JAKARTA, KOMPAS - Indonesia bisa menaruh asa pada pasangan-pasangan muda dalam nomor ganda campuran menjelang pensiunnya Liliyana Natsir dan Debby Susanto. Pergantian pasangan dengan target jangka pendek hingga panjang mulai direncanakan untuk mereka.
Tampilnya dua semifinalis dalam turnamen bulu tangkis Singapura Terbuka, salah satunya adalah pasangan muda, memunculkan harapan itu. Duet pasangan senior, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, ditantang pasangan pelatnas pratama, Akbar Bintang Cahyono/Winny Oktavina Kandow, pada semifinal, Sabtu (21/7/2018), di Stadion Tertutup Singapura.
Akbar/Winny pun tak sabar menanti pertemuan pertama dengan senior mereka yang selama ini sama-sama berlatih di pelatnas Cipayung, Jakarta. “Tetap semangat. Soalnya sudah jalannya berjumpa dengan senior. Berjumpa pasangan unggulan teratas, pastinya ada rasa ingin mengalahkan mereka,” Winny, pemain berusia 19 tahun, dalam laman resmi PP PBSI.
Dalam struktur turnamen Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Singapura Terbuka adalah turnamen berlevel BWF World Tour Super 500. Ini berada dua tingkat di bawah Indonesia Terbuka yang berlangsung di Jakarta, 3-8 Juli.
Dalam perempat final yang berlangsung Jumat, Akbar/Winny mengalahkan pasangan peringkat ke-52 dunia, Liao Min Chun/Chen Hsiao Huan (Taiwan), 21-10, 21-13. Ini menjadi kemenangan pertama yang diraih ganda Indonesia berperingkat ke-78 dunia itu dalam dua gim di Singapura. Pada dua babak sebelumnya, mereka selalu menang tiga gim dalam skor ketat. Adapun Owi/Butet menang atas Reginald Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hongkong), 21-16, 21-15.
Ganda campuran Indonesia juga diwakili pasangan pelatnas pratama lainnya dalam perempat final Singapura Terbuka, yaitu Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari yang tampil sejak babak kualifikasi. Namun, mereka kalah dari unggulan kedua asal Malaysia, Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai, 17-21, 13-21. Ganda Indonesia berusia 18 dan 19 tahun itu adalah juara dunia yunior 2017.
Kemenangan dua dari tiga wakil dalam perempat final, yang langsung memastikan satu tempat dalam final, juga terjadi pada Indonesia Terbuka. Saat itu, Owi/Butet, yang akhirnya juara, menang atas Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja pada semifinal. Adapun Hafiz/Gloria mengalahkan Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto pada perempat final.
Kehadiran pemain-pemain muda tersebut, termasuk juara Asia yunior 2017, Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti, memunculkan harapan bahwa ganda campuran memiliki bibit untuk meneruskan prestasi Liliyana dan Debby yang berencana pensiun pada akhir 2018.
Hafiz/Gloria, yang saat ini berperingkat ketujuh dunia, telah menjadi ganda campuran kedua terbaik Indonesia, di bawah Owi/Butet di puncak peringkat dunia. Pelatih ganda campuran pelatnas bulu tangkis Richard Mainaky, bahkan, telah menargetkan mereka untuk tampil dalam Olimpiade Tokyo 2020. “Untuk jangka pendek, mereka harus meraih emas SEA Games 2019,” kata Richard.
Meski belum menyebutkan namanya, Richard juga telah menyiapkan pengganti Butet untuk berduet dengan Owi. “Owi punya komitmen tampil pada Olimpiade 2020. Setelah Asian Games, saya akan mulai memasangkan dia dengan pemain lain yang masih muda. Saya harus mencari dua sampai tiga pasangan lain untuk menjadi pelapis Hafiz/Gloria,” lanjut Richard.
Pertemuan sesama pemain Indonesia pada semifinal Singapura Terbuka juga akan terjadi pada ganda putra. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan akan berhadapan dengan Angga Pratama/Rian Agung Saputro. Adapun tunggal putra, Ihsan Maulana Mustofa, dan Yulia Yosefin Susanto (tunggal putri) tersingkir pada perempat final.