JAKARTA, KOMPAS -- Kurang dari tiga minggu jelang perhelatan Asian Games 2018, kondisi kebugaran atlet dijaga dengan mengatur frekuensi latihan fisik. Pemahaman taktik dan pembentukan mental bertanding menjadi fokus utama.
Cabang olahraga bola tangan saat ini memfokuskan latihan pada pemahaman pemain terhadap taktik yang akan digunakan. Mereka juga mematangkan komunikasi antar pemain dalam menerapkan taktik tersebut.
"Saat ini anak-anak sedang meningkatkan pemahaman terhadap taktik. Kami juga sedang menyempurnakan transisi dari bertahan ke menyerang," ujar asisten pelatih tim nasional bola tangan putra, Joni Seprianus Sir saat dihubungi dari tempat pemusatan latihan timnas bola tangan putra di Bandung, Jawa Barat Selasa (31/7/2018) sore.
Menurut Joni, saat ini intensitas latihan fisik juga menyesuaikan dengan kebutuhan. Mendekati hari pertandingan, porsi latihan fisik sedikit dikurangi dan diganti dengan pelatihan taktik. Setiap hari, tim berlatih dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. "Hari ini kami hanya latihan pagi membahas taktik," ujar Joni.
Penyesuaian intensitas latihan ini bukan tanpa alasan. Tim pelatih ingin menjaga kondisi kebugaran pemain agar tidak terjadi cedera berat.
"Memang sedang ada pemain yang cedera ringan. Tetapi, kami optimis pemain itu akan fit 100 persen sebelum pertandingan pertama," katanya tanpa menyebutkan pemain yang dimaksud.
Selain mematangkan taktik, tim pelatih juga mematangkan mental pemain. Menurut Joni, mental pemain Indonesia harus kuat terutama saat sedang mengejar ketertinggalan.
Kemajuan tim putra setelah melakukan uji coba di Thailand dan Korea Selatan cukup signifikan. Pemain telah menguasai teknik permainan dengan baik. Selain itu, pemain juga semakin sedikit melakukan kesalahan. "Melakukan kesalahan seperti salah oper dapat menurunkan mental pemain. Kalau mereka down sebentar saja, lawan bisa langsung memanfaatkannya," jelasnya.
Menjaga kondisi
Hal sama juga dilakukan pada cabang pencak silat. Menurut pelatih kepala timnas pencak silat Indonesia, Rony Syaifullah, kondisi atlet saat ini sudah berada pada kisaran 90-95%. Tim pelatih berusaha menjaga kondisi ini hingga hari pertandigan tiba.
"Mereka akan mencapai puncak kebugaran pada hari bertanding. Saat ini, porsi latihan fisik benar-benar kami sesuaikan dengan kemampuan atlet. Kami tidak ingin ada yang cedera karena memaksakan diri," kata Rony saat ditemui di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, pada Selasa sore.
Tim pelatih tengah memfokuskan latihan untuk meningkatkan mental bertanding atlet. Pelatih membahas latihan dari masing-masing atlet, memberi koreksi dan juga motivasi kepada atlet agar mental bertanding mereka semakin terbentuk.
"Kami juga mengadakan sesi diskusi dengan atlet. Bisa dilakukan setelah makan malam atau sebelum tidur di kamar para atlet.Para pelatih memberikan pengalaman mereka agar dapat menjadi bahan pembelajaran untuk atlet," jelas Rony.
Namun menurut Rony, hal ini dirasa belum cukup. Oleh karena itu, dua minggu sebelum hari bertanding tiba, ia beserta tim pelatihnya akan membuat sebuah simulasi pertandingan Asian Games untuk para atlet.
"Kami akan membuat semua aspek sesuai dengan kondisi pertandingan di Asian Games nanti. Mulai dari peraturan, waktu hingga tempat pertandingannya. Hal ini perlu dilakukan agar atlet benar-benar sudah siap baik secara fisik maupun mental saat Asian Games dimulai," kata Rony.
Cabor bola tangan akan mulai bertanding lima hari sebelum Asian Games resmi dibuka, 13 Agustus 2018 di POPKI Sport Hall Cibubur, Jakarta Timur. Adapun pencak silat akan dimulai pada 23 Agustus di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.