Renaisans di Chelsea
Maurizio Sarri, pelatih yang dikenal dengan filosofi sepak bola ”seksi”, menjanjikan revolusi di tubuh Chelsea. Gaya baru Chelsea itu akan diuji dalam derbi London kontra Arsenal di Dublin.
DUBLIN, SELASA Selamat tinggal pakem sepak bola pragmatis dan defensif. Sambutlah Chelsea baru yang lebih berani dan menawan. Jargon itu menyambut kedatangan manajer terbaru Chelsea, Maurizio Sarri, yang menggantikan pendahulunya, Antonio Conte.
Kehadiran Sarri, bekas pelatih Napoli, agaknya bakal memupus stereotip yang melekat pada ”The Blues” setengah dekade terakhir. Silih berganti dipegang Jose Mourinho dan Conte, Chelsea lebih kental dengan nuansa sepak bola praktis, monoton, dan kerap mengandalkan serangan balik.
Jamie Redknapp, mantan bek Liverpool, bahkan menilai Conte adalah pemuja anti-football. Hal serupa disematkan ke Mourinho saat membawa The Blues meraih trofi Liga Inggris pada 2015.
Di bawah asuhan Sarri, Chelsea menanggalkan pola lima bek dan menggantinya dengan taktik yang lebih modern, 4-3-3. Taktik baru di Chelsea itu terlihat positif sejauh ini. Mereka tampil agresif menyerang dan memonopoli bola ketika mengalahkan Inter
Milan lewat adu penalti di laga pramusim International Champions Cup (ICC), Minggu lalu.
Pakem permainan Sarri ibarat perpaduan Pep Guardiola dengan Juergen Klopp. Jika Klopp beken dengan istilah gegenpressing dan Guardiola punya tiki-taka, maka manajer baru Chelsea itu memperkenalkan istilah ”bola-Sarri”.
”Kami bermain dengan tempo dan garis permainan tinggi serta banyak penguasaan bola melalui sentuhan-sentuhan teknis. Saya suka filosofi (bola Sarri) ini,” ujar David Luiz, bek tengah Chelsea yang sempat dikucilkan Conte sepanjang musim lalu, mengenai filosofi bermain Sarri.
Sarri memang menyukai pola menyerang yang agresif. Timnya selalu bermain dengan garis pertahanan tinggi. Mulai dari ujung tombak serangan hingga bek selalu berusaha merebut bola secepat mungkin ketika kehilangan penguasaan. Tak heran, pada laga kontra Inter, bek-bek seperti
Luiz dan Ethan Ampadu kerap maju hingga ke garis tengah.
Tidak mudah tentunya bagi Sarri untuk mengaplikasikan gaya permainan yang berbeda 180 derajat dari para pendahulunya di Chelsea itu. Untuk itu, ia melipatgandakan waktu latihan selama pramusim. Salah satu jenis latihan yang banyak digenjotnya adalah menyerang cepat dengan satu sentuhan yang sempat menjadi ciri khas dari Napoli.
Audisi pemain
Duel kontra Arsenal pada lanjutan ICC, Kamis (2/8/2018), di Dublin, Irlandia, menjadi strategis bagi Sarri yang merekonstruksi The Blues menuju renaisans alias era pencerahan. Laga itu bakal menjadi ”audisi” untuk menentukan muka-muka lama Chelsea yang cocok dengan filosofinya.
Chelsea kini surplus gelandang menyusul hadirnya Jorgonho, dirigen pengatur serangan dari Napoli, ditambah kabar mendekatnya Aaron Ramsey dari Arsenal. Jika Ramsey jadi pindah ke klub tetangganya, praktis hanya tersisa satu tempat di posisi gelandang tim inti Chelsea.
Posisi itu agaknya bakal diisi N’Golo Kante, gelandang bertipe box-to-box yang mengemas total 913 perebutan kembali bola dalam tiga musim terakhir. Tidak ada gelandang lain di Liga Inggris yang menyumbang statistik bertahan sebesar itu di Liga Inggris.
Tak ayal, barisan pemain seperti Cesc Fabregas, Tiemoue Bakayoko, Ross Barkley, dan Victor Moses, masuk dalam barisan calon eksodus dari Chelsea. Di sisi lain, hadirnya Jorginho membuat klub London ini bakal lebih kreatif. The Blues kini memiliki sekaligus dua pengatur tempo dan serangan di tim, yaitu Jorginho dan Eden Hazard.
Setali tiga uang, atmosfer perubahan juga terlihat di Arsenal menyusul hadirnya manajer Unai Emery. Bersama mantan pelatih Paris Saint-Germain yang mengakhiri 22 tahun era Arsene Wenger itu, Arsenal terlihat optimistis menatap musim baru.
”The Gunners” tampil solid saat melumat PSG 5-1 di laga ICC sebelumnya. Seperti halnya Sarri, Emery juga menyukai taktik ofensif. Bedanya, Emery lebih hati-hati dan tidak melulu mengutamakan penguasaan bola.
Di bawah asuhan Emery, The Gunners tampil lebih mematikan saat bertahan, yaitu melalui serangan balik cepat, seperti ditunjukkan pada gol pertama pada laga kontra PSG. Rapuhnya pertahanan Arsenal memang menjadi salah satu fokus utama yang ingin dibenahi Emery.
Laga ICC lainnya akan menghadirkan duel Manchester United kontra Real Madrid. Ini akan menjadi laga pramusim pertama Real, juara Eropa. (AFP/JON)