JAKARTA, KOMPAS - Antisipasi terhadap berbagai potensi gangguan keamanan terus ditingkatkan demi kesuksesan Asian Games Jakarta-Palembang yang akan digelar pada 18 Agustus-2 September. Pengawasan pun tidak hanya dilakukan di wilayah perlombaan, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia dalam upaya memitigasi potensi ancaman jelang perhelatan Asian Games 2018. Ia tidak akan menoleransi segala bentuk ancaman yang dapat mengganggu ajang perlombaan olahraga itu, termasuk aksi terorisme.
"Ini perhelatan besar, tidak boleh ada celah bagi ancaman apa pun, termasuk terorisme. Ini yang harus kami antisipasi agar tidak terjadi. Maka, TNI dan Polri komitmen untuk mendukung dan mengamankan Asian Games," ujar Hadi usai kegiatan "joy sailing" bersama para pemimpin redaksi media massa ke Teluk Jakarta, Senin (23/7/2018).
Menurut Hadi, ancaman dapat datang dari mana saja. Karena itu, peningkatan pengamanan tidak hanya digelar di lokasi kegiatan, seperti Jakarta, Palembang, dan Jawa Barat, melainkan di seluruh Indonesia. "Kalau ada ancaman bom atau apa, negara peserta (Asian Games) tahunya itu ada di Indonesia. Itu sudah merusak citra Indonesia. Jadi, perlu pengamanan di seluruh wilayah Indonesia untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," tuturnya.
Namun, Hadi tidak menyebutkan secara detail berapa jumlah personil yang akan diterjunkan. Ia hanya menegaskan bahwa kekuatan utama tetap dikerahkan di tiga komando daerah militer (kodam), yakni Kodam Jaya, Kodam II/Sriwijaya, dan Kodam III/Siliwangi. "Kemudian juga ada pengamanan tertuju juga yang kekuatannya tidak saya buka di sini. Yakni pengamanan untuk tamu-tamu negara yang sifatnya VVIP," ucapnya.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI M Sabrar Fadhilah menambahkan, dalam pengamanan, wilayah tanggung jawab sudah dipetakan antara Polri dan TNI. Keamanan secara umum dalam negeri akan diambil-alih oleh kepolisian, sementara TNI akan fokus pada tamu internasional sesuai aturan yang ada.
"Semua sudah ada tugasnya masing-masing. Tetapi, kami tetap harus saling bersinergi agar pelaksanaan secara menyeluruh berjalan dengan baik," ujar Sabrar.