JAKARTA, KOMPAS – Atlet dan pelatih seluncur angin atau windsurfing meminta Pengurus Besar Persatuan Olahraga Layar Indonesia memprioritaskan peralatan lomba untuk selancar angin. Mereka membutuhkan segera peralatan baru untuk memenuhi target medali emas pada Asian Games 2018.
Pelatih selancar angin Wayan Sujana meminta PB Porlasi menjamin tersedianya peralatan lomba baru bagi empat atlet selancar angin di dua nomor, RS:One, dan RS:X. Peralatan berupa satu set layar dan papan selancar baru dibutuhkan untuk menunjang performa pada Asian Games.
Hal itu didasarkan pada hasil perbincangan dengan PB Porlasi, karena pengurus belum memastikan akan membeli empat set peralatan baru untuk selancar angin.
"Kemarin disebutkan, ada kemungkinan dana peralatan dibagi untuk single handed dan double handed. Jadi kemungkinan tidak seluruh atlet selancar angin mendapat peralatan baru,” ucap Wayan saat ditemui di pelatnas layar Ancol, Jakarta, Rabu (25/7/2018).
PB Porlasi, tutur Wayan, perlu menetapkan prioritas. RS:One dan RS:X merupakan kelas yang paling berpotensi mendapat medali emas di Asian Games 2018. Berkaca pada Kejuaraan Asia Layar 2018, akhir Juni, Indonesia hanya meraih satu medali perunggu. Medali itu berasal dari nomor RS:One, oleh Nenni Marlini dan Ridwan Ramadan.
Dalam pantauan Kompas, Rabu siang di pelatnas layar, peralatan lomba yang digunakan Nenni sudah mulai rusak. Layarnya sudah sobek di beberapa titik. Sementara itu, di bawah papan selancar Nenni terdapat bekas tambalan.
"Peralatan ini bukan milik pelatnas. Peralatan ini dipinjamkan pengurus daerah Kalimantan Timur saat Kejuaraan Asia lalu. Kalau yang dari pelatnas rusaknya lebih parah," ucap Nenni.
Meski demikian, peralatan pinjaman itu ternyata sudah tidak maksimal. Menurut Nenni, lajunya menjadi lebih lambat karena kondisi layar dan papan. Untuk itu, butuh peralatan baru saat Asian Games.
Selain peralatan, Nenni berharap pengurus segera menyelesaikan uang saku pelatnas yang belum cair sejak Juni 2018. Atlet mungil itu perlu mengirim uang ke orangtuanya yang berada di Kalimantan Timur. Adapun Nenni merupakan tulang punggung keluarga sejak menjadi atlet layar profesional pada 2016.
Manajer layar H. Basri mengucapkan, peralatan papan selancar memang menjadi prioritas. Rencananya, akhir Juli PB Porlasi akan mengambil peralatan lomba yang sudah dipesan di Singapura.
Adapun peralatan lomba dibeli dengan dana yang akan diberikan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Bantuan itu berkisar Rp 1 – 2 miliar. "Nanti setelah kami ambil barangnya. Segera kami serahkan ke Deputi IV Kemenpora invoice-nya," kata Basri.
Untuk uang saku atlet, PB Porlasi menjamin segera melunasi dalam minggu ini. Uang saku sempat tertunda karena masih menunggu proses 30 persen sisa dana dari Kemenpora.
Senam trampolin
Deputi IV Kemenpora Mulyana menyampaikan, akan membantu peralatan lomba untuk atlet senam trampolin. Namun, tetap tidak ada bantuan untuk uang saku dua atlet dan satu pelatih.
"Kami persilakan PB Persani untuk mengajukan peralatan, nanti kami akan cari bantuan dana dari pos lain, seperti bantuan peralatan prestasi cabang olahraga. Kalau untuk uang saku tidak bisa karena dana Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional sudah ada pos-posnya," kata Mulyana.
Manajer senam Dian Arifin butuh kejelasan dari Kemenpora terkait bantuan dana pelatas. Menurut dia, Kemenpora belum merespon proposal tambahan dana untuk trampolin.
"Bagaimana kami mau mengajukan untuk bantuan peralatan, kalau proposal kami saja yang kemarin tidak dibalas. Nanti jadi tidak ada dasarnya jika kami ajukan lagi," tutur Dian.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.