SAMARA, SABTU - Samara Arena di Samara, Rusia, Senin (2/7/2018) pukul 21.00 WIB, akan menjadi saksi pertarungan Brasil dan Meksiko untuk kembali berebut status sebagai penguasa Amerika. Laga itu pun sarat gengsi bagi kedua tim yang sudah bertemu 40 kali tersebut.
Catatan Brasil lebih baik dengan 23 kemenangan, 7 seri, dan 10 kekalahan. Khusus di Piala Dunia, Meksiko yang mewakili Amerika Utara, Tengah, dan Karibia (Concacaf) sudah empat kali melawan Brasil dari Amerika Selatan (Conmebol).
Namun, Meksiko tak pernah menang. Catatan terbaik skuad berjuluk ”El Tricolor” itu adalah menahan Brasil, sang tuan rumah, pada Piala Dunia 2014 dengan skor 0-0 di laga kedua penyisihan Grup A.
Keduanya juga pernah bertarung tiga kali di partai puncak turnamen dan semuanya dimenangi Meksiko, yakni 4-3 di final Piala Konfederasi 1999, 2-0 di final Piala Emas Concacaf 1996, dan 1-0 di final Piala Emas Concacaf 2003.
Meksiko juga dua kali mencapai final Copa America sebagai tim undangan, tetapi belum pernah berjumpa Brasil di partai puncak turnamen tertinggi Amerika Selatan tersebut. Di final edisi 1993, Meksiko kalah 1-2 dari Argentina dan kalah 0-1 dari Kolombia pada final edisi 2001. ”Di enam Piala Dunia terakhir kami selalu terhenti di 16 besar. Tiada yang lebih baik daripada menulis sejarah baru dengan mengalahkan Brasil yang juara dunia lima kali,” kata Andres Guardado, kapten dan gelandang serang Meksiko, dikutip dari FIFA.com.
Kiper Meksiko, Guillermo Ochoa, berharap dapat kembali membuat skuad berjuluk ”Selecao” itu frustrasi seperti empat tahun lalu. ”Kami berkali-kali berhadapan dengan mereka di turnamen besar dan baik-baik saja. Namun, kami tidak bisa berpijak pada masa lalu selain berusaha keras mengalahkan mereka,” ujarnya.
Waspada
Gelandang Brasil, Casemiro, menyatakan Meksiko amat berbahaya. Brasil akan bermain sebaik dan secantik gaya mereka, joga bonito. ”Kami bisa saja kalah karena ini sepak bola. Namun, kami siap memenangi laga-laga hebat seperti ini,” katanya.
Casemiro pun meminta tim mewaspadai strategi Pelatih Meksiko Juan Carlos Osorio. Sebelum menangani El Tricolor pada 2015, Osorio adalah nakhoda Sao Paolo, klub raksasa Brasil.
Casemiro juga berkarier di Sao Paolo selama kurun waktu 2002-2013, lalu pindah ke Real Madrid. ”Osorio adalah pelatih yang luar biasa pintar. Buktinya, juara bertahan Jerman bisa mereka kalahkan di penyisihan,” ujarnya.
Pada fase penyisihan grup, Brasil tercatat sebagai tim tertinggi kedua dalam melancarkan tembakan ke gawang lawan, yakni 56 kali. Sebanyak 19 di antaranya tepat sasaran dan 5 menjadi gol.