LONDON, KAMIS-Mempertahankan gelar juara Grand Slam bukan hal yang mudah. Petenis putri Spanyol, Garbine Muguruza, sudah dua kali mencobanya dan gagal. Pada era 2000-an, hanya ada delapan petenis yang bisa meraih gelar juara dan mempertahankannya di musim berikutnya.
Muguruza gagal mempertahankan gelar juara Wimbledon setelah tersingkir pada babak kedua, Kamis (5/7/2018). Di Lapangan 2 All England Club, London, Inggris, Muguruza dikalahkan petenis Belgia, Alison Van Uytvanck, 7-5, 2-6, 1-6.
Muguruza, yang menjadi unggulan ketiga, menjadi petenis keenam dengan status delapan unggulan tertinggi tunggal putri yang telah tersingkir sebelum babak ketiga. Petenis lainnya adalah Caroline Wozniacki (2), Slonae Stephens (4), Elina Svitolina (5), Caroline Garcia (6), dan Petra Kvitova (8). Unggulan atas yang masih tersisa adalah Simona Halep (1) dan Karolina Pliskova (7). Pliskova bertanding pada babak ketiga, Sabtu dinihari waktu Indonesia.
“Dia bermain sangat baik. Pukulannya keras dan dia juga mengambil banyak resiko yang akhirnya menghasilkan poin. Level permainan saya juga tak seperti yang diinginkan. Saya sedih karena sebenarnya ingin melaju lebih jauh di Wimbledon,” kata Muguruza.
Sebelum gagal di Wimbledon 2018, petenis berusia 24 tahun itu juga gagal mempertahankan gelar Perancis Terbuka 2016. Pada musim berikutnya, dia tersingkir pada babak keempat.
Dengan kekalahan Muguruza, gelar tunggal putri dari tiga grand slam pun berpindah tangan. Wozniacki mengambil gelar Australia Terbuka dari tangan Serena, sementara Simona Halep menjuarai Perancis Terbuka setelah Jelena Ostapenko menjuarainya pada 2017.
Mempertahankan gelar juara grand slam memang bukan hal yang mudah. Memerlukan konsistensi permainan dalam persaingan tingkat tinggi.
Lima petenis
Berdasarkan data dalam laman ATP dan WTA, ada lima petenis putra dan tiga putri yang bisa mempertahankan gelar grand slam sejak 2000. Di luar nama Williams bersaudara, Serena dan Venus yang menguasai Australia Terbuka, Wimbledon, dan AS Terbuka, hanya ada Justine Henin (Belgia) yang meraih gelar juara Perancis Terbuka pada 2005-2007.
Adapun di putra, persaingan didominasi Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic. Pada awal era 2000, ada Andre Agassi yang menjuarai Australia Terbuka 2000-2001, serta Gustavo Kuerten dengan gelar Perancis Terbuka, juga, pada 2000-2001.
Finalis tunggal putra 2017, Marin Cilic, juga tersingkir pada babak kedua. Petenis unggulan ketiga, yang sebenarnya difavoritkan bisa menjegal dominasi Federer di lapangan rumput ini, dikalahkan petenis Argentina berperingkat ke-82 dunia, Guido Pella, 6-3, 6-1, 4-6, 6-7 (3), 5-7.
Sementara, Nadal, Djokovic, dan Juan Martin Del Potro melaju ke babak ketiga. Berada pada paruh bawah undian, Nadal berpeluang bertemu Del Potro pada perempat final. Sementara, Djokovic bisa menjadi lawan pada semifinal. ADapun Federer tampil pada babak ketiga, melawan Jan-Lennard Struff, pada Sabtu dini hari WIB.(REUTERS/IYA)