I Gede Siman Sudartawa menjadi harapan utama Indonesia untuk ”mencuri” medali dari cabang renang di Asian Games 2018. Perenang kelahiran Klungkung, Bali, 8 September 1994, itu memang selalu menjadi andalan Indonesia di cabang renang dan menjadi penguasa di nomor 50 meter gaya punggung di kawasan Asia Tenggara.
Akan tetapi, dominasi Siman di kawasan Asia Tenggara bukanlah apa-apa ketika diletakkan di peta Asia secara keseluruhan. Di nomor yang dilakoni Siman itu, ada Junya Koga (Jepang), pemegang rekor Asia dan juara Asian Games Incheon 2014. Catatan waktu terbaik Koga di nomor ini adalah 24,24 detik, yang menjadi rekor Asia. Dia juga memegang rekor Asian Games, 24,28 detik, yang dibuat di Incheon.
Selain Koga, masih ada Ryosuke Irie, rekan senegaranya yang meraih emas 100 meter dan 200 meter gaya punggung Asian Games 2014, serta perenang China, Xu Jiayu, yang juga sangat bernafsu menjadi yang tercepat di Asian Games 2018.
Hal itu pun sangat disadari Siman. ”Saya akan berusaha sebaik dan sekuat mungkin di Asian Games karena lawan-lawannya memang berat,” ungkap Siman, beberapa waktu lalu.
Atlet yang pernah dipercaya menjadi pembawa bendera Merah Putih saat kontingen Indonesia berdefile dalam upacara pembukaan Olimpiade London 2012 itu sebenarnya terus menjadi lebih cepat di nomor andalannya, yaitu 50 meter gaya punggung. Catatan waktu terbaiknya, 25,04 detik, yang dibuat dalam Kejuaraan Dunia FINA 2017 di Budapest, Hongaria, masih mungkin diperbaiki lagi.
Sebagaimana disampaikan Wakil Ketua Umum PB PRSI Harlin E Rahardjo, Siman bisa mencuri medali Asian Games jika mampu mencetak waktu 24,8 detik. Itu artinya, Siman perlu lebih cepat 0,24 detik lagi. Hal itu sangat mungkin dicapai jika Siman sangat fokus di satu nomor dan terus memperbaiki teknik renang di bawah air atau underwater, yang menurut pengakuan Siman masih perlu terus diperbaiki.
Dengan rencana hanya turun di satu nomor andalannya tersebut, Siman akan lebih bisa berkonsentrasi dan memusatkan seluruh tenaga untuk bertarung di nomor 50 meter gaya punggung itu. Hal itu tentu lebih baik ketimbang turun juga di nomor 100 meter gaya punggung sebagaimana kerap dia lakukan di SEA Games dan beberapa kejuaraan lain.
Di nomor 50 meter, Siman tidak perlu memikirkan soal pembalikan dan bagaimana melakukan underwater dua kali dengan baik. Dengan frekuensi kayuhan yang semakin cepat dan fokus hanya di satu nomor, Siman sangat diharapkan bisa mengakhiri kekosongan medali cabang renang Asian Games, yang sudah terjadi sejak Asian Games 1994.
Dengan bantuan semangat dari ribuan penonton di Arena Akuatik GBK Jakarta, Siman bisa mendapatkan energi tambahan untuk meraih medali di Asian Games 2018 nanti. (OKI)