru justru ”meledak” saat mereka sudah tak ada peluang lolos. Tim ”Inca” Peru menundukkan Australia 2-0 di Stadion Fisht, Sochi. Peru pun berbangga bisa berada di peringkat ketiga dengan tiga poin, menggeser Australia ke peringkat keempat dengan satu poin. Peru tampil tanpa Jefferson Farfan yang cedera kepala karena benturan dengan rekan setimnya saat latihan hingga pingsan beberapa menit.
”Kemenangan ini untuk rakyat kami (Peru) dan untuk Jefferson (Farfan). Tahun depan kami memiliki tantangan baru di Copa America di Brasil. Kami menunjukkan bahwa Peru bisa bermain setara dengan yang lain,” ujar striker Peru, Paolo Guerrero, di FIFA. (DRI)