LONDON, RABU--Dua dari tiga nama besar lolos dari perempat final tunggal putra Grand Slam Wimbledon. Dua nama itu, Rafael Nadal dan Novak Djokovic, akan menciptakan semifinal dengan rasa final.
Berbagai statistik yang berada di belakang mereka menjadikan pertemuan yang akan terjadi di All England Club, London, Inggris, Jumat (13/7/2018), ini layak disebut final. Semifinal lainnya merupakan laga tak terduga, John Isner melawan Kevin Anderson, dengan tersingkirnya sang favorit juara, Roger Federer.
Federer kalah dari Anderson, 6-2, 7-6 (7-5), 5-7, 4-6, 11-13, dalam laga selama 4 jam 14 menit. Ini menjadi pengalaman pertama bagi Federer, kalah setelah mendapat match point.
Nadal juga melewati laga lima set, 7-5, 6-7 (7-9), 4-6, 6-4, 6-4, ketika berhadapan dengan Juan Martin Del Potro yang memiliki lecutan forehand tajam. Pada gim kesembilan set kelima misalnya, Nadal hanya bisa tersenyum ketika Del Potro mendapat winner melalui forehand dengan kecepatan 172 kilometer per jam.
Andy Murray, yang menjadi komentator untuk BBC, pun tertawa melihat kejadian itu. "Gila!" kata Murray.
Penampilan selama 4 jam 48 menit itu menjadi yang terbaik bagi Nadal di Wimbledon 2018 sejauh ini. Dia bagaikan telah melalui tes yang sulit dengan baik. Apalagi, meski pernah menjuarai Wimbledon 2008 dan 2010, Nadal kerap kali tak difavoritkan sebagai juara di Wimbledon. Raja Lapangan Tanah Liat ini bahkan tak pernah melewati babak keempat sejak 2012.
"Saya hanya mencoba menikmati pertandingan. Tampil dalam salah satu lapangan terbaik, melawan salah satu petenis terbaik, dan di depan banyak penonton, hanya itu yang bisa saya lakukan," kata Nadal dalam laman resmi Wimbledon.
Namun, ujian bagi petenis nomor satu dunia itu belum usai. Djokovic, juara Wimbledon 2011, 2014, dan 2015, menantinya di semifinal. Pertemuan keduanya adalah pertemuan dua petenis dengan total 29 gelar juara grand slam : Nadal dengan 17 gelar dan Djokovic dengan 12 gelar.
Pertemuan mereka yang ke-52 ini juga akan menjadi persaingan terbanyak antara dua petenis dalam era tenis terbuka sejak 1968. Jumlah ini melebihi catatan 38 pertemuan Nadal-Federer, atau 45 pertemuan Federer-Djokovic. Melawan Nadal, Djokovic unggul 26-25, tetapi dia tertinggal 4-9 dalam pertemuan di arena grand slam. Namun, Djokovic pernah mengalahkan Nadal dalam final Wimbledon 2011.
[caption id="attachment_6875942" align="alignleft" width="240"] Rafael Nadal[/caption]"Itu akan menjadi salah satu pertandingan tersulit. Novak mengalami masa sulit dalam kariernya, tetapi saat ini permainannya telah kembali ke level tinggi," kata Nadal tentang pertemuannya dengan Djokovic nanti.
Kehilangan motivasi setelah menjuarai Perancis Terbuka 2016 dan cedera siku kanan selama paruh kedua musim 2017 mengganggu perjalanan karier Djokovic yang saat ini berperingkat ke-21 dunia. Gelar Perancis Terbuka, yang melengkapi gelar juara dari tiga grand slam lain, menjadi yang terakhir bagi Djokovic hingga saat ini.
Akan tetapi, final dalam turnamen pemanasan Wimbledon, di Queen\'s Club, London, menaikkan statusnya sebagai salah satu favorit juara di All England Club. "Saya tak berpikir tentang menjadi underdog atau favorit. Saya hanya mencoba membangun kembali momentum penampilan saya," kata Djokovic yang menjadi unggulan ke-12 di Wimbledon.
Selain permainan, ekspresinya berteriak lantang saat mendapat poin sulit, juga terlihat kembali. Djokovic menghentikan Kei Nishikori, 6-3, 3-6, 6-2, 6-2, pada perempat final melalui permainan agresif. Dia mendapat 28 poin lebih banyak dari Nishikori.
Djokovic juga menilai, permainannya mulai kembali ke penampilan terbaiknya yang telah hilang selama sekitar dua tahun. "Saya senang dengan level permainan saya saat ini. Saya layak tampil pada semifinal. Namun, saya tidak ingin berhenti di sana. Saya akan berjuang untuk mewujudkan peluang mendapat trofi juara," lanjut Djokovic.
Kejutan besar
Sementara itu, kekalahan Federer pada perempat final menjadi kejutan terbesar pada Wimbledon kali ini. Setelah memenangi dua set awal dan unggul 5-4 pada set ketiga, Federer sering membuat kesalahan, terutama dalam forehand.
Di seberang net, Anderson yang tak pernah menang satu set pun atas Federer dalam empat pertemuan sebelumnya, terus memupuk kepercayaan dirinya. "Saya terus berkata pada diri sendiri, harus yakin bahwa ini hari baik saya. Pola pikir itu harus ada ketika melawan petenis seperti Roger," kata Anderson, petenis Afrika Selatan pertama yang tampil pada semifinal Wimbledon sejak Kevin Curren pada 1983.
Di bagian putri, semifinal tunggal putri yang berlangsung Kamis malam mempertemukan Angelique Kerber (Jerman) dan Jelena Ostapenko (Latvia) serta Serena Williams (Amerika Serikat) melawan Julia Goerges (Jerman). Dari empat petenis ini, hanya Serena yang sebelumnya pernah menjuarai Wimbledon. (Reuters)