Final Piala Dunia 1974 siap dimulai. Seru, karena laga di Olympiastadion, Muenchen, Jerman Barat, 7 Juli 1974, itu mempertemukan tuan rumah dengan tim inovatif Belanda. Sekonyong-konyong, wasit asal Inggris, Jack Taylor, menunda pertandingan.
Apa pasal? Rupanya, berdasarkan situs The Guardian, staf yang bertugas di lapangan lupa memasang bendera-bendera tendangan sudut. Bendera-bendera itu dicopot lantaran sebelum laga diselenggarakan seremoni penutupan. Taylor sendiri hampir tak percaya ia tidak menyadari keteledoran itu.
”Saat menjadi wasit, saya ingat sedang memimpin pertandingan. Seseorang lalu menghampiri saya. Dia bilang, ’Anda harus mengulang pertandingan’,” ujarnya.
Taylor yang terheran-heran lantas menanyakan penyebab laga itu harus dimulai lagi. ”Kata dia, ’Bendera tendangan sudut belum ada’. Lucu sekali. Sepertinya itu tak benar, tetapi memang terjadi. Saya tak pernah melupakan peristiwa itu,” ujarnya.
Taylor tengah memandu laga terbesar dalam kariernya, tetapi kesalahan amatir malah terjadi. Laga itu akhirnya dimenangi Jerman Barat dengan skor 2-1.
”Jutaan orang menonton pertandingan itu. Sementara saya, manusia kecil ini, berlari ke sudut-sudut lapangan untuk memasang bendera,” ucap Taylor.
Tertundanya laga bukan sekali itu saja terjadi. Pada partai pembuka Piala Dunia 1966, misalnya, tujuh pemain Inggris lupa membawa kartu identitas. Laga itu mempertemukan Inggris dan Uruguay di Stadion Wembley, London.
Stadion yang telah terisi 87.148 pasang mata itu pun harus menunggu. Seorang polisi bersepeda motor pontang-panting mengambil kartu identitas yang tertinggal di hotel tempat tim Inggris menginap.
Pertandingan Grup 1 itu kemudian berjalan membosankan dan berakhir dengan skor 0-0. Namun, pada akhir turnamen, Inggris keluar sebagai juara.
Saat Piala Dunia 1978 antara Belanda dan tuan rumah Argentina, laga yang tertunda juga terjadi. Lagi-lagi, pertandingan final yang terganggu. Pemain sayap kanan Belanda, Rene van de Kerkhof, menggunakan gips untuk membalut lengannya yang cedera.
Para pemain Argentina protes karena cemas gips itu bisa mencederai mereka. Wasit asal Italia, Sergio Gonella, pun merespons protes tersebut dan Van de Kerkhof mengalah.
Dia pergi dan beberapa saat kemudian mengganti gips dengan pelapis yang dilengkapi bantalan untuk melindungi tangannya. Namun, Belanda lagi-lagi menelan kenyataan pahit di ambang kemenangan.
Di Stadion Monumental Antonio Vespuci, Buenos Aires, Argentina, itu, tim ”Oranye” takluk dari Argentina yang dikomandani Daniel Passarella. Tim ”Albiceleste” pun menjuarai Piala Dunia pertama kalinya dengan skor 3-1. (BAY)