MANADO, KOMPAS Pengurus Besar Pertina menargetkan medali emas dari 10 petinjunya yang bakal bertarung di Asian Games 2018. Peluang medali emas berada pada tujuh petinju putra yang akan turun di tujuh kelas.
Ketua PB Pertina Johny Asadoma, Selasa (17/7/2018), mengatakan, target medali emas realistis seiring kemajuan latihan selama delapan bulan di Manado. Dalam masa pelatnas, petinju nasional telah mengikuti tiga kejuaraan di India, Ukraina, dan Thailand, dan dilanjutkan dengan pemusatan latihan selama 90 hari di Ukraina.
”Kami tidak muluk-muluk dengan target emas. Semua petinju putra berpeluang. Kemampuan teknis mereka merata,” kata Johny.
Sepuluh petinju disiapkan untuk Asian Games, yakni petinju putri Beatrix Suguro, Christine Jembay, dan Iswatun Hasanah, serta petinju putra Aldoms Suguro, Mario Blasius Kali, Sunan Agung Amoragam, Farrand Papendang, Libertus Gha, Sarohatua Lumbantobing, dan Bram Betaubun. Mereka berlatih di GOR KONI Sario Manado.
Pelatih tim nasional tinju Adi Swandana mengatakan, kemajuan signifikan dicapai petinjunya dengan prestasi yang terukur dalam sejumlah uji coba di luar negeri. Dua petinju yang tampil dalam uji coba kejuaraan Thailand Terbuka di Bangkok, awal Juli, berhasil meraih perunggu. Mereka adalah Mario di kelas 49 kilogram dan Sunan di kelas 56 kilogram. Sebelumnya Mario meraih medali perak di Ukraina.
Adi optimistis prestasi atletnya bisa lebih baik di Asian Games. ”Mereka bertanding hati-hati (dalam uji coba), alasannya takut cedera. Sekarang kami menggodok mental bertanding mereka untuk habis-habisan di Jakarta (Asian Games),” ujarnya.
”Kami sudah merasakan kekuatan petinju Thailand, Filipina, dan Jepang. Lawan berat di Asian Games justru petinju dari Kazakhstan dan Uzbekistan. Mudah-mudahan kami bertemu di babak akhir dengan mereka,” ujar Mario.
Sepatu roda
Di cabang sepatu roda, para atlet terancam tak dapat memenuhi medali emas Asian Games yang ditargetkan Pengurus Besar Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PB Porserosi). Hal itu karena para atlet hanya diberi waktu sepekan, terhitung sejak Kamis (19/7), dari rencana sebulan lebih untuk beradaptasi di arena sepatu roda Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan. Idealnya, adaptasi arena selama sebulan.
Awalnya PB Porserosi merencanakan atlet berlatih mulai awal Juli hingga pertengahan Agustus. Namun, rencana itu mundur karena arena yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat baru akan rampung pada 18 Juli.
Atletik
Di cabang atletik, atlet lompat jauh andalan Indonesia untuk Asian Games, Saffwan Sanapiah, yang lebih akrab disapa Safwaturahman, mulai Senin sudah berlatih sesuai dengan waktu pertandingan, yaitu malam hari. Pertandingan lompat jauh akan berlangsung pukul 19.00.
”Itu sebabnya mulai Senin sudah melakukan latihan sesuai jam pertandingan,” ujar pelatih lompat jauh Arya Yuniawan di Hotel Century, Senayan, Jakarta, Selasa.
Sejauh ini hasil latihan Saffwan sudah membuahkan rekor nasional yang diciptakan pada kejuaraan Korea Terbuka, pertengahan Juni lalu, dengan lompatan sejauh 7,98 meter. Rekornas lompat jauh putra sebelumnya atas nama Agus Reza Irawan dengan 7,85 meter yang diciptakan pada 21 September 1985.
Saffwan menyadari, untuk bisa masuk dalam persaingan para elite atlet lompat jauh Asia, dirinya harus mampu melakukan lompatan lebih dari 8,00 meter.
”Atlet China, walau belum tercatat namanya secara resmi sebagai pemegang rekor Asia maupun Asian Games, lompatannya sudah mencapai 8,47 meter, baik Li Jinzhe maupun Wang Jianan,” ungkap Saffwan.
Saat ini rekor Asian Games sejauh 8,14 meter, sedangkan rekor Asia atas nama Mohamed Salman al-Khuwalidi dari Arab Saudi mencapai 8,48 meter. (ZAL/NIC/KEL)