JAKARTA, KOMPAS Proses pendaftaran nama (entry by name) kontingen Indonesia untuk Asian Games Jakarta-Palembang 2018 sudah berjalan 70 persen. Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia menetapkan hari Sabtu (30/6/2018) sebagai batas akhir pendaftaran.
Ketua kontingen Indonesia untuk Asian Games, Syafruddin Prawiranegara, menyatakan telah berkoordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga, KONI, serta KOI untuk mendaftarkan nama atlet, pelatih, dan ofisial yang memperkuat tim ”Merah Putih”. Di sela-sela meninjau seleksi atlet angkat besi di Jakarta, Kamis (28/6/2018), ia berharap atlet yang sudah terdaftar sebagai kontingen Indonesia dapat memanfaatkan waktu tersisa 50 hari untuk memaksimalkan penampilan.
”Kami harapkan atlet dapat menjaga mental dan fisik untuk mengharumkan nama negara,” ujarnya.
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Mulyana mengatakan, kontingen Indonesia untuk Asian Games terdiri dari 837 atlet, 175 pelatih, dan 57 manajer. Tim Indonesia juga akan diperkuat 397 ofisial, antara lain ahli nutrisi, fisioterapi, dan dokter. Hingga saat ini masih berlangsung proses validasi data atlet.
”Begitu semua nama atlet sudah didaftarkan kepada Inasgoc, kami akan mengumumkan target perolehan medali,” ujarnya.
Kemarin, tim angkat besi Indonesia menjalani seleksi nasional untuk memilih atlet yang tampil pada Asian Games dan Olimpiade Remaja. Seleksi diikuti 26 atlet, terdiri dari 10 lifter putra dan 16 lifter putri.
Pertandingan cabang angkat besi pada Asian Games, yang akan bergulir 18 Agustus-2 September, memainkan 15 kategori, terdiri dari delapan kategori putra (56 kilogram, 62 kg, 69 kg, 77 kg, 85 kg, 94 kg, 105 kg, dan +105kg) serta tujuh kategori putri (48 kg, 53 kg, 58 kg, 63 kg, 69kg, 75 kg, dan + 75 kg).
Berdasarkan panduan teknis kejuaraan angkat besi pada Asian Games yang dikeluarkan Inasgoc, tiap negara berhak mengirimkan maksimal dua atlet per kategori lomba, dengan total delapan atlet putra dan tujuh putri.
Kriteria atlet
Menurut Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PABBSI Alamsyah Wijaya, lifter yang terpilih memperkuat tim ”Merah Putih” harus memenuhi kriteria berpotensi merebut medali, atlet dengan peluang lima besar, dan masuk peringkat sepuluh besar Asia. Apabila masih ada kuota tersisa, atlet yunior yang punya potensi berkembang juga akan diikutsertakan untuk menambah pengalaman.
”Penilaian atlet akan didasarkan pada hasil seleksi nasional, perkembangan angkatan selama latihan, motivasi, serta persaingan di tingkat Asia,” ujarnya.
Kemarin, lifter putri andalan Indonesia, Sri Wahyuni Agustiani (48 kg), tampil dengan catatan angkatan terbaik snatch 86 kg dan clean and jerk 112 kg. Angkatan total Sri Wahyuni 198 kg.
Jumlah angkatan Sri Wahyuni menurun dari tes progres latihan bulanan. Pada April, peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu mampu mengangkat beban total 200 kg. Kemudian pada Mei, angkatan total Sri Wahyuni 199 kg. Namun, dalam progres latihan bulanan, Sri Wahyuni tampil melebihi berat badan pada kategori lomba yang diikuti.
Pelatih kepala pelatnas Indonesia, Dirdja Wihardja, menyatakan akan mengevaluasi penampilan Sri Wahyuni. ”Sri Wahyuni gagal melakukan angkatan pertama karena tergesa- gesa. Posisi mengangkat beban dia juga kurang sempurna karena terlalu jauh dari badan, ini jadi evaluasi kami,” ujarnya. (DNA)