SOCHI, RABU - Setelah hasil yang gemilang di Grup D dengan memborong tiga kemenangan, Kroasia nyaris terjerembap pada laga perdelapan final melawan Denmark. Laga terakhir itu harus menjadi pelajaran bagi tim ”Lidah Api” untuk membenahi daya gedor trisulanya.
Kroasia akan menghadapi Rusia pada perempat final Piala Dunia Rusia 2018, 8 Juli dini hari WIB. Kedua tim baru saja sama-sama keluar sebagai pemenang adu penalti pada laga babak 16 besar.
Pelatih Kroasia Zlatko Dalic mengatakan, Kroasia masih bertahan dan merayakan kemenangannya secara wajar. ”Namun, tidak ada waktu untuk perayaan lagi. Tak mudah untuk mengalahkan Rusia di hadapan pendukungnya, tetapi kami sudah punya rencana,” ujarnya.
Dalic menambahkan, Kroasia akan membuat para suporter bersorak-sorai lagi. Kroasia kemungkinan besar masih akan menerapkan formasi andalan, 4-2-3-1, dengan menitikberatkan pada garis depan. Dalic diperkirakan tetap menurunkan Mario Mandzukic, Ivan Perisic, dan Andrej Kramaric sebagai trisula serangan.
Kroasia punya keunggulan di lini tengah dengan gelandang-gelandang cemerlang. Namun, mereka kurang mendominasi permainan saat dihadapkan pada lawan dengan serangan yang terorganisasi. Kelemahan itu tampak nyata saat menghadapi Denmark.
Kroasia acap kali membuang peluang, termasuk tendangan penalti gelandang sekaligus kapten tim, Luka Modric, yang digagalkan kiper Denmark, Kasper Schmeichel. Akibatnya, Kroasia harus bersandar pada kiper Danijel Subasic lewat adu penalti.
Pada laga kontra Rusia nanti, lini depan Kroasia akan menghadapi benteng lawan paling tangguh, Igor Akinfeev. Kiper dengan insting luar biasa tajam itu adalah pengawal terakhir yang mampu menahan serangan lawan sekelas Spanyol.
Momen paling diingat khalayak tentu saat Akinfeev menangkal tendangan penalti pemain depan Spanyol, Iago Aspas, dengan kaki kirinya. Tangkisan pamungkas tersebut membawa Rusia menuju ke perempat final.
Waspada pertahanan
Ujung tombak Kroasia juga perlu mewaspadai kembalinya bek Rusia, Igor Smolnikov, yang absen bermain saat laga kontra Spanyol. Smolnikov dikenal sebagai pemain lincah dengan kontribusi besar terhadap serangan Rusia. Pemain Zenit St Petersburg itu bermain pada semua pertandingan fase grup.
Beban ujung tombak tim Lidah Api bisa lebih ringan dengan memanfaatkan kehati-hatian bek Ilya Kutepov yang akan absen pada laga berikutnya jika menerima kartu kuning lagi. Nasib yang sama dialami beberapa pemain Rusia, yakni gelandang Aleksandr Golovin, Yury Gazinsky, Roman Zobnin, dan pemain depan Fyodor Smolov.
Namun, Kroasia menanggung kekhawatiran yang sama. Gelandang Ivan Rakitic dan Marcelo Brozovic, pemain depan Ante Rebic, Marko Pjaca, dan Mandzukic, serta bek Sime Vrsaljko, Vedran Corluka, dan Tin Jedvaj juga sudah mendapat kartu kuning sebelumnya.
Kroasia juga harus awas terhadap kebuasan mesin gol Rusia yang amat produktif pada Piala Dunia 2018, yakni penyerang Artem Dzyuba dan gelandang Denis Cheryshev. Masing-masing telah mencetak tiga gol.
Pemain lain yang berbahaya adalah Golovin, yang dipuja sebagai bintang muda Rusia paling bersinar. Golovin terbukti membuat para pemain Arab Saudi kocar-kacir saat penyisihan grup dengan satu gol dan dua asis. Dia juga bermain efektif saat bertemu Spanyol.
Kroasia bakal berharap banyak untuk melayangkan kejutan layaknya 20 tahun lalu. Pada Piala Dunia 1998, Kroasia membantai Jerman dengan skor 3-0 dan melaju ke semifinal. Sensasi itu pula yang ingin ditumbuhkan Kroasia agar dapat dikenang dua dasawarsa mendatang.
”Tim Kroasia tahun 1998 menunjukkan kepada kami jalan yang harus ditempuh. Namun, sekarang, kami ingin melupakan mereka,” kata Rakitic yang optimistis skuad saat ini bisa melampaui pencapaian generasi 1998 itu.
(AP/AFP/REUTERS/BAY)