BANYUWANGI, KOMPAS - Api Asian Games akhirnya tiba di Banyuwangi, Jawa Timur, setelah melintasi Kabupaten Probolinggo dan Bondowoso. Di Banyuwangi, api Asian Games sempat dibawa ke kawah Gunung Ijen dan disandingkan dengan api biru dari kawah Ijen.
Api juga diarak keliling kota Banyuwangi oleh klub sepeda, artis, tokoh pemuda, dan atlet-atlet berprestrasi asal Banyuwangi. Sebelum disemayamkan di Pendopo Sabha Swagata Banyuwangi, api Asian Games disambut oleh tarian Gandrung yang menjadi salah satu ikon tradisi Banyuwangi.
Perjalanan api Asian Games diawali dengan kedatangan Panitia Nasional Penyelenggara Asian Games (Inasgoc) yang membawa api Asian Games di Paltuding, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Sabtu (21/7/2018) sekitar pukul 23.30. Api yang disimpan di dalam tinder box (lentera) diserahkan oleh Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Bondowoso Hari Patriantono kepada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banyuwangi Wawan Yadmadi.
Wawan lantas memindahkan api dari tinder box ke obor untuk kemudian diberikan kepada Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur Nandang Prihadi. Api Asian Games selanjutnya disimpan ke dalam tinder box untuk dibawa ke kawah Gunung Ijen. Di dasar kawah, api Asian Games digunakan untuk menyalakan obor dan disandingkan dengan api biru kawah Ijen.
Mantan petinju nasional Pino Bahari didapuk untuk menyandingkan api Asian Games dengan api biru kawah Ijen. Setelah naik kembali ke bibir kawah, peraih emas Asian Games Beijing 1990 itu, menyerahkan kembali obor Asian Games kepada Nandang Prihadi. Api lantas dibawa lari beberapa kilometer di bibir kawah Gunung Ijen.
Baru pada siang hari, klub sepeda Banyuwangi Road Cycling Community (BRCC) mendapat mandat untuk membawa obor Asian Games menggunakan sepeda yang dimodifikasi. BRCC merupakan klub sepeda yang rutin mengikuti sejumlah ajang balap sepeda nasional maupun internasional.
Setelah dibawa menggunakan sepeda giliran Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, artis Donny Kusuma, Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Rudi Setiawan, Fotografer Difable berprestasi asal Banyuwangi Achmad Zulkarnain, dan atlet-atlet berpestrasi asal Banyuwangi, mendapat tugas berlari keliling kota.
Selama perjalanan, antusiasme masyarakat cukup baik. Hampir di sepanjang jalan yang dilalui rombongan kirab obor Asian Games dipadati warga. Stadion Diponegoro dan Pendopo Blambangan Sabha Swagata yang menjadi titik start dan titik finis kirab obor Asian Games menjadi pusat keramaian warga.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik keputusan Inasgoc yang memilih Banyuwangi sebagai salah satu dari 54 kota di 18 provinsi yang dilintasi api Asian Games. Menurutnya, peristiwa tersebut ialah momentum untuk mempromosikan Banyuwangi.
“Obor juga diarak oleh pesepeda dari BRCC sebagai perlambang agenda wisata Tour de Banyuwangi Ijen. Obor juga disambut oleh beberapa talenta Banyuwangi Etno Carnival dan Tari Kolosal Gandrung yang juga menjadi agenda unggulan wisata Banyuwangi. Ini kali lakukan untuk mengenalkan agenda wisata Banyuwangi,” kata Anas.
Anas mengatakan, semarak kegiatan kirab obor Asian Games dan antusiasme masyarakat Banyuwangi dalam menyambut kegiatan tersebut dapat menjadi momentum untuk terus meningkatkan wisata olahraga di Banyuwangi. Selama ini agenda rutin wisata olahraga di Banyuwangi ialah Tour de Banyuwangi Ijen, International BMX Banyuwangi, dan Kite Surf Competition.
“Melihat sambutan masyarakat terhadap wisata olahraga, kami tergerak untuk menambah agenda wisata olahraga ke dalam rangkaian Banyuwangi Festival. Rencananya, tahun depan kami akan gelar, kompetisi selancar internasional di G-Land,” kata Anas.
Ia berharap agenda festival wisata olahraga dapat membantu meningkatkan perekonomian warga Banyuwangi. Pasalnya, dengan semakin banyak kunjungan wisatawan, maka roda perekonomian berputar.
Sementara itu, setelah disemayamkan kembali di Banyuwangi, Senin (23/7) ini api Asian Games akan dibawa ke Bali. “Terima kasih atas penyambutan masyarakat dan pemerintah kabupaten Banyuwangi terhadap api Asian Games. Besok (hari ini) maksimal jam 07.00 kami harus menuju Bali melalui jalur penyeberangan Selat Bali,” kata Penanggung Jawab Torch Relay Operasional dan Teknikal Inasgoc Permana Sunu.