Badai Menghadang Upaya Ulangi Kejayaan
Indonesia berjaya saat meraih seluruh medali emas cabang sepatu roda di SEA Games Palembang 2011. Tim ”Merah Putih” bertekad mengulang kejayaan itu di Asian Games 2018 meski rintangan yang dihadapi juga tidak mudah.
Tujuh tahun silam, dari arena sepatu roda, ”Indonesia Raya” berkumandang 12 kali di Jakabaring, Palembang. Tim nasional sepatu roda berjaya, menunjukkan supremasi dengan menyapu bersih seluruh nomor yang dilombakan di SEA Games 2011.
Pada 2011, sepatu roda untuk pertama kali dilombakan dalam ajang multicabang Asia Tenggara. Dari 12 nomor lomba, atlet Merah Putih meraih 12 emas, 11 perak, dan 1 perunggu. Tidak satu medali pun lepas dari 24 atlet Indonesia yang tampil.
Sayangnya, pada tiga SEA Games berikutnya, tahun 2013, 2015, dan 2017, sepatu roda tidak dilombakan lagi. ”Sejak kita sapu bersih, negara lain kapok. Mereka menolak apabila ada permintaan melombakan sepatu roda,” kata asisten pelatih sepatu roda Karta Wibawa, Selasa (17/7/2018), saat pelatnas di Bekasi.
Momentum mengulang kejayaan kembali hadir. Indonesia yang menjadi tuan rumah Asian Games 2018 akan melombakan sepatu roda. Ada dua nomor yang dilombakan, yakni individual 20 kilometer putra dan putri.
Pengurus Besar Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PB Porserosi) menargetkan satu medali emas. PB Porserosi tak gentar dengan Korea Selatan dan Taiwan yang langganan juara Asia. Keyakinan itu salah satunya didasarkan hasil Kejuaraan Sepatu Roda Marathon Swiss 2018. Dalam lomba melawan atlet Eropa, yang menjadi kiblat sepatu roda dunia itu, atlet pelatnas meraih dua emas lewat Muhammad Oky Andrianto dan Alifia Meidia Namasta, serta satu perak lewat Salman Falya Ni Luh.
Meski demikian, sebulan sebelum pembukaan Asian Games, masalah besar menimpa tim sepatu roda. Tepatnya pada Rabu (18/7), Oky yang paling berpeluang meraih emas mengalami kecelakaan saat bersepeda dalam latihan pengondisian di Kompleks Summarecon Bekasi. Kecelakaan membuat lutut peraih emas SEA Games 2011 dalam nomor 5 km itu sobek dan harus mendapat 18 jahitan.
”Oky diminta dokter beristirahat sampai awal Agustus. Itu cukup lama karena atlet memasuki fase persiapan akhir,” ucap manajer sepatu roda Jeffry Abel.
Kondisi Oky sekitar 90 persen terancam menurun. Ia juga tidak bisa bergabung dengan rekan-rekannya untuk uji coba trek Arena Sepatu Roda di Jakabaring, 20-26 Juli 2018.
Padahal, dalam wawancara sehari sebelum kecelakaan, Oky sangat menantikan kesempatan beradaptasi dengan trek lomba. Dalam balapan sangat penting untuk mengenal trek. ”Saya jadi kapan dan di mana harus menyusul lawan,” kata Oky.
Kesempatan adaptasi lebih lama itu merupakan kelebihan atlet tuan rumah. Biasanya, atlet baru boleh mencoba trek saat sehari sebelum lomba. Itu pun hanya satu sampai dua jam.
Sementara itu, tandem Oky dalam nomor 20 km, Tias Andira, belum fit 100 persen. Sebelum ke Palembang, Tias berhenti sejenak dari pelatnas untuk menjalani terapi penyembuhan cedera otot paha. Cedera itu didapatnya saat berlatih di Bekasi.
Permasalahan cedera ini sangat mengkhawatirkan tim sepatu roda. Oky merupakan pebalap utama yang akan bersaing dengan pebalap negara lain, sedangkan Tias akan berperan sebagai stopper atau penghambat laju lawan.
Meski demikian, pelatih sepatu roda Norman Faisal menjamin kondisi anak asuhnya. Oky akan diberikan program latihan intensif untuk mengembalikan kondisinya. Program itu dibuat sepadat mungkin agar Oky dapat kembali ke puncak performa pada lomba, 31 Agustus 2018.
Cuaca mendukung
Arena untuk lomba sepatu roda akan bertempat di Jakabaring Sport City (JSC). Tempat itu sama seperti SEA Games 2011. Adapun Palembang terkenal ”angker” bagi atlet karena kondisi cuaca yang panas terik.
Dalam Kompas edisi 13 November 2011 disebutkan, kondisi cuaca di Palembang membuat atlet Thailand pingsan di lintasan karena kepanasan dan kelelahan. Padahal, lomba itu berlangsung dalam nomor 10 km atau setengah dari jarak total pada Asian Games 2018.
Cuaca panas di Palembang akan menjadi keuntungan bagi tuan rumah. Atlet pelatnas sudah disiapkan untuk menghadapi cuaca panas dengan berlatih di Bekasi. Kondisi panas di Bekasi dan Palembang memiliki kemiripan. Jam latihan setiap hari pun disesuaikan dengan waktu lomba, pada pukul 14.00-16.00 WIB.
”Kami sudah siap untuk habis-habisan dalam kondisi panas. Atlet negara lain pasti akan berpikir dua kali untuk memaksakan kecepatan maksimal sepanjang putaran saat lomba nanti,” kata Norman.
Skateboard
Nasib lebih baik dialami pelatnas skateboard. Mereka beradaptasi di Arena Skateboard JSC pada 6-26 Juli 2018. Waktu adaptasi itu dimanfaatkan untuk mencoba trik-trik baru agar menambah penilaian.
”Kami sudah nyobain cukup lama. Sudah tahu celah-celahnya. Otomatis kita lebih untung karena main duluan. Sekarang tinggal melihat atlet bisa konsisten atau tidak karena penilaian ada tujuh babak,” ucap manajer skateboard Charlie Hobbies.
Tim skateboard berpeluang merebut emas di nomor taman. Di nomor itu terdapat atlet andalan Indonesia, Sanggoe Darma Tanjung, peraih gelar Kejuaraan Asia Skateboard 2016.
Namun, Sanggoe akan mendapat perlawanan sengit dari atlet Jepang. Jepang dalam beberapa tahun terakhir merupakan penguasa skateboard Asia dan bahkan dunia. ”Mereka sudah menang di Amerika Serikat, tempat asal terkenalnya skateboard,” kata Charlie.