TANGERANG SELATAN, KOMPAS Pasangan ganda putri Indonesia, Febriana Dwipuji Kusuma/Ribka Sugiarto, menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang melaju ke final Kejuaraan Asia Bulu Tangkis Yunior 2018. Febriana/Ribka menjadi tumpuan asa untuk meraih gelar setelah tiga wakil Indonesia lainnya terhenti di semifinal, Sabtu (21/7/2018), di GOR PB Jaya Raya, Tangerang Selatan.
Febriana/Ribka, yang menjadi unggulan keempat turnamen ini, mampu mengalahkan unggulan pertama, Liu Xuanxuan/Yuting Xia (China), 25-23, 14-21, 21-15, kemarin. Dalam pertemuan perdana mereka, laga berlangsung ketat pada gim pertama. Febriana/Ribka sempat melesat meninggalkan Liu/Yuting, dengan skor 11-5. Namun, Liu/Yuting berhasil mengejar bahkan lebih dulu mencapai game point, 20-19. Febriana/Ribka pun memenangi gim pertama dengan keunggulan 25-23 setelah empat kali mampu menyeimbangkan game point lawan.
Pada gim kedua, giliran Liu/Yuting yang melesat meninggalkan ganda Indonesia, 11-2. Dominasi Liu/Yuting berlanjut dan memenangi gim kedua 21-14. Pada gim ketiga, pasangan China terlihat mulai kehilangan fokus. Kondisi ini dimanfaatkan Febriana/Ribka hingga bisa memenangi gim penentuan dengan skor 21-15 untuk meraih tiket ke final.
Pada partai puncak yang digelar hari ini, mereka akan bertemu ganda Malaysia, Pearly Koong Le Tan/Ee Wei Toh. Febriana/Ribka belum pernah bertemu dengan unggulan ketiga itu.
Pelatih Ganda Putri Yunior Rudi Gunawan mengatakan, kemenangan Febriana/Ribka memberi Indonesia kesempatan untuk meraih satu gelar tahun ini. Namun, menghadapi ganda Malaysia di final, permainan Febriana/Ribka harus dibenahi.
Menurut Rudi, Febriana/Ribka masih terlalu banyak bermain bola di depan net. Hal itu bisa menjadi masalah di final karena ganda Malaysia lebih unggul bermain di depan net. Selain itu, lawan juga cenderung bermain lebih tenang. Hal itu mereka tunjukkan saat pada semifinal menaklukkan ganda putri Indonesia, Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti, yang merupakan unggulan kedua, dengan skor 21-15, 23-21.
”Ini yang menjadi catatan kita. Meskipun usia mereka seumuran, pemain Malaysia ini tidak terbebani saat mereka ketinggalan poin,” kata Rudi.
Dominasi China
Lolosnya Febriana/Ribka ke final menyelamatkan muka Indonesia sebagai tuan rumah. Tiga wakil Indonesia yang juga bertanding di semifinal gagal merebut kemenangan.
Selain Agatha/Fadia yang takluk dari ganda putri Malaysia, pemain tunggal putra Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay yang merupakan unggulan keempat, kalah 7-21, 14-21, dari Lakshya Sen (India/6). Sementara ganda putra Ghifari Anandaffa Prihardika/Pramudya Kusumawardana Riyanto kalah dari unggulan pertama asal China, Di Zijian/Wang Chang, 15-21, 20-22.
China mendominasi laga final hari Minggu ini dengan memastikan gelar juara di ganda putra dan tunggal putri, serta mengirim satu wakil di ganda campuran. Sementara Korea Selatan, Thailand, India, Malaysia, dan tuan rumah Indonesia, sama-sama mengirim satu wakil ke laga final.
Kegagalan pemain putra untuk melaju ke final memperpanjang puasa gelar Indonesia di sektor ini. Terakhir kali ganda putra Indonesia melangkah ke final turnamen ini lewat Arya Maulana Aldiartama/Edi Subaktiar yang juara tahun 2012. Adapun pada nomor tunggal putra, terakhir kali Indonesia juara pada 2001, saat Ardiansyah menaklukkan sesama pemain Indonesia, Sony Dwi Kuncoro. (E10/E08)