ASSEN, SELASA Sirkuit Assen di Belanda, satu-satunya sirkuit yang terus masuk dalam penyelenggaraan balap sepeda motor dunia sejak 1949, menjadi ”benteng” pertahanan terakhir bagi pebalap kawakan Valentino Rossi. Assen adalah satu-satunya sirkuit tempat Rossi meraih podium teratas sepanjang musim 2017.
Pebalap Italia tersebut juga memiliki catatan meyakinkan di sirkuit yang dijuluki Katedral itu, yakni dengan 10 kali kemenangan. Karena itu, tidak akan mudah bagi siapa pun untuk merebut benteng Rossi tersebut, termasuk bagi Marc Marques, pebalap Repsol Honda yang kini memimpin klasemen pebalap.
”Kami datang dengan hasil tes yang bagus di Catalunya. Namun, Assen adalah trek yang sangat berbeda dibandingkan dengan Montmelo. Karena itu, sangat menarik untuk melihat bagaimana kinerja kami di sana. Saya rasa Yamaha akan cepat karena di sana banyak perubahan arah yang cepat, dan motor mereka cukup bagus di sana, tetapi kita lihat saja,” kata Marquez, yang tampil di Assen dengan keunggulan 27 poin atas Rossi.
Marquez baru mengantongi sekali kemenangan di Assen, yaitu pada 2014. Dia menambahkan, sejauh ini motor Honda dalam kondisi yang baik untuk tampil di sirkuit mana pun. ”Kami berangkat ke Assen dengan perasaan yang positif. Saya suka treknya, Katedral bagi balapan sepeda motor, dan para penggemar di sana sangat antusias,” paparnya, seperti dikutip Crash.net, Selasa (26/6/2018).
Pada musim 2018, para pebalap MotoGP tiba di Assen dengan fokus tertuju kepada pemenang dua GP terakhir, yaitu Jorge Lorenzo. Banyak yang bertanya-tanya, apakah Lorenzo mampu mengulang kemenangan tersebut di Assen.
Jika Lorenzo menang di Assen, dia akan menjadi pebalap Ducati kedua setelah Casey Stoner yang mampu meraih tiga kemenangan berurutan. Namun, Sirkuit Assen bukan sirkuit yang cukup bersahabat untuk pebalap bernomor 99 itu. Lorenzo baru sekali menang di Assen, yakni pada 2010. Selebihnya, pebalap Spanyol itu banyak tertimpa musibah, seperti patah tulang bahu pada 2013.
Faktor cuaca
Rekan setim Lorenzo di Ducati, Andrea Dovizioso, juga ingin bangkit setelah kegagalan di Catalunya. Meskipun Dovi juga jarang mendapat keberuntungan di Assen, hujan yang bisa turun setiap saat di sirkuit tersebut dapat ”membantu” pebalap
Italia itu yang dikenal mampu tampil lebih baik di kondisi trek basah.
Salah satu tantangan besar di Assen adalah kondisi cuaca yang bisa tiba-tiba berubah, dari semula cerah menjadi mendung, dan kemudian turun hujan. Kondisi itulah yang membuat pebalap Perancis, Johann Zarco, membuat keputusan keliru pada musim lalu. Dia memutuskan masuk pit dan menukar motornya saat hujan rintik mulai turun, padahal saat itu dia tengah memimpin balapan.
Pebalap tim satelit Yamaha, Tech3, itu akhirnya gagal meraih kemenangan karena banyak pebalap lain, termasuk Rossi, memutuskan terus membalap dengan ban slick meski kondisi sirkuit sedikit basah.
”Jika hujan kecil turun, saya akan tetap memacu motor sekencangnya untuk bertahan dengan pebalap-pebalap top,” kata Zarco dikutip Crash.net, berkaca dari kegagalan tahun lalu.
Bagi kubu Yamaha, termasuk Rossi, Assen membuka harapan besar untuk meraih kemenangan pertama pada musim ini. Tim Movistar Yamaha pun berharap Assen kembali menghadirkan keajaiban untuk Rossi.
Dani Pedrosa, yang hingga saat ini belum menentukan masa depannya pada 2019, berharap bisa segera mengumumkan kepastian kiprahnya di MotoGP, khususnya keterlibatannya dalam proyek tim satelit baru Yamaha yang didukung Petronas.
”Pembicaraan terus berkembang baik dan saya optimistis kami akan menemukan solusi yang baik. Mudah-mudahan akan ada kabar positif dalam beberapa pekan mendatang tentang 2019 dan seterusnya,” kata Direktur Pengelola Yamaha Racing Lin Jarvis, dikutip Crash.net. (OKI)