SAMARA, KAMIS - Inggris mungkin saja menikmati banyaknya prediksi yang mendukung mereka memenangi laga melawan Swedia. Namun, kegamangan tampaknya kian membayangi tim ”Tiga Singa” dengan optimisme Swedia yang membubung, bahkan membuat persaingan memanas.
Laga Swedia versus Inggris akan berlangsung di Arena Samara, Samara, Rusia, Sabtu (7/7/2018) pukul 21.00 WIB. Inggris sejauh ini masih diunggulkan mengingat catatannya selama sejarah Piala Dunia. Juara Piala Dunia 1966 itu terakhir kali menembus perempat final pada tahun 2006.
Sementara Swedia meraih prestasi terbaiknya sebagai peringkat kedua Piala Dunia 1958 saat menjadi tuan rumah. Swedia terakhir kali mencapai delapan besar pada Piala Dunia 1994.
Namun, catatan itu diimbangi pencapaian Swedia pada Piala Dunia 2018. Swedia menjadi juara Grup F dan Inggris menempati peringkat kedua Grup G. Kedua tim sama-sama kalah sekali pada babak grup. Namun, Swedia baru kebobolan satu gol, sementara Inggris sejauh ini selalu kebobolan satu gol di setiap laga.
Tambahan lagi, Inggris terseok-seok saat menghadapi Kolombia yang dipaksa beradu penalti meski akhirnya menang dengan skor 4-3.
Namun, prediksi keunggulan Inggris seakan dikesampingkan Swedia dengan kepercayaan diri yang amat tinggi. Bukan tanpa alasan jika Swedia yakin bisa menjinakkan tim Tiga Singa.
Secara historis, keunggulan Inggris atas Swedia tak terlalu menonjol. Inggris mengalahkan Swedia pada babak penyisihan Piala Eropa 2012 dengan skor 3-2. Namun, laga kedua tim berakhir seri saat bertemu pada Piala Dunia 2002 dan 2006.
Seolah belum cukup, Swedia terus memanaskan atmosfer menjelang laga. Berdasarkan The Guardian, Swedia sudah menabuh genderang perang melawan Inggris. Bek Swedia, Mikael Lustig, menilai Inggris justru dianggap lawan yang sepadan untuk Swedia berdasarkan sejarahnya. ”Piala Dunia 2018 sekali lagi menunjukkan kehebohan bakal terjadi lagi seusai laga Swedia melawan Inggris,” ujarnya.
Panasnya perseteruan itu justru dibakar lagi dengan pernyataan mantan pemain Swedia, Hakan Mild. Pemain legendaris itu menyebutkan Inggris sebagai tim manja dan gampang dibobol. Mild malah menyatakan Inggris harus bersiap menerima kejutan tak menyenangkan.
”Inggris berpikir timnya sangat bagus, padahal tidak. Mereka (tim) manja yang menerima banyak uang. Gawang Inggris gampang dijebol,” katanya. Menurut Mild, Swedia tidak sepatutnya takut menghadapi Inggris.
Bek Inggris, Harry Maguire, mengatakan, hasil laga sebelumnya malah menumbuhkan keyakinan bahwa tim Tiga Singa punya peluang besar untuk menang. ”Itu pasti. Kami sudah memenangi perdelapan final dan kini sudah memastikan tempat di perempat final,” ujarnya.
Namun, Swedia memang diyakini tak mudah dikalahkan. Karena itu, Inggris akan mati-matian bertarung saat menghadapi tim Skandinavia itu.
Cedera pemain
Di sisi lain, Pelatih Inggris Gareth Southgate saat ini dipusingkan dengan cedera beberapa pemainnya. Striker Jamie Vardy, misalnya, masih mengalami cedera paha sehingga disangsikan bisa bermain. Cedera otot paha gelandang Dele Alli juga kambuh. Sementara bek Ashley Young mengeluhkan nyeri pergelangan kaki. Selain itu, betis bek Kyle Walker kram dan badan pemain depan Harry Kane bengkak serta gatal-gatal.
Sementara itu, Swedia tidak akan diperkuat bek Lustig karena akumulasi kartu kuning. Persoalan Swedia lainnya, gelandang Albin Ekdal absen pada latihan terakhir karena keseleo pada laga melawan Swiss.
Meski Inggris dibayang-bayangi cedera beberapa pemain, Swedia tampaknya tidak akan semudah itu memenangi laga. Berdasarkan pola pada laga-laga sebelumnya, Inggris memang banyak menampilkan umpan jauh dan operan langsung. Namun, taktik Inggris kini lebih bervariasi dengan lebih mengandalkan kecepatan para pemainnya.
Mantan pelatih timnas Inggris Sven-Goran Eriksson mengatakan, ia optimistis Swedia sulit dikalahkan. ”Salah besar kalau Inggris mengira mereka bakal menang dengan mudah,” katanya. (AP/AFP/Reuters/BAY)