SHAH ALAM, KOMPAS – Memasuki hari ketiga penyelenggaraan ASEAN School Games Malaysia 2018, Senin (23/7/2018), tim tuan rumah mengudeta posisi Indonesia yang dua hari sebelumnya selalu berada di puncak klasemen perolehan medali. Posisi Malaysia melejit berkat dominasi atlet-atlet mereka di cabang senam dan atletik.
Malaysia, kemarin, mengumpulkan 16 emas, 10 perak, dan 12 perunggu dan memuncaki klasemen dengan total 23 emas, 24 perak, dan 19 perunggu. Adapun Indonesia, kemarin, hanya meraih 10 emas, 10 perak, dan 12 perunggu. Tim Merah Putih pun turun ke posisi kedua dengan total 19 emas, 18 perak, dan 23 perunggu.
Malaysia sangat digdaya di sektor senam, baik pada disiplin senam artistik maupun senam ritmik. Selama dua hari penyelenggaraan senam artistik, Minggu dan Senin, mereka mengumpulkan 3 emas, 1 perak, dan 4 perunggu. Sedangkan dari senam ritmik, Malaysia menyapu bersih emas di displin tersebut, yaitu meraih 6 emas dan 5 perak. Dengan total 9 emas, Malaysia menguasai lebih dari separuh emas yang tersedia di senam.
Adapun Indonesia hanya mengumpulkan total empat emas, tiga perak, dan lima perunggu dari cabang senam, antara lain empat emas, tiga perak, dan tiga perunggu dari senam artistik, serta dua perunggu dari senam ritmik.
Selain dari senam, Malaysia pun menambah sebagian besar pundi-pundi medali meraka dari cabang atletik. Pada hari ketiga atletik, mereka meraih tiga emas, dua perak, dan tiga perunggu. Hasil itu membuat mereka untuk sementara menguasai perolehan medali di cabang atletik, yakni total meraih 7 emas, 11 perak, dan 5 perunggu. Sedangkan Indonesia berada di urutan kedua perolehan medali di atletik, yakni total 6 emas, 5 perak, dan 7 perunggu.
Pembenahan
Ketua Kontingen Indonesia (CdM) Bambang Siswanto mengatakan, Indonesia memang sangat tertinggal di cabang-cabang lumbung medali, terutama senam. Hal itu akibat ketersediaan tempat latihan dan peralatan latihan senam yang minim di seluruh daerah. Tempat dan peralatan latihan yang memadai hanya ada di DKI Jakarta.
Bahkan, secara keseluruhan, olahraga senam ini baru berkembang di enam provinsi dari 34 provinsi di Indonesia, yakni Riau, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa timur, dan Sulawesi Selatan. ”Daerah lain, senam belum tersentuh,” ujar Bambang yang juga menjabat Kepala Bidang Kompetisi Nasional dan Internasional, Asisten Deputi Pembibitan dan Iptek Olahraga, Deputi IV Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Ke depan, Bambang melanjutkan, Indonesia patut lebih fokus ke cabang-cabang lumbung emas, seperti akuatik, atletik, dan senam. Karena dengan mendominasi perolehan emas dari cabang itu, peringkat suatu negara bisa cepat terangkat dalam klasemen perolehan medali. ”Kalau olahraga beregu, seperti basket, sepak bola, dan voli, emasnya minim,” katanya.
Dalam ASEAN School Games ke-10 ini, Indonesia memang sangat bergantung dari cabang renang. Pada hari ketiga ini, mereka masih berada di papan atas klasemen perolehan medali karena memanen medali emas dari cabang tersebut. Dalam dua hari penyelenggaraan cabang itu, Indonesia mendominasi perolehan medali dengan total 8 emas, 8 perak, dan 6 perunggu. Pada Minggu, Indonesia meraih 4 emas, 3 perak, dan 3 perunggu. Pada Senin, meraih 4 emas, 5 perak, dan 3 perunggu.
Pelatih renang Indonesia di ASEAN School Games Deni Wardeni menuturkan, pada pertandingan kemarin, target perolehan medali emas mereka sedikit meleset. Tadinya, mereka menargetkan lima emas pada gelaran hari kedua renang itu. Namun, nyatanya, mereka hanya meraih empat emas. Proyeksi emas yang gagal didapat itu pada nomor estafet 4x100 meter putra. Dari target emas, mereka justru hanya meraih perunggu.
”Kami gagal memprediksi kekuatan Singapura dan Thailand. Tadi, perenang pertama Singapura bisa mencapai 100 meter hanya dalam waktu 50 detik. Itu sangat luar biasa,” tutur Deni.
Kendati demikian, Deni menyampaikan, pihaknya akan tetap sekuat tenaga membantu Indonesia dengan mencapai target meraih total 15 emas di cabang renang. Perolehan medali renang akan sangat penting untuk mencapai target Indonesia meraih total 26 emas yang diprediksi bisa membuat tim menjadi juara umum.
”Kita masih ada dua hari lagi. Paling tidak, di hari ketiga (Selasa ini), kami bisa meraih sedikitnya lima emas,” ujar Deni.
Selain atletik, renang, dan senam, Indonesia juga meraih satu emas dari bulu tangkis, satu perak dari bulu tangkis, dan empat perunggu dari skuas di hari ketiga gelaran tersebut. Emas bulu tangkis berasal dari tim beregu putri, sedangkan perak dari tim beregu putra.
Pelatih bulu tangkis Indonesia di ASEAN School Games Luluk Hadiyanto mengutarakan, satu emas dan satu perak dari beregu sudah sesuai target. Hasil itu sudah jauh lebih baik dari tahun lalu yang hanya meraih satu perak dan satu perunggu. ”Menatap nomor perorangan, sedikitnya kami menargetkan tiga emas dari lima nomor yang ada,” ujarnya.