Hampir dua bulan menjelang Piala Dunia edisi perdana tahun 1930 di Uruguay, belum ada satu pun tim Eropa bersedia menjadi peserta. Belanda, Italia, Spanyol, dan Swedia yang kecewa gara-gara gagal menjadi tuan rumah enggan mengirimkan para pemainnya ke Uruguay.
Austria, Cekoslowakia, Jerman, Hongaria, dan Swiss juga mengemukakan sikap yang sama. Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara tak memenuhi syarat setelah mengundurkan diri dari FIFA pada 1928 karena ketidaksepakatan soal bayaran untuk pemain amatir.
Berdasarkan buku The World Cup 1930-2002 yang disusun John Robinson dan diterbitkan Soccer Books Limited tahun 2002, Presiden FIFA saat itu, Jules Rimet, saking geregetannya sampai memaksa negaranya, Perancis, untuk mengikuti Piala Dunia di Uruguay tersebut.
Wakil Presiden FIFA Rodolphe Seeldrayers bertindak serupa dengan menekan negaranya, Belgia. Negara-negara Eropa lain yang mengikuti Piala Dunia adalah Yugoslavia dan Romania. Setelah kompetisi itu usai, tuan rumah rupanya masih menyimpan kejengkelan hingga Piala Dunia 1934 di Italia.
Di Piala Dunia edisi kedua itu, giliran Uruguay yang memboikot sebagai balasan kepada Italia yang menampik datang pada 1930. Padahal, di Piala Dunia 1930, Uruguay yang juara. Hingga saat ini, Uruguay menjadi satu-satunya negara yang menolak mempertahankan gelar juara dunia.
Boikot juga pernah dilakukan Argentina pada Piala Dunia 1938 di Perancis. Argentina berpendapat Piala Dunia seharusnya kembali dilaksanakan di Benua Amerika. Selain itu, Argentina hanya menurunkan para pemain lapis kedua di Piala Dunia 1934 sebagai bentuk simpati kepada Uruguay. (BAY)