KAZAN, SABTU Piala Dunia Rusia 2018 dipastikan tidak akan melahirkan juara dari tim Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (Conmebol). Terakhir, dua wakil Conmebol, Uruguay dan Brasil, tersingkir di babak perempat final. Hasil itu memperpanjang paceklik gelar yang diraih tim dari Conmebol di Piala Dunia sejak 2006.
Pada Piala Dunia Rusia 2018 Rusia, ”Benua Merah” atau Amerika mengirim delapan tim. Dari Conmebol ada Brasil, Argentina, Uruguay, Kolombia, dan Peru. Sementara dari Konfederasi Sepak Bola Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Karibia (CONCACAF) ada Meksiko, Kosta Rika, dan Panama.
Peru, Panama, dan Kosta Rika tersingkir di fase grup. Pada babak 16 besar, Kolombia dikalahkan Inggris, sedangkan Argentina menyerah dari Perancis. Di perempat final, Uruguay kalah 0-2 dari Perancis, kemudian Brasil kalah 1-2 dari Belgia.
Ketiadaan tim Amerika di semifinal Piala Dunia mengulang edisi 1934 Italia yang dimenangi oleh tuan rumah, tahun 1966 di Inggris dengan juara tuan rumah, tahun 1982 di Spanyol dengan juara Italia, serta tahun 2006 di Jerman dengan juara Italia. Tiga dari empat gelar Italia didapat saat tidak ada wakil Amerika di semifinal. Namun, di Rusia, Italia absen setelah disingkirkan Swedia pada babak play off.
Seusai ditekuk Belgia, Sabtu (7/7/2018) dini hari WIB, Pelatih Brasil Tite mengatakan, kekalahan itu bukan kematian dari sepak bola indah yang ingin
diperagakan timnya. Meski Brasil bertabur pemain bintang dan teknik individu amat menawan, tak cukup untuk mengatasi Belgia.
”Laga amat bagus. Kami menguasai bola (57 persen) dan banyak peluang, tetapi Belgia lebih efektif mengonversi peluang,” katanya.
Tite menampik kekalahan itu karena enggan mengubah formasi 4-2-3-1 dan taktik gonta-ganti kapten. ”Belgia juga diperkuat pemain hebat. Mereka juga punya kiper luar biasa Thibaut Cortois (8 penyelamatan) yang membuat perbedaan nyata. Yang bisa mengapresiasi sepak bola tentu akan mengakui laga ini indah dan seru,” katanya.
Pelatih Uruguay Oscar Tabarez, seusai dikalahkan Perancis, mengakui sepak bola saat ini dikuasai negara elite. Namun, timnya yang merupakan wakil dari Conmebol, telah berjuang keras mengukir prestasi terbaik.
”Mereka yang tak berbuat apa-apa. pasti tak pernah salah,” ujar Tabarez yang melatih Uruguay sejak 2006.
Pelatih Argentina Jorge Sampaoli mengakui keunggulan Perancis dengan pemain muda menjadi salah satu faktor keberhasilan lawan. Argentina tak bisa menggantungkan kekuatan tim di pundak segelintir pemain bintang. (AFP/REUTERS/BRO)