JAKARTA, KOMPAS - Tim basket kursi roda Indonesia mengawali Kejuaraan Basket Kursi Roda di Uji Coba Asian Para Games 2018 dengan positif. Mereka berhasil menang atas Malaysia 53-52. Kemenangan itu diraih dengan dramatis, saat laga tersisanya 14 detik.
Dalam laga yang berlangsung di Hall Basket Senayan, Jakarta, Minggu (1/7/2018) itu, laga kedua tim berlangsung sengit sejak awal. Pada kuarter pertama, skor kedua tim sama kuat 13-13. Pada paruh waktu, kedudukan masih imbang, 29-29. Memasuki kuarter ketiga, Indonesia bermain lebih agresif. Dimotori kapten tim Donald Putra Santoso, Indonesia akhirnya bisa unggul 46-41.
Namun, Malaysia berusaha membalikan keadaan di kuarter keempat atau terakhir. Indonesia tetap bisa menjaga keunggulan dengan skor cukup jauh, 48-43 hingga paruh kuarter keempat. Akan tetapi, lewat perjuangan pemain andalannya, Muhammad Hafiz Ramli, Malaysia justru bisa berbalik unggul 53-52 dengan sisa waktu hanya 14 detik.
Harapan Indonesia seolah sudah pupus. Pelatih Indonesia pun meminta waktu time out dan para pemain mencoba mengoptimalkan sisa waktu tersebut. Setelah mendapatkan umpan dari Gusti Putu Putra Adnyana, Donald yang kelahiran California, Amerika Serikat, menerobos pertahanan Malaysia. Saat mendekati ring, ia melepas bola lay up dan ternyata bola itu masuk. Penonton langsung bersorak. Indonesia berbalik unggul 54-53 dan seketika itu bel panjang tanda pertandingan usai berbunyi nyaring.
"Ini kemenangan luar biasa. Tim kami baru terbentuk lima bulan lalu. Dan, ini adalah tim basket kursi roda pertama sepanjang sejarah Indonesia. Tetapi, kami bisa menang atas Malaysia yang sudah mengenal olahraga ini lebih dulu, yakni sejak tahun 2005," ujar pelatih Indonesia Fajar Brilianto seusai laga.
Bintang lapangan
Di laga itu, Donald menjadi bintang lapangan Indonesia. Ia bekerja keras membantu serangan dan pertahanan Indonesia. Dari 54 poin Indonesia, pemain berusia 29 tahun itu menyumbang 27 poin, terbanyak dari semua pemain tuan rumah. Ia pun membuat dua umpan yang sukses dikonversi rekannya menjadi poin. Tak hanya membantu serangan, ia pun berkontribusi besar menjaga pertahanan.
Donald juga kuat dalam bertahan, melakukan tujuh defensive rebounds atau bola pantul saat lawan menyerang, dari 12 rebounds yang dilakukannya. Ia pun dua kali mengeblok lemparan lawan dan empat kali mencuri bola dari tangan lawan.
Secara keseluruhan dalam pertandingan itu, statistik Donald hanya kalah dari pemain Malaysia Muhammad Hafiz Ramli. Di laga tersebut, Ramli sukses membuat 31 poin, lima umpan, sembilan rebounds, tiga kali blok, dan sekali steal. Hanya saja, ia gagal membawa negaranya menang.
Bagi Donald, statistik itu hanya bonus atas kerja kerasnya. Yang utama, ia senang tim bisa menang. "Kemenangan ini sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri pemain. Apalagi tim ini adalah tim baru yang masih sangat minim pengalaman bertanding. Tim ini perlu banyak pengalaman agar semakin solid," kata pemain yang sempat merasakan Kompetisi Basket Kursi Roda Amerika Serikat bersama klub Phoenix Suns pada 2013-2015 dan Arizona State pada 2015-2016 lalu.
Menimbah pengalaman
Pelatih Fajar Brilianto menuturkan, Indonesia memang tidak mengincar gelar dalam uji coba ini mengingat tim baru terbentuk lima bulan dan tidak pernah memiliki tim basket kursi roda sebelumnya. Untuk itu, Indonesia hanya berupaya mencari pengalaman sebanyak-banyaknya dalam kejuaraan tersebut.
Salah satu yang patut diasah adalah kerja sama dan komunikasi antar pemain. Dua komponen itu sangat penting dalam olahraga basket kursi roda. Dengan menggunakan kursi roda, pemain sulit untuk menoleh ke kanan dan kiri, apalagi belakang. Maka, kerja sama dan komunikasi sangat penting sekali.
Akan tetapi, para pemain Indonesia justru masih minim berkomunikasi. Bahkan, dalam laga itu, terlihat pemain Indonesia lebih banyak diam dan hanya mengandalkan saling lirik. Relatif hanya Donald yang rajin menjalin komunikasi, dan sering berteriak mengingatkan teman-temannya yang sangat pasif.
"Mungkin ini faktor budaya, ya. Orang Indonesia itu pemalu. Jadi, agak canggung kalau berbicara bahkan berteriak di tengah lapangan yang ditonton penonton yang ramai. Tetapi, ini patut terus dilatih. Kalau tidak, kita akan kesulitan dalam pertandingan," tuturnya.
Pada hari pertama uji coba kejuaraan, digelar dua pertandingan. Selain laga Indonesia melawan Malaysia, juga tersaji laga antara Thailand dan Malaysia. Di pertandingan kedua yang berlangsung petang, Thailand berhasil mencukur Malaysia dengan skor 100-10. Di hari kedua kejuaraan atau hari pamungkas pada Senin, 2 Juli 2018, Indonesia akan menghadapi Thailand.
"Tim Gajah Putih" Thailand diyakini akan berjaya di kejuaraan ini. Seperti kata pelatih Indonesia dan Malaysia Muhammad Asyraf, Thailand adalah salah satu kekuatan utama basket kursi roda Asia. Tetapi, hasil kali ini pun tidak bisa benar-benar jadi acuan untuk Asian Para Games. Apalagi Malaysia juga tidak menurunkan skuad terbaiknya. Skuad yang hadir adalah tim B, adapun tim A yang dipersiapkan untuk Asian Para Games sedang bertanding di salah satu kejuaraan di Korea Selatan.