Petenis Indonesia akan bersaing dengan sejumlah juara Grand Slam pada Asian Games 2018. Tuan rumah harus realistis meski tak kehilangan harapan untuk meraih medali.
JAKARTA, KOMPAS - Petenis-petenis Asia dengan status juara Grand Slam akan menjadi pesaing Christopher Rungkat dan kawan-kawan pada Asian Games 2018. Petenis Indonesia pun diharapkan bisa menimba ilmu dari petenis berprestasi dunia.
Dalam daftar petenis Asian Games 2018 yang diterima Kompas, terdapat tiga petenis bergelar juara Grand Slam pada nomor ganda. Mereka adalah Chan Yung Jan (Taiwan), Leander Paes, dan Rohan Bopanna (India).
Chan, petenis putri Taiwan berusia 28 tahun, adalah juara ganda putri Amerika Serikat Terbuka 2017 (bersama Martina Hingis/Swiss) dan ganda campuran Perancis Terbuka 2018 (bersama Ivan Dodig/Kroasia). Berdasarkan daftar peringkat Asosiasi Tenis Putri (WTA), Senin (23/7/2018), Chan berada pada peringkat ketiga ganda. Pada cabang tenis Asian Games yang berlangsung di Palembang, 19-25 Agustus, dia akan turun pada ganda putri.
Nomor ganda putra dan campuran juga diwarnai hadirnya juara Grand Slam. Paes, 45 tahun, adalah pengoleksi delapan gelar juara ganda putra dan 10 ganda campuran dari empat Grand Slam: Australia Terbuka, Perancis Terbuka, Wimbledon, dan AS Terbuka selama 1999-2016. Dia pernah menjadi petenis ganda nomor satu dunia pada 1999.
Sementara Bopanna adalah juara ganda campuran Perancis Terbuka 2017 (bersama Gabriela Dabrowski/Kanada). Peringkat ke-19 dunia ganda ini juga menjadi finalis ganda campuran pada dua Grand Slam lain.
Dalam daftar pemain tunggal, Zhang Shuai (China) menjadi tunggal putri berperingkat tertinggi. Petenis peringkat ke-30 dunia ini adalah perempat finalis Australia Terbuka 2016. Adapun Denis Istomin (Uzbekistan), peringkat ke-90, menjadi tunggal putra berperingkat tertinggi.
”Berdasarkan peringkat dunia, petenis Indonesia memang kalah. Di nomor ganda, negara lain punya juara Grand Slam. Beberapa negara, seperti Thailand dan Korea Selatan, juga punya regenerasi yang bagus. Tetapi, siapa tahu, petenis Indonesia bisa mendapat medali perunggu dari ganda campuran dan putra,” kata pelatih tim putra Indonesia, Febi Widhiyanto, di Jakarta, Selasa (24/7).
Sebagai pelatih, Febi mengaku senang dengan kedatangan petenis berprestasi tingkat dunia ke Asian Games. ”Itu artinya antusiasme mereka tinggi. Petenis Indonesia juga bisa mengambil pengalaman dengan melawan mereka,” ucap Febi.
Komentar serupa dikatakan pelatih putri Dedi Tedjamukti, sehari sebelumnya. Menurut dia, level tenis Indonesia ada di bawah China, Jepang, dan Taiwan. Persaingan mendapat medali akan berat. Namun, Dedi tetap berharap Beatrice Gumulya dan kawan-kawan bisa meraih perunggu dari nomor-nomor putri.
Terus berlatih
Saat ini, Beatrice dan Jessy Rompies turun pada turnamen di Nanchang, China. Mereka meraih kemenangan pertama dalam nomor ganda putri dan lolos ke babak kedua, Senin. Tiga petenis putri lain dalam pelatnas Asian Games, yaitu Aldila Sutjiadi, Deria Nur Haliza, dan Joleta Budiman, berada di Jakarta. Sejak akhir Juli hingga menjelang keberangkatan ke Palembang, pertengahan Agustus, mereka akan menjalani pelatnas di Bali.
Sementara lima petenis putra, yaitu Christo, Justin Barki,
M Rifqi Fitriadi, David Susanto, dan Anthony Susanto, tampil dalam turnamen Combiphar Indonesia Terbuka Seri I di Jakarta. Rifqi menang di babak pertama atas Jayesh Pungliya (India), 6-7 (5-7), 6-3, 6-4, sementara Justin kalah dari unggulan keenam, Kaito Uesugi (Jepang), 3-6, 1-6.
Hari ini, ganda putra Christo/ Justin akan tampil melawan ganda Polandia, Daniel Kossek/Maciej Smola. (iya)