”Perang” Lini Tengah Di Sochi
Duel lini tengah akan menjadi titik panas dalam laga perempat final antara Rusia dan Kroasia di Stadion Fisht, Sochi, Minggu (8/7/2018) pukul 01.00 WIB. Dua tim ini juga sama-sama membawa misi besar membuat sejarah baru.
SOCHI, JUMAT Langkah Rusia mencapai perempat final menjadi kejutan terbesar di Piala Dunia 2018. Tim berperingkat terendah dari 32 peserta putaran final ini mampu menyingkirkan Spanyol di babak 16 besar. Mimpi mereka pun melambung tinggi untuk mencapai supremasi di panggung sepak bola dunia.
Namun, langkah mereka akan bertemu halangan besar, Kroasia. Skuad asuhan Zlatko Dalic itu akan bertarung mati-matian untuk menyingkirkan skuad tuan rumah asuhan Stanislav Cherchesov.
Taktik racikan mantan kiper nasional Rusia itu cukup manjur. Dengan formasi 4-2-3-1, Rusia menang 5-0 atas Arab Saudi, menang 3-1 atas Mesir, tetapi kalah 0-3 dari Uruguay. Saat perdelapan final, Rusia bermain
amat rapat memakai pola 5-3-2 untuk menahan gempuran Spanyol. Rusia lolos ke perempat final lewat drama adu penalti dibantu kehebatan kapten dan kiper Igor Akinfeev yang menggagalkan eksekusi dua pemain Spanyol.
Modal penampilan Kroasia ke putaran final lebih baik daripada Rusia. Sejak September 2017, Kroasia melakoni 11 laga kualifikasi dan uji coba. Hasilnya, menang 6 laga, seri 2 laga, dan kalah 3 laga.
Di penyisihan, Dalic dengan kesetiaan pada formasi 4-2-3-1 menghajar Nigeria 2-0, Argentina 3-0, dan Eslandia 2-1. Di 16 besar, formasi itu kewalahan menghadapi Denmark dengan pertahanan solid dan performa kiper Kasper Schmeichel yang luar biasa. Kroasia lolos lewat adu penalti setelah kiper Danijel Subasic menggagalkan tiga eksekusi pemain Denmark.
Dari perjalanan laga kedua tim, terlihat bahwa mereka sulit mengatasi tim dengan pertahanan rapat. Uruguay dengan tembok pertahanan Diego Godin gagal ditembus. Benteng Rusia pun jebolt digempur penyerang Luis Suarez dan Edinson Cavani.
Meski tak setenar duet tombak Uruguay itu, striker Kroasia, Mario Mandzukic, tetap diharapkan untuk membantu tim merusak pertahanan Rusia. Jika sulit membobol gawang Rusia, Mandzukic akan berperan sebagai pembuka ruang tembak bagi gelandang Kroasia, antara lain kapten Luka Modric, Ivan Perisic, Ivan Rakitic, atau Marcelo Brozovic.
Kondisi serupa berlaku untuk Rusia. Ketajaman Artem Dzyuba yang telah mencetak tiga gol akan diuji benteng barisan pertahanan Kroasia yang akan dikoordinasi Dejan Lovren dan Domagoj Vida. Dzyuba juga bisa memancing untuk membuka ruang tembak bagi gelandang Denis Cheryshev yang telah mencetak tiga gol, Aleksandr Golovin, atau Aleksandr Samedov.
Perang lini tengah antara Samedov-Golovin-Cheryshev dan Rakitic-Modric-Perisic patut ditunggu. Kroasia jelas menumpukan nyawa permainan di lini tengah. Ini simpul permainan, baik untuk bertahan maupun menyerang. Performa trio lini tengah mereka sangat konsisten dalam performa tinggi. Inilah yang dihadapi oleh para pemain Rusia di laga hidup-mati di Sochi.
Dikutip dari laman FIFA, Cherchesov dan Dalic tampaknya akan menerapkan permainan terbuka. Laman ini memprediksi Rusia bermain dengan model 4-2-3-1. Kroasia mungkin turun dengan formasi 4-5-1 atau serupa lawannya. Ini laga krusial yang menuntut setiap tim menurunkan kekuatan terbaik.
Itulah mengapa Cherchesov dipaksa mengambil risiko dengan menurunkan Golovin, Fyodor Smolov, Yury Gazinsky, Ilya Kutepov, dan atau Roman Zobnin yang sudah mengantongi satu kartu kuning. Jika para pemain itu mendapat satu lagi kartu kuning, mereka tak bisa tampil di laga berikutnya jika Rusia lolos ke semifinal.
”Bagi saya, ini sederhana, kami harus fokus di laga terdekat. Kami siap menghadapi Kroasia,” kata Cherchesov.
Itu juga masalah yang dihadapi Dalic karena Sime Vrsaljko, Rakitic, Brozovic, Ante Rebic, Mandzukic, Vedran Corluka, Marko Pjaca, dan Tin Jedvaj juga sudah mengantongi kartu kuning. Namun, Dalic menilai tiada guna menyimpan kekuatan sebab kekalahan tak bisa ditebus. ”Ini kesempatan satu kali, bahkan setiap laga adalah final bagi kami,” ujarnya.
Faktor lain yang juga menjadi perhatian kedua tim adalah cuaca di Sochi, yang hingga kemarin mendung dengan suhu 25 derajat celsius. Hujan disertai petir bisa terjadi dalam dua hari ke depan.
Inspirasi
Modric mengatakan, timnas saat ini diharapkan melampaui capaian urutan ketiga di Piala Dunia Perancis 1998. Saat itu, Modric baru berusia 12 tahun. Kroasia menjadi urutan ketiga dalam debut mereka sebagai negara merdeka. Sebelumnya, Kroasia merupakan bagian dari Yugoslavia.
”Generasi emas saat itu yang membuat saya tetap bermain sepak bola dan akan berjuang keras di sini,” kata bintang Real Madrid tersebut.
Dua puluh tahun lalu, Kroasia punya penyerang hebat Davor Suker. Sang legenda itu pada 1998 dinobatkan sebagai urutan kedua pemain terbaik dunia. Kini, Modric punya beban berat sebab diharapkan mengembalikan atau melebihi capaian generasi emas dua dekade silam.
”Ada di Piala Dunia sudah menjadi kehormatan luar biasa. Jika kami bisa memenanginya, ini dongeng luar biasa untuk negeri,” kata Modric.
Bagi para pemain Rusia, laga ini juga bisa menjadi tonggak sejarah baru. Rusia adalah pecahan Uni Soviet dengan prestasi terbaik urutan keempat Piala Dunia Inggris 1966. Setelah Uni Soviet pecah, Rusia baru kali ini bisa menembus fase grup.
”Kami harus mampu mengatasi Kroasia agar sejarah baru tercipta bagi negeri ini,” kata Akinfeev yang disebut sebagai titisan kiper legendaris Uni Soviet, Lev Yashin.
Pertemuan pertama
Laga di arena berkapasitas 45.000 kursi itu merupakan pertemuan keempat kedua tim. Dua pertemuan pertama terjadi pada kualifikasi Piala Eropa Austria-Swiss 2008. Waktu itu, laga pertama terjadi pada September 2006 di Stadion Lokomotiv, Moskwa, dengan skor akhir 0-0. Berikutnya, Juni 2007, di Stadion Maksimir, Zagreb, laga berakhir 0-0. Pertemuan ketiga dalam laga persahabatan, November 2015, di Rostov Arena, dengan hasil 3-1 untuk kemenangan Kroasia.
Catatan itu menunjukkan sedikit keunggulan Kroasia yang mampu menang dalam laga tandang uji coba tersebut. Namun, kejayaan di Rostov Arena itu tak bisa menjadi patokan Kroasia saat menantang Rusia di perempat final Piala Dunia ini.
Pemain Rusia yang tiga tahun lalu bermain dan masih bertahan sampai kini ada enam orang, antara lain bek senior Sergey Ignashevich, Cheryshev, dan Dzyuba. Di sisi Kroasia ada delapan orang, antara lain Vrsaljko, Brozovic, Perisic, dan Mandzukic.
Meski bukan patokan, laga tiga tahun lalu itu bisa jadi gambaran bagi Rusia dan Kroasia untuk persiapan menjalani perempat final. Di kedua tim ada 14 pemain yang pernah bertarung dan pengalaman itu akan berguna di Sochi nanti.
(AFP/REUTERS/BRO)