Perjuangan Tim LKG-SKF Indonesia Terhenti di Semifinal
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·4 menit baca
GOTHENBURG, KOMPAS – Perjuangan para pemain tim Liga Kompas Gramedia-SKF Indonesia terhenti di semifinal Piala Gothia di lapangan Heden 4, Gothenburg, Swedia, Jumat (20/7/2018) atau Sabtu dini hari WIB . Tim asal Indonesia itu harus mengakui ketangguhan Stjarnan 1 dari Eslandia yang menang dengan skor 3-2.
Pada turnamen sepak bola yang disebut sebagai Piala Dunia bagi remaja itu, tim LKG-SKF sudah menjalani delapan laga dari penyisihan grup hingga semifinal, dan meraih tujuh kemenangan. Tim hasil kompetisi Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 musim 2017-2018 itu, mencetak total 42 gol dan kemasukan empat gol, atau rata-rata mencetak 5,3 gol setiap laga.
Saya menghargai perjuangan para pemain dan berharap mereka terus berkembang menjadi pemain profesional yang unggul
Kemenangan terbesar diraih tim LKG-SKF pada laga pertama, 18-0 atas Skalborg SK dari Denmark. Kemenangan itu menjadi salah satu kemenangan terbesar pada Piala Gothia 2018.
Namun, langkah mereka terhenti pada babak semifinal. Sebelum menjalani laga empat besar itu, para pemain LKG-SKF menjalani laga babak 16 besar dan perempat final pada hari yang sama. Laga semifinal adalah laga ketiga pada hari itu.
“Anak-anak sudah tampil bagus dan pantang menyerah, tetapi lawan memang lebih unggul. Mereka memiliki penyerang yang luar biasa dan menjadi kunci kemenangan pada laga ini. Saya menghargai perjuangan para pemain dan berharap mereka terus berkembang menjadi pemain profesional yang unggul,” kata Iskandar, pelatih tim LKG-SKF.
Tim LKG-SKF yang biasanya bermain dominan, menghadapi tekanan kuat dari Stjarnan 1 sejak awal laga. Sebuah kesalahan saat merebt bola dari penyerang Stjarnan 1 membuat tim LKG-SKF dihukum penalti pada menit keempat.
Isak Andri Sigurgelsson yang menjadi algojo membawa Stjarnan 1 unggul 1-0 pada awal babak pertama. Ketertinggalan itu memacu para pemain LKG-SKF untuk semakin agresif menyerang dengan umpan-umpan pendek dan permainan sayap yang cepat.
Kerja keras anak-anak dari wilayah Jabodetabek itu berbuah manis pada menit ke-12. Rabani Tasnim Sidiq memanfaatkan umpan terobosan di depan kotak penalti untuk mengecoh kiper dan mencetak gol penyeimbang 1-1.
Para pemain LKG-SKF terus berusaha menyerang dari kedua sayap, tetapi sulit menembus kotak penalti Stjarnan 1 karena kuatnya pertahanan. Para pemain yang lebih besar dan lebih tinggi membuat para pemain Indonesia sering kalah dalam senggolan badan saat berebut bola di depan gawang.
Dengan sisa-sisa stamina yang ada, mereka terus berusaha menyerang dan menekan
Para pemain LKG-SKF Rafli Rafa Zahid, Cois Artomoro Raya, dan Muhamad Afif Fathoni, berulang kali mencoba menembus ke kotak penalti lawan, tetapi kesulitan mendapatkan ruang tembak. Kiper Stjarnan 1 yang tangguh juga menyulitkan pemain LKG-SKF menambah gol.
Sebaliknya, Stjarnan 1 membalas dengan umpan-umpan panjang dan mengandalkan penyerang yang cepat untuk mengejar bola dan berduel dengan bek LKG-SKF. Beberapa kali para bek LKG-SKF dapat memenangi duel.
Namun, pada menit ke-28, penyerang andalan Stjarnan Oli Valur Omarsson membuat timnya unggul lagi menjadi 2-1. Serangan dari sayap gagal dihambat oleh para pemain LKG-SKF dan kiper Theopanik Isfahani Mustafa gagal mencegat bola tendangan Omarsson.
Kami sudah bekerja keras dan memberikan segalanya untuk membuat bangga nama Indonesia
Para pemain LKG-SKF kembali bangkit dan terus berusaha menyamakan kedudukan. Empat menit kemudian, LKG-SKF kembali menyamakan kedudukan 2-2. Muhamad Reza Alfariz melepaskan tendangan bebas ke arah gawang Stjarnan 1 dan coba dihalau oleh bek Eslandia. Namun, bola justru membentur kaki rekannya dan menggelinding masuk ke gawang sendiri.
Perjuangan tim LKG-SKF semakin keras pada babak kedua. Dengan sisa-sisa stamina yang ada, mereka terus berusaha menyerang dan menekan pertahanan Stjarnan 1, tetapi semua serangan gagal berbuah gol.
Sebaliknya, sebuah serangan cepat Stjarnan 1 yang dilakukan oleh Jon Hrafn Barkarson membuahkan gol pada tiga menit sebelum laga usai. Gol itu menjadi gol pamungkas dan membuat tim LKG-SKF gagal melaju ke final.
“Kami mohon maaf tidak dapat membawa tim LKG-SKF menjadi juara. Namun, kami sudah bekerja keras dan memberikan segalanya untuk membuat bangga nama Indonesia,” kata Muhamad Uchida Sudirman, kapten tim LKG-SKF.
Selama laga, tim LKG-SKF mendapat dukungan dari puluhan warga Indonesia di Swedia. Dukungan juga mengalir dari para pemain Rusia, Malaysia, Inggris, dan beberapa negara lain yang ikut menonton laga itu.