BANYUWANGI, KOMPAS — Sempat terperosok karena finis di urutan ketujuh dalam final kategori elite putra Internastional BMX Banyuwangi putaran pertama, pebalap pelatnas I Gusti Bagus Saputra mampu menjadi yang tercepat dalam putaran kedua di Sirkuit BMX Muncar, Banyuwangi, Minggu (15/7/2018). Ia membuktikan janji untuk memperbaiki performanya dalam kompetisi terakhir sebelum turun di Asian Games 2018 itu.
Dalam final putaran kedua kemarin, I Gusti Bagus Saputra melahap empat putaran dengan sempurna. Pebalap asal Nusa Tenggara Barat itu meninggalkan Muhammad Khabibur Rohman dari tim GGMM Yesmart Swalayan Thrill BMX ISSI Kendal dan pebalap asal Australia Kyle Green.
Hasil buruk justru diraih pebalap pelatnas Toni Syarifudin dan Rio Akbar. Toni yang pernah turun di Olimpiade Rio 2016 harus puas finis di urutan keempat, sementara Rio yang baru saja menjuarai Kejuaraan BMX Asia 2018 tertinggal di posisi ketujuh.
Raihan buruk Toni dan Rio tak lepas dari insiden tabrakan yang dialami keduanya saat baru memulai balapan final. Toni dan Rio bersenggolan di tanjakan pertama. Beruntung Toni segera bangkit dan menyalip lawan-lawannya.
Hasil putaran kedua final itu jauh berbeda dengan putaran pertama. Pebalap Jepang, Tatsumi Matsushita, yang memenangi putaran pertama, pada balapan kedua hanya finis di urutan keenam. Sementara Bagus yang menjadi jawara di putaran kedua, pada putaran pertama, hanya finis di urutan ketujuh.
”Kemarin, saya melakukan kesalahan fatal karena pijakan saya terlepas dari pedal. Tetapi, sesuai janji saya kemarin, saya akan tampil maksimal di putaran kedua. Pembalasan saya terbukti,” ujar Bagus yang meraih emas dalam SEA Games Malaysia 2017.
International BMX Banyuwangi merupakan kejuaraan terakhir yang diikuti Bagus dan kawan-kawannya di timnas BMX. Mereka kini harus fokus memperbaiki catatan waktu saat melintas di Sirkuit BMX Jakarta tempat perlombaan BMX Asian Games digelar.
Kepala Pelatih Tim Nasional BMX Dadang Haries Purnomo menuturkan, saat ini catatan waktu terbaik masih dipegang oleh Toni. Peraih perak SEA Games Jakarta-Palembang 2011 itu mencatatkan waktu 33,9 detik.
”Setelah ini kami fokus memperbaiki catatan waktu. Anak-anak harus bisa tembus dan stabil di catatan waktu 33 detik. Kalau bisa 33 detik, sudah dipastikan emas di tangan,” ujar Dadang.
Dadang mengatakan, saat ini Indonesia hanya memiliki kuota dua pebalap untuk diturunkan di Asian Games. Hingga satu bulan menjelang perhelatan akbar tersebut, tim pelatih belum memastikan siapa dua pebalap yang akan mewakili Indonesia.
Ketiga pebalap BMX yang dimiliki tim nasional Indonesia masih memiliki peluang berlaga di Asian Games karena kontingen Indonesia tengah mengusahakan kuota tambahan.
”Kami memang sudah memiliki perkiraan pemain yang akan diturunkan di Asian Games. Namun, kami belum secara resmi dan pasti menurunkan susunan pebalap itu. Semuanya masih sangat dinamis, kami akan amati terus performa mereka,” ujarnya.
Di sektor pria, Dadang berharap tim nasional BMX dapat menyumbangkan medali emas. Sementara di sektor putri target yang ditetapkan hanya perunggu. Ia mengakui sektor putri BMX nasional masih bertumpu pada Elga Kharisma Novanda. Sayang, pada Asian Games esok, Elga tidak turun di nomor BMX melainkan fokus berlaga di nomor trek.
”Di sektor putri, kami akan menurunkan Cupi Novianti yang selama ini menjadi pelapis Elga. Kami akui regenerasi di sektor putri memang terlambat. Namun, saya yakin tiga hingga empat tahun lagi Indonesia punya pebalap-pebalap hebat,” tuturnya.