Alarm Keras bagi Keselamatan Latihan
Brak !!! Atlet balap sepeda nasional Hari Fitrianto (34) yang tengah berpeluh berlatih mengayuh sepedanya di Tanjakan Emen, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat (6/7/2018), ditabrak mobil dari belakang. Kecelakaan itu pun memupus harapannya membanggakan bangsa.
Keinginan tampil dalam Asian Games 2018 yang tinggal di depan mata hancur seketika. Insiden ini menjadi alarm bagi banyak pihak untuk lebih memastikan keselamatan atlet.
Dirawat intensif di Rumah Sakit Advent, Kota Bandung, Hari kini terbaring tak berdaya. Selain rangka sepeda yang hancur tak karuan, Hari menderita luka parah di pelipis dan rahang. Dia bahkan lima kali muntah darah.
”Belum tahu mengalami gegar otak atau tidak,” ujar Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia Engkos Sadrah seusai menjenguk Hari di rumah sakit.
Kepala pelatih tim nasional balap sepeda Indonesia Dadang Haries Purnomo mengatakan, kondisi luka Hari cukup parah, diduga mengalami beberapa retak tulang dan gegar otak. ”Kondisinya setengah sadar, tetapi muntah-muntah, kemungkinan gegar otak. Oleh karena itu, kami larikan ke RS Advent Bandung yang fasilitas perawatannya cukup lengkap,” ujarnya.
Kondisi itu membuat peluang Hari untuk tampil pada Asian Games 2018 nyaris tertutup. Jadwal perlombaan di Asian Games tinggal sekitar 1,5 bulan lagi. Padahal, usahanya untuk menjadi pebalap yang bakal mewakili negara jelas tidak mudah. Pada SEA Games 2011, dia meraih medali emas untuk nomor road race atau jalan raya. Dua tahun lalu saat PON Jabar, Hari ikut menyumbang medali perunggu di nomor yang sama untuk Jawa Timur.
Pelatih timnas balap sepeda Rudy Dwi Yanuar mengatakan, saat kejadian, Hari tengah berlatih rutin bersama enam rekannya jelang laga Asian Games 2018. Mereka di antaranya Aiman Cahyadi, Jamal Hibatullah, dan Dayat.
Menurut Abung, pelatih tim balap sepeda jalan raya, pebalap lain saat itu tidak mengalami apa-apa karena berada agak jauh di depan Hari.
Jalan Raya Bandung-Subang merupakan salah satu jalur yang sering digunakan untuk berlatih. Mereka berlatih hampir setiap hari pada pagi dan sore dengan durasi 2-4 jam setiap sesi latihan.
”Latihannya di jalan-jalan di Subang, salah satunya melintasi Jalan Cagak dan Tanjakan Emen sampai Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat,” ujar Rudy.
Tak heran jika Subang jadi pilihan. Daerah ini bakal jadi tuan rumah bagi perlombaan balap sepeda Asian Games 2018. Jalan pegunungan naik-turun diapit kebun teh jadi tantangan menarik bagi atlet.
Akan tetapi, di balik pesonanya, jalanan di sana juga rentan menyimpan petaka. Tanjakan Emen, meski tak jadi rute yang akan digunakan dalam pertandingan nanti, adalah salah satu yang berbahaya. Setiap tahun, kecelakaan merenggut banyak korban jiwa terjadi di sana.
Sayang, kondisi ini kurang diantisipasi dengan baik oleh tim nasional balap sepeda. Saat kejadian naas itu, misalnya, para atlet tidak dikawal untuk lebih menjamin keselamatan di jalan raya. Padahal, di Tanjakan Emen, para atlet akan berbagi jalan dengan beragam jenis kendaraan, dari sepeda motor, mobil pribadi, angkutan umum, bus pariwisata, hingga truk.
”Mungkin karena anak-anak (atlet) sudah terbiasa latihan dengan pengawalan internal (oleh pelatih). Namun, ke depan, pengawalan saat berlatih harus lebih baik lagi,” ujar Engkos.
Usut tuntas
Hingga Jumat sore, kasus ini belum juga terang. Polisi telah memeriksa sejumlah saksi. Namun, belum ada tersangka yang ditetapkan dalam kejadian ini.
Belum ada keterangan resmi dari polisi yang menangani kasus ini. Kondisi ini memunculkan tanda tanya besar mengingat mobil yang menabrak Hari juga sudah diamankan polisi.
”Sebelum menabrak Hari, mobil itu informasinya juga menabrak sepeda motor lebih dulu,” kata Dadang.
Kejadian naas yang menimpa Hari menjadi pelajaran penting untuk mengevaluasi latihan atlet. Tanpa jaminan keselamatan dengan pengawalan ketat, latihan di jalan raya sama saja membiarkan para duta bangsa di bidang olahraga itu semakin dekat dengan bahaya.
Pada saat yang sama, pihak kepolisian perlu mengusut tuntas kasus yang menimpa Hari tersebut. Hal itu seharusnya tidak sulit mengingat Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Syafruddin yang juga Ketua Kontingen Indonesia (CdM) pada Asian Games 2018 memberikan perhatian besar bagi atlet. (TAM/OKI)