KAZAN, rabu Jerman, juara Piala Dunia 2014, bukan sekadar gagal melainkan tenggelam di edisi 2018 di Rusia. Jerman, juara empat kali di Piala Dunia, bernasib tragis berada di dasar klasemen Grup F setelah kalah 0-2 dari Korea Selatan, Rabu (27/6/2018) malam WIB, di Kazan Arena, Kazan, Rusia.
Kekalahan itu membuat Jerman menulis sendiri sejarah paling memalukan bagi mereka di Piala Dunia, berada di dasar klasemen dan gagal melangkah ke fase gugur. Sebelum kalah dari Korsel, tim asuhan Joachim Loew ini kalah 0-1 dari Meksiko dan menang 2-1 atas Swedia.
Meski memenangi laga atas Jerman, Korsel juga tak lolos fase gugur. Sebelum pulang dengan kebanggaan besar karena mengalahkan juara bertahan, Korsel kalah 0-1 dari Swedia dan kalah 1-2 dari Meksiko. Korsel ada di urutan ketiga karena unggul produktivitas gol daripada Jerman.
Swedia lolos sebagai juara Grup F sedangkan Meksiko urutan kedua. Di laga ketiga, di Ekaterinburg Arena, Ekaterinburg, Swedia menang 3-0 atas Meksiko.
Kegagalan Jerman melanjutkan kutukan juara bertahan gagal lolos eliminasi Piala Dunia setelahnya. Jerman mengikuti jejak Italia, juara 2006, yang gagal di Piala Dunia Afrika Selatan 2010. Spanyol, kampiun 2010, melanjutkannya dengan kegagalan di Brasil empat tahun berikutnya. Perancis, juara 1998, juga gagal di penyisihan di edisi 2002. Hanya Brasil yang juara 2002 tetapi pada edisi 2006 masih lolos ke fase gugur.
Kegagalan di Rusia yang dialami oleh kapten Manuel Neuer dan kawan-kawan bahkan lebih buruk daripada kondisi serupa di Piala Dunia 1938 di Italia dan edisi 1978 di Argentina. Tahun 1938 Jerman terhenti di putaran pertama penyisihan sedangkan 1978 terhenti di putaran kedua.
Gagal total
Setelah kekalahan 0-1 dari Meksiko, Jerman menempuh segala upaya untuk bertahan di turnamen. Salah satunya memindahkan kediaman dari Vatutinki yang dekat dengan Moskwa ke Sochi di Rusia Selatan yang hangat dan di tepi Laut Hitam. Perpindahan itu berdampak positif di laga berikutnya dengan kemenangan 2-1 atas Swedia. .
Dari dua laga kontra Meksiko dan Swedia, Loew melihat ”Der Panzer” masih banyak kekurangan. Pada laga ketiga atau kontra Korsel, Loew memasang sayap serang Leon Goretzka dan Marco Reus sebagai pemain mula. Selain itu, duet Mats Hummels dan Niklas Suela menjaga benteng utama dan Jonas Hector di bek kiri. Kelima pemain tak turun sebagai starter saat laga kontra Swedia.
Menghadapi model 4-2-3-1 Jerman yang tak berubah selama penyisihan, pelatih Korsel Shin Tae-yong bertahan dengan formasi 4-4-2 seperti saat menghadapi Meksiko.
Jerman amat bernafsu menang di laga kontra korsel sehingga banyak peluang yang diciptakan tetapi mentah tak berbuah gol. Tekanan menghebat sebab tidak ada gol yang tercipta sampai 90 menit. Sementara itu, Swedia sudah unggul 3-0 atas Meksiko sejak menit ke-74. Jika Jerman mencetak gol dan menang, mereka yang lolos menyingkirkan Meksiko.
Justru dalam tekanan besar itulah, Jerman kehilangan fokus dan kebesarannya sebagai tim spesialis turnamen yang selalu bisa lolos di saat kritis. ”Ksatria Taeguk”, julukan Korsel menggunakan momentum kelengahan Jerman untuk mencetak gol pada waktu tambahan (menit 90+3) oleh Kim Young-gwon.
Panik ketinggalan, Neuer maju meninggalkan gawang. hingga ke sisi kanan pertahanan Korsel. Ironisnya, Neuer kalah berduel dalam perebutan bola dengan Joo See-jong. Memanfaatkan kekosongan di lini pertahanan Jerman, See-jong mengirim umpan jauh ke Son Heung-min, yang akhirnya mampu membobol gawang lawan itu pada menit 90+6.
Mengalahkan Jerman merupakan pembalasan dendam pada 2002 ketika Korea dihentikan di semi final. Korea mengejutkan dengan menyingkirkan Italia di perempat final di turnamen yang diadakan secara bersama dengan Jepang itu. ”Kami memang tak lolos ke fase gugur. Namun, kami bisa pulang dengan kebanggaan karena mengalahkan juara bertahan,” kata Tae-yong seusai laga dikutip dari FIFA.com.
Kiper Korea, Jo Hyeon-woo, yang tampil gemilang dengan enam penyelamatan mengatakan, kemenangan atas Jerman adalah laga yang sempurna. ”Saya belum pernah melakoni laga sempurna ini selama karier. Saya amat terbantu oleh pelatih dan pemain. Kami luar biasa dan layak menang,” katanya.
Loew mengatakan, sulit menerima kekalahan itu dan siap bertanggung jawab atas kegagalan tim di Rusia. Jerman sudah melakukan segalanya untuk menang tetapi Korea bermain amat disiplin dan baik. ”Saya tidak bisa berkata-kata,” katanya dalam jumpa pers seusai laga dikutip dari FIFA.com.
Penyerang Meksiko Javier Hernandez bersyukur karena timnya lolos ke 16 besar, melanjutkan tradisi sejak edisi 1994 di Amerika Serikat. (AFP/REUTERS/BRO)