Bertanding di berbagai kejuaraan internasional bukanlah hal baru untuk Aspar Jaelolo Lantjogau. Atlet panjat tebing Indonesia dengan spesialisasi nomor speed atau kecepatan memanjat itu juga telah memenangi banyak kejuaraan. Salah satunya adalah menjadi yang terbaik di nomor kecepatan pada ajang Asian Beach Games 2014 di Phuket, Thailand.
Akan tetapi, tahun ini terasa berbeda bagi atlet kelahiran Wani, Donggala, Sulawesi Tengah, 24 Januari 1988, itu. Tergabung di pelatnas dan berlatih ke Tyumen, Rusia, Aspar justru belum berhasil meraih medali emas pada tiga seri piala dunia yang diikutinya. Putra dari pasangan Jaelolo Lantjogau dan Gamar Daeng Makana itu hanya berada di posisi ke-13 di Moskwa, dilanjutkan dengan posisi kedua di Chongqing, China, dan turun ke peringkat keempat di Tai’an, juga di China.
”Yang susah adalah mengontrol emosi. Saya masih sering terlalu bernafsu untuk segera sampai ke puncak sehingga sering melakukan kesalahan. Itulah yang bikin saya penasaran pada tahun ini. Saya harus bisa dapat medali emas seperti tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Aspar, yang kini menempati peringkat kelima dunia untuk nomor speed.
Atlet panjat tebing yang mudah dikenali karena gaya potongan rambutnya yang unik ini sebenarnya sudah mengetahui kelemahannya sendiri, yaitu lebih dominan ke faktor psikologis saat berkompetisi. ”Tetapi, tidak gampang untuk mengendalikannya karena saat berkompetisi itu adrenalin kita langsung naik. Itulah yang membuat saya bisa cepat, tetapi itu juga yang sering menggagalkan saya karena salah menginjak atau kurang pas memegang, misalnya,” tutur atlet yang mendapatkan penghargaan dengan diangkat sebagai pegawai negeri atas prestasinya di panjat tebing itu.
Sebagai atlet yang berasal dari keluarga sederhana, di tempat yang juga jauh dari Pulau Jawa, semangat Aspar tidak pernah padam untuk terus mengukir prestasi demi mengangkat nama daerah asalnya. ”Saya ingin menunjukkan bahwa anak dari daerah terpencil ini pun bisa berprestasi di tingkat internasional. Ini bisa menjadi motivasi buat anak-anak dari daerah saya ataupun daerah lainnya. Yang penting, kita harus mau kerja keras dan tidak gampang menyerah,” tutur atlet yang di seri piala dunia Tai’an mencetak waktu tercepat 5,71 detik itu.
Oleh karena itulah, di Asian Games 2018 ini Aspar ingin mewujudkan tekad besarnya untuk meraih medali emas. ”Apalagi, ini untuk pertama kalinya panjat tebing diperlombakan di Asian Games. Saya berharap sejarah mencatat nama saya sebagai peraih medali emas panjat tebing pertama di Asian Games,” ungkap Aspar, yang pada sesi latihan sudah berhasil mencetak waktu 5,31 detik. Catatan waktu ini memecahkan rekor dunia atas nama Reza Alipourshena, 5,48 detik. (OKI)