LONDON, SABTU - UEFA didesak menerapkan teknologi asisten video wasit alias VAR. Teknologi yang diklaim sukses diterapkan di Piala Dunia 2018 itu bisa mencegah terulangnya tindakan brutal yang luput dari pengamatan wasit, seperti di final Liga Champions musim lalu.
Harapan penerapan VAR di Liga Champions itu salah satunya muncul dari Manajer Liverpool Juergen Klopp. Ia merasa timnya adalah korban dari ketidakadilan di final Liga Champions kontra Real Madrid.
Ketika itu, dua pemain ”The Reds”, penyerang Mohamed Salah dan kiper Loris Karius, menjadi korban dari serangkaian tindakan brutal bek Madrid, Sergio Ramos. Lengan Salah dipiting sehingga cedera, sementara kepala Karius disikut Ramos sehingga berakibat gegar ringan.
Dua menit berselang, menyusul sikutan itu, Karius lantas melakukan blunder yang disusul kesalahan lainnya. Ajaibnya, Ramos tidak disanksi wasit ataupun UEFA menyusul tindakan yang dinilai Klopp keji itu. Liverpool pun takluk 1-3 di laga itu.
”Jika saja VAR ada, itu adalah situasi (pelanggaran) yang harus ditinjau ulang dan membuat kita akan berkata, wow, itu sungguh keji. Mereka yang tidak terkait dengan Madrid akan menilai itu (tindakan Ramos) brutal,” ujar Klopp seperti dikutip The Guardian, Sabtu (28/7/2018).
Dukungan adopsi VAR di Liga Champions juga muncul dari mantan Manajer Liverpool Brendan Rodgers. ”Walaupun sempat skeptis, VAR nyatanya berfungsi dengan baik di Piala Dunia. Alur permainan pun tidak terganggu. Liga Champions perlu menerapkannya juga mengingat banyaknya uang yang terlibat,” ujarnya.
Terkait desakan itu, Presiden UEFA Aleksander Ceferin berkata, VAR kemungkinan akan diterapkan di Liga Champions, tetapi baru dimulai musim 2019-2020. (JON)