Jutaan warga Kroasia dilanda demam sepak bola menyusul keberhasilan tim mereka melaju ke babak final Piala Dunia Rusia 2018. Berbagai upaya pun dilakukan mereka untuk hadir di Rusia dan menjadi bagian dari sejarah terindah perjalanan sepak bola negara kecil itu.
Menjelang final Piala Dunia, kota Moskwa mendadak semarak dengan warna merah putih kotak-kotak. Dalam dua hari terakhir, warna yang menjadi ciri khas kostum timnas Kroasia itu mudah ditemui di berbagai sudut Moskwa, mulai dari Lapangan Merah di pusat kota, stasiun-stasiun bawah tanah, hingga area Stadion Luzhniki yang menjadi arena laga final.
Katrina Glavota, warga Kroasia, keluar dengan riang dari Pusat Fan ID, gedung yang terletak 700 meter dari Luzhniki. Ia mengalungi Fan ID, kartu identitas penonton yang wajib dimiliki untuk menonton laga-laga Piala Dunia Rusia.
Tidak tampak kelelahan di wajahnya. Padahal, ia dan 14 temannya baru saja menempuh perjalanan dua hari dari kota asalnya, Osijek, menuju Moskwa menggunakan mobil. Mereka menempuh perjalanan sejauh 2.095 kilometer atau dua kali jarak Anyer, Banten, ke Surabaya, Jawa Timur. Belum pernah sebelumnya ia melakukan perjalanan sejauh itu hanya demi sepak bola.
”Ini pertama kalinya saya datang untuk menonton Piala Dunia. Ini pengalaman sekali seumur hidup yang tidak bisa dilewatkan,” ujar Glavota yang gembira bisa bergabung dengan sekitar 50.000 warga Kroasia yang datang ke Moskwa.
Demi menyaksikan langsung tim ”Vatreni”, Glavota rela membolos dari pekerjaannya sebagai manajer akunting di Osijek. Ia juga menghabiskan 1.500 euro atau setara Rp 25 juta hanya untuk tiket laga final. Namun, ia termasuk beruntung bisa mendapatkan tiket yang kini sangat langka itu. Ribuan fans Kroasia lainnya hingga kini masih terus berburu tiket itu.
Total 4.000 euro atau Rp 67 juta ia siapkan untuk perjalanan ke Moskwa. Dana itu mencakup tiket, transportasi mobil, makan, dan akomodasi. Diakuinya, jumlah uang itu tidak sedikit. Sebagai gambaran, rata-rata penghasilan warga Kroasia adalah 750 euro atau Rp 12 juta per bulan.
”Mahal memang. Saya memakai sebagian tabungan saya untuk perjalanan ini. Namun, saya kira itu sepadan. Membayangkan menyanyikan lagu kebangsaan di stadion saat final nanti saja rasanya sudah merinding,” tutur Glavota.
Sulitnya mendapatkan tiket laga final itu diungkapkan Mario Maric, fans Kroasia asal Frankfurt, Jerman. Meskipun lahir dan besar di Jerman, Maric memang lebih mencintai timnas Kroasia, negara kelahiran kedua orangtuanya.
”Sangat sulit mencari tiket final. Kami sempat ditawari 2.000 euro (Rp 33 juta) untuk kategori III oleh orang Inggris di pusat kota. Ada pula yang menawari kami tiket VIP sebesar 5.000 euro (Rp 84 juta). Luar biasa mahal. Namun, kami akan terus mencarinya. Ya, paling tidak bisa dapat seharga 1.000 euro,” ujar Maric di areal Stadion Luzhniki.
Jika tidak mendapatkan tiket, Maric yang datang bersama ayah dan pamannya itu kemungkinan hanya bisa menyaksikan laga tersebut di FIFA Fan Fest atau di pusat kota Moskwa. Di kawasan itu terpasang layar raksasa untuk acara menonton bareng laga-laga Piala Dunia.