Penonton Tewas, BOPI Akan Panggil Liga Indonesia Baru

KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO

Suasana pertandingan antara PSIM Mataram dan PSS Sleman, dari barat tribune Stadion Sultan Agung, Bantul, Kamis (26/7/2018). Suporter PSIM Mataram yang berperan sebagai tuan rumah memadati stadion berkapasitas 17.000 penonton itu.

YOGYAKARTA, KOMPAS — Badan Olahraga Profesional Indonesia akan memanggil PT Liga Indonesia Baru  setelah tewasnya seorang penonton dalam laga lanjutan Liga 2 antara PSIM Mataram dan PSS Sleman. BOPI masih menunggu penerimaan fakta-fakta lapangan terkait peristiwa itu sebelum memberikan pernyataan resminya.

”Kami rapatkan dulu dengan pengurus sambil menerima dan memeriksa fakta-faktanya agar jelas. Menurut rencana, kami akan memanggil PT LIB, Selasa (31/7/2018),” ujar Ketua BOPI Richard Sambera, saat dihubungi dari Yogyakarta, Minggu (29/7/2018).

BOPI merupakan pihak yang berwenang mengawasi dan mengendalikan kegiatan olahraga profesional Indonesia. Badan itu berhak memberikan sanksi terhadap pihak-pihak yang melanggar aturan penyelenggaraan kegiatan olahraga.

Sementara itu, PT LIB adalah pihak penyelenggara olahraga yang harus mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan BOPI. Adapun Liga 2 merupakan gelaran yang dibuat PT LIB, dan pertandingan antara PSIM Mataram dan PSS Sleman menjadi salah satu laga yang digelar.

Laga di antara kedua tim tersebut telah menewaskan Muhammad Iqbal Setyawan (16), Kamis (26/7/2018). Iqbal tewas setelah mengalami penganiayaan saat hendak keluar dari stadion sesaat sebelum pertandingan tersebut usai. Kebrutalan suporter bola itu mengakibatkan sembilan orang lainnya mengalami luka-luka.

Pada Sabtu (28/7/2018), aparat kepolisian berhasil menangkap dua pelaku yang ikut menganiaya Iqbal. ”Iya dua orang ditangkap, Sabtu pagi,” kata Kepala Bidang Humas Polda DIY Ajun Komisaris Besar Yulianto, saat dihubungi, Sabtu sore.

Namun, Yulianto belum bersedia mengungkapkan identitas kedua pelaku. Pihak kepolisian terus mengembangkan kasus dengan mengumpulkan bukti lainnya. Kedua pelaku itu dinaikkan statusnya menjadi tersangka pada Minggu.

”Kasus akan terus dikembangkan. Tidak terpaku pada dua orang ini saja,” ujar Yulianto.