JAKARTA, KOMPAS – Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) membutuhkan arahan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terkait mekanisme pengalihan dana pemusatan latihan nasional. PB Persani ingin membagi dana pelatnas artistik dan ritmik ke trampolin tetapi belum ada respons dari Kemenpora.
Sebelumnya kepada Kompas, Deputi IV Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga Mulyana mengatakan, tidak bisa memberikan dana pelatnas untuk trampolin karena dana Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional sudah habis. Untuk itu, ia meminta PB Persani memanfaatkan dana senam artistik dan ritmik yang sudah diberikan pada Februari lalu.
Menanggapi hal tersebut, PB Persani bersedia mengalihkan dana pelatnas artistik dan ritmik. Sebab masih ada sisa dana pelatnas pada Januari dan Februari yang belum terpakai. Akan tetapi, mereka belum mengerti mekanisme pengajuan untuk mengalihkan dana ke trampolin.
“Kami sekarang bingung. Dana yang tersisa itu dari pos akomodasi. Sementara itu trampolin membutuhkan dana berupa uang saku dan peralatan lomba. Itu kan harus pindah pos,” ucap manajer senam Dian Arifin, Senin (30/7/2018).
Sepengetahuan Dian, dana dari pos berbeda tidak boleh dialihkan tanpa persetujuan Menpora. Oleh karena itu, PB Persani sementara ini masih menunggu instruksi lebih lanjut dari Mulyana. Ia tidak pengalihan dana justru menjadi persoalan saat pertanggungjawaban dana ke Badan Pemeriksa Keuangan RI.
Di sisi lain, PB Persani belum berani mengajukan proposal untuk pengalihan dana ke trampolin. Mereka takut menyalahi prosedur. Proposal pengajuan dana trampolin sebelumnya belum direspon oleh Deputi IV Kemenpora sejak April.
“Proposal tersebut belum dibalas sama sekali. Hanya ada penolakan lisan oleh tim verifikasi proposal Kemenpora. Itu pun disampaikan tidak langsung. Makanya belum tahu lagi sekarang harus apa,” tutur Dian.
Saat ini, PB Persani membutuhkan arahan langsung dari Kemenpora. Arahan itu dibutuhkan secepatnya untuk bisa melunasi uang saku atlet dan pelatih trampolin serta menyiapkan peralatan latihan dan lomba.
Adapun uang saku atlet dan pelatih trampolin belum dibayarkan sejak pelatnas dimulai Juni 2018. Sementara itu, mereka baru memiliki baju dan jaket latihan yang diberikan oleh PB Persani. Atlet trampolin masih membutuhkan peralatan lomba.
Ajukan segera
Secara terpisah, Mulyana mengatakan, pengalihan anggaran dari pos akomodasi artistik dan ritmik, ke honor dan peralatan trampolin sangat mungkin dilakukan. PB Persani tinggal membuat revisi MoU dan proposal penggunaan anggarannya.
Kemenpora berharap revisi proposal segera dikirim. Agar pemerintah bisa segera merespons. Kemenpora bisa langsung memproses persetujuan revisi itu dalam satu minggu ini.
Sejatinya, revisi anggaran sudah ditutup pada 31 Mei lalu. Namun, dengan kondisi PB Persani sekarang, Kemenpora memberikan kebijakan yang fleksibel. "Yah, untuk kasus ini, kita berikan keleluasaan. Karena ini demi kepentingan atlet agar bisa tampil di Asian Games tapi kita juga tidak mau dapat temuan seusai Asian Games," kata Mulyana.
Terkait pengajuan proposal tambahan PB Persani yang belum dijawab sejak April lalu, Mulyana menyampaikan, pihaknya agak lama memproses permohohan itu. Karena, Kemenpora harus mempertimbangkan pos anggaran lain. Di sisi lain, anggaran untuk Asian Games sudah tak ada lagi.
"Untuk itu, sampai sekarang, kami belum bisa menjawab proposal PB Persani tersebut. Namun, untuk pengajuan revisi MoU dan proposal, kami bisa cepat. Sebab, itu kan tidak ada penambahan anggaran jadi kami tidak perlu mempertimbangkan anggaran pos-pos lain," tegas Mulyana.