JAKARTA, KOMPAS—Tampil sebagai juara bertahan, ganda campuran Indonesia, Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti, berusaha tampil lepas pada Kejuaraan Bulu Tangkis Asia Yunior 2018. Unggulan pertama ini unggulan pertama lolos ke babak ketiga setelah mengalahkan pasangan Jepang Yuta Takei/Rumi Yoshida, 21-16, 21-13, di GOR PB Jaya Raya, Tangerang Selatan, Rabu (18/7/2018).
Setelah mendapat bye pada babak pertama, Rehan/Fadia tampil meyakinkan di babak kedua. Pasangan unggulan pertama ini hanya membutuhkan 20 menit untuk mengakhiri perlawanan ganda Jepang.
Di gim pertama, Rehan bermain cepat, kerap melakukan dropshot berganti dengan pukulan menyilang. Adapun Fadia, siap menyambar bola tanggung yang dikembalikan Jepang. Selain itu, sejumlah smes Jepang dapat dikembalikan Fadia dengan tenang. Di gim kedua, Jepang lebih tertekan. Servis mereka seiring tidak melewati net. Perjuangan ganda Jepang itu harus terhenti pada babak kedua.
"Mempertahankan gelar juara memang lebih berat. Tahun lalu kami tak diperhitungkan, makanya bisa bermain lepas. Kali ini, saya dan Fadia akan tetap memulai pertandingan ini dari nol lagi. Pelatih juga sering mengingatkan terkait hal ini,” kata Rehan saat ditemui seusai pertandingan,
Hal itu terlihat sepanjang pertandingan, Rehan dan Fadia saling mengingatkan untuk tetap bermain tenang. Di setiap servis, Rehan mengingatkan Fadia untuk fokus poin per poin, begitu juga sebaliknya.
Pada babak ketiga, Rehan/Fadia akan berhadapan dengan pasangan China Guo Ruohan/Lin Fangling. Sebeumnya, Guo/Lin membekuk pasangan Sri Langka Tharindu Nethmina Ambegoda/Anurangi Masakorala, 21-11, 21-11 dalam waktu 17 menit.
"Pukulan lob mereka harus kami waspadai,” kata Rehan. Untuk menghadapi itu, raket Fadia harus terus berada di atas. Adapun Rehan akan menjaga lini belakang. "Kalau mereka main depan net, saya sarankan Fadia untuk mendahului," kata putra mantan pemain ganda campuran nasional Tri Kusharjanto ini.
Asisten Pelatih Ganda Campuran Pratama, Amon Sunaryo menilai, kesuksesan Rehan/Fadia di babak kedua tidak mengejutkan. Sebab kata dia, level kedua pasangan tim itu memang berbeda. "Perjalanan mereka masih panjang. Di babak selanjutnya, mereka akan bertemu China, tipikal pasangan yang mainnya cepat dan punya stamina yang kuat,” kata Amon.
Untuk menghadapi China, Amon menyarankan anak didiknya untuk terus mempertahankan performa saat melawan Jepang. Menurut Amon, servis dari Rehan sudah banyak yang masuk, sedangkan Fadia harus terus mempertahankan fokus saat dalam kondisi tertekan. "Kepercayaan diri mereka juga harus dibangkitkan. Sebab, mereka baru saja kalah pada kategori beregu," kata Amon.
Selain Rehan/Fadia, pasangan Pramudya Kusumawardana Riyanto/Ribka Sugiarto juga lolos ke babak ke tiga. Mereka lolos setelah mengalahkan pasangan Taiwan Lin Yu Chieh/Cheng Yu-Pei, 21-14, 21-16.
Berdasarkan hasil undian, Rehan/Fadia berada di paruh atas, sedangkan Pramudya/Ribka berada di paruh bawah. Hal itu membuka peluang mereka untuk bertemu di pertandingan final. "Amin kalau memang mereka bisa bertemu di final. Saya bukannya tidak mau optimis, tetapi untuk sekarang, peluang kita masih fifty-fifty,” kata Amon.
Selain ganda campuran, pemain tunggal putra yunior seperti, Karono, Christian Adinata, dan Alberto Alvin Yulianto, juga lolos ke babak ketiga.
Kejuaraan Asia Yunior 2018 dilaksanakan setiap tahun, terbagi atas kompetisi beregu dan perorangan. Turnamen beregu telah selesai dengan China keluar sebagai pemenang setelah mengalahkan Jepang di final. Indonesia dan Malaysia berbagi tempat ketiga setelah tersingkir di semifinal.
Adapun kategori perorangan berlangsung hingga 22 Juli. Turnamen ini diikuti 14 negara, yakni China, Malaysia, Myanmar, Thailand, Taiwan, Hong Kong, Makau, India, Korea, Sri Lanka, Kazakhstan. Jepang, Singapura, dan tuan rumah Indonesia. (Insan Al Fajri)