SIDOARJO, KOMPAS Adu penalti merupakan perang psikologis. Di saat kemampuan teknik dan pengalaman para pemain berimbang, kekuatan mental berperan menjadi penentu. Adu penalti bukan sekadar keberuntungan. Mental dalam penentuan hidup matinya sebuah mimpi menjadi juara itu sepertinya belum terlalu kuat dalam diri anak-anak asuh Indra Sjafri.
Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan pun terpaksa mengubur mimpi menjadi juara Piala AFF U-19. Langkah mereka dihentikan Malaysia melalui adu penalti di semifinal yang berlangsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (12/7/2018). Talenta-talenta muda sepak bola Indonesia itu kalah 3-4 (1-1) dalam adu penalti.
Menanggapi kekalahan timnya, Indra Sjafri mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi adu penalti dengan memberikan latihan rutin kepada pemain. Bahkan, latihan sudah diberikan sebelum pertandingan dimulai.
”Mohon maaf tim sudah berusaha maksimal memberikan performa terbaik,” ujar Asnawi Mangkualam, pemain timnas Indonesia.
Terakhir kali skuad Indonesia muda meraih gelar juara Piala AFF U-19 pada 2013 saat diperkuat para pemain seperti Evan Dimas Darmono, Ilham Udin Armaiyn, dan Hansamau Yama. Pada edisi 2014, skuad Indonesia tersingkir di fase grup. Itu penampilan terburuk karena tak pernah menang, kemasukan sembilan gol, dan hanya mencetak dua gol.
Pada 2015, Indonesia absen karena PSSI sedang disanksi FIFA. Pada 2016, tim muda Indonesia kembali tampil, tetapi tersingkir di Grup B. Asa mencuat pada 2017 dengan penampilan Egy, Saddil Ramdani, dan kawan-kawan. Egy menjadi pencetak gol terbanyak dengan delapan gol, tetapi Indonesia hanya finis ketiga.
Kini, Indonesia juga berpeluang meraih posisi ketiga setelah kalah di semifinal. Indonesia akan melawan Thailand pada perebutan peringkat ketiga di Gelora Delta Sidoarjo, Sabtu (14/7) pukul 15.30 WIB. Thailand, juara bertahan, secara mengejutkan kalah 0-1 dari Myanmar, kemarin.
Piala AFF U-19 ini menjadi pelajaran penting bagi para pemain muda Indonesia. Permainan dan kemampuan teknik perlu diimbangi dengan mematangkan mental.
Pada laga kemarin, Indonesia unggul lebih dulu lewat gol yang dicetak Egy. Namun, Malaysia berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 lewat gol Muhammad Syaiful.
Memasuki babak kedua, Indra Sjafri memperkuat formasi lini depan dengan memasukkan Todd Rivaldo untuk menggantikan Rafli Mursalim. Namun, Indonesia gagal menambah gol. Pada laga itu, Egy mendapat pengawalan ketat dari dua hingga tiga pemain Malaysia.
Pelatih Malaysia U-19 Bojan Hodak menilai, hari ini timnya bermain lebih baik. Kekalahan Indonesia karena lelah dan tekanan yang besar dari suporter untuk memenangi laga. (NIK)