JAKARTA, KOMPAS Penggunaan Istora Gelora Bung Karno sebagai arena bulu tangkis Asian Games 2018 membuat para pebulu tangkis Asia menggunakan Blibli Indonesia Terbuka 2018 untuk mencoba lapangan dan menguji kemampuan sebelum pesta olahraga antarnegara se-Asia itu bergulir bulan depan.
Tunggal putra China, Chen Long, mengatakan, dirinya datang ke Jakarta untuk pemanasan. ”Saya sudah beberapa kali tampil di Indonesia Terbuka. Bagi saya, penyelenggaraan kali ini yang terbaik dan kondisinya bisa menjadi gambaran menjelang Asian Games,” ujar peraih medali emas Asian Games 2010 itu, Selasa (3/7/2018).
Menurut Chen Long, Istora mengalami perubahan signifikan sejak direnovasi untuk menyambut Asian Games. Perubahan yang paling terasa adalah tata lampu di arena yang lebih terang dari sebelumnya. ”Lampu terang membuat saya merasa lebih nyaman bermain,” katanya.
Selain itu, penampilan Istora juga menjadi lebih cantik dan kondisi angin tidak terlalu mengganggu. Hal lain yang membuat finalis Kejuaraan Asia 2018 itu senang bermain di Istora adalah dukungan penonton Indonesia. ”Penonton sangat bersemangat mendukung, tak peduli atlet yang tampil adalah pemain unggulan atau non-unggulan,” ujarnya.
Sayang, Chen Long langsung tersingkir pada babak pertama Indonesia Terbuka setelah kalah dari Brice Leverdez (Perancis), 21-17, 20-22, 19-21. Ini adalah kekalahan pertama pemain peringkat kelima dunia itu dari Leverdez. Pada lima laga sebelumnya, Chen selalu menang, termasuk Mei lalu saat mengalahkan Leverdez pada penyisihan grup Piala Thomas.
Ganda putri Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, juga menjadikan Indonesia Terbuka sebagai ajang uji lapangan jelang Asian Games. Keduanya mengatakan, sebelum ini mereka kerap bermasalah dengan angin. ”Sejauh ini di Istora tak ada masalah. Kami perlu mengetahui kondisi lapangan karena pada turnamen Indonesia Masters lalu kami tidak bermain,” kata Fukushima.
Pasangan Jepang ini mengalahkan pasangan Indonesia, Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta, 21-16, 21-18. Di atas kertas, Fukushima/Hirota memang lebih diunggulkan karena kini menempati peringkat pertama dunia. Adapun Della/Rizki berada di peringkat ke-10.
Fukushima/Hirota merupakan juara Asia 2018 setelah mengalahkan rekan senegara, Misaki Matsutomo/Ayaka Takashi. Sepanjang musim ini, Fukushima/Hirota meraih gelar di Jerman Terbuka dan menjadi finalis All England. Adapun penampilan terbaik Della/Rizki adalah semifinal di Kejuaraan Asia dan Malaysia Terbuka. Ini adalah kekalahan kedua Della/Rizki dari Fukushima/Hirota.
Ganda campuran
Pada ganda campuran, Indonesia meloloskan tiga pasangan di paruh atas undian. Unggulan teratas Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto, dan Haviz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja melaju ke babak kedua.
Owi/Butet, sebutan untuk Tontowi/Liliyana, mengalahkan atlet Malaysia, Tan Kian Meng/Lai Pei Jing, 21-11, 21-14. Ricky/Debby, yang disiapkan menjadi pelapis Owi/Butet di Asian Games, lebih baik dari ganda China, He Jiting/Du Yue, 17-21, 21-13, 24-22. Adapun Haviz/Gloria menang atas Ronan Labar/Audrey Fontaine (Perancis), 20-22, 21-11, 21-15.
Pelatih ganda campuran Richard Mainaky mengatakan, dirinya puas dengan penampilan Ricky/Debby. ”Mereka memang kami siapkan untuk menjadi pelapis Owi/Butet. Kami melihat pola serangan mereka sangat cocok menghadapi lawan-lawan di Asia, seperti dari China, Jepang, dan Korsel. Saya berharap di Indonesia Terbuka ini mereka dapat menerapkan pola dan tampil sebaik-baiknya agar yakin menghadapi Asian Games,” katanya.
Selanjutnya, Owi/Butet akan berhadapan dengan Yugo Kobayashi/Misaki Matsutomo (Jepang). Kobayashi/Matsutomo melaju ke babak kedua setelah mengalahkan Yantoni Edy Saputra/Marsheilla Gisca Islami, 21-18, 17-21, 21-8. Ricky/Debby akan bersaing dengan pemenang duel antara unggulan ketiga Tang Chun Man/Tse Ying Suet (Hong Kong) dan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand). (DNA)