JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 11 pemain sepak bola muda binaan Uni Papua FC akan mengikuti kamp pelatihan sepak bola di Gelanggang Olahraga Sunter, Jakarta, pada 5-10 Juli 2018. Selain belajar teknik permainan, mereka juga mendapat pendidikan karakter.
”Kami ingin anak-anak ini memiliki motivasi dan karakter agar menjadi anak Indonesia yang baik, misalnya dengan menjauhi narkoba,” kata Pelatih Pendidik Uni Papua FC, Hirma Amilia Sjarif saat konferensi pers Uni Papua UC Football Training Camp Kick-off, Kamis (5/7/2018) di Planet Futsal Rasuna, Jakarta Selatan.
Manager Government and Corporate Relation Uni Papua FC Fuad Albar mengatakan, salah satu materi di kamp pelatihan nanti adalah soal penggunaan zat terlarang. Materi itu disimulasikan melalui pertandingan sepak bola.
”Nanti ada dua tim, masing-masing dibagi jadi lima orang. Tim yang satu diizinkan berlari, sementara tim yang lain hanya boleh berjalan di lapangan. Pesannya, orang yang menyentuh narkoba tidak akan sukses di lapangan,” ujarnya. Selain itu, anak-anak tersebut juga diajarkan tentang toleransi dan berbicara di depan publik.
Mereka yang mengikuti kamp pelatihan tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia, yakni Muhammad Alghifari Ramadhan dari Aceh, Dafa Maulana Yusuf (Bandung), Silas Rumsayor dan Maria Febriza Dwi Ranty Ariks Pawere (Manokwari). Selain itu, ada juga Alfa Randani (Salatiga), Daniel Wanma (Sorong), Wahyu Saputra dan Indi Rahmawati (Jakarta), Laurensius Valentino Pati Moni Go (Bali), Yerince Kogoya (Papua), serta Algi dan Salim dari Tulehu, Maluku Tengah.
Algi, asal Tulehu, sebelumnya pernah mengikuti pelatihan intensif di Chelsea FC Soccer School, Jakarta. Dia pun menceritakan pengalamannya saat mengikuti pelatihan tersebut. ”Saya diajarkan bagaimana mengoper bola agar teman bisa menerima bola dengan baik,” katanya.
Kamp pelatihan terselenggara atas kerja sama organisasi sosial Uni Papua FC dengan UC Browser, salah satu mesin peramban internet. General Manager UCWeb India dan Indonesia Damon Xi mengatakan, acara itu merupakan salah satu bentuk kontribusi perusahaan terhadap pemain sepak bola lokal di Indonesia.
Darius Sinathrya, artis sekaligus presenter sepak bola yang juga turut hadir di acara tersebut, merasa senang bisa terlibat di kegiatan itu. ”Saya senang karena acara ini telah mengambil sepak bola sebagai aktivitas sosial. Saya berharap kegiatan seperti ini tetap berkelanjutan,” kata Darius.
Menurut dia, menjadi seorang atlet tidak hanya butuh ketahanan fisik, tetapi juga mental. ”Skill hanya 1 persen, sisanya adalah mentalitas sebagai seorang atlet,” katanya. (E10)